Halo semuanya, aku mau minta maaf sebelumnya kalo chapter akhir ini nggak sesuai harapan, aku langsung memotong kejadianya 8 tahun kemudian, soalnya biar cepet seleaai juga hihihiiii... maap ya...
Moga nggak ngecewain Amien
Happy Reading ^^
=== Topeng ? ===
Diandra meminum secangkir kopi dihadapannya. Cewek itu tampak serius dengan beberapa map di depannya. Ditelitinya lagi semua berkas yang sekarang telah menemaninya beberapa tahun terakhir. Cewek itu menimbang-nimbang dan meyakinkan dirnya sendiri bahwa laporan dalam berkas itu tidak ada yang salah. Karena satu kesalahan dapat membuatnya kehilangan client.
"Permisi mbak, ini bil nya." Seorang pelayan meletakkan sebuah kertas pada meja Diandra. Cewek itu hanya mengangguk sembari menyerahkan uang 100 ribuan kepada pelayan itu.
"Baik, silahkan ditunggu kembaliannya." Ujar pelayan itu sopan. Diandra meletakkan cangkir kopinya, cewek itu mendongak untuk mencegah sang pelayan pergi.
"Eh tunggu, bisakah..." Saat itulah Diandra kehilangan kata-kata yang baru saja akan ia ucapkan ketika pelayan itu menoleh kearahnya.
Diandra memicingkan matanya. Agar fokusnya dapat menangkap sebuah gambar dihadapanya. Sebuah wajah yang dulu sangat dikenalinya.
"Ninda?" Hanya sebuah nama itu yang meluncur dari bibir Diandra.
"Dii." Raut keterkejutan itu juga tampak pada seorang pelayan yang masih memeluk nampan di dadanya.
"Kemana aja lo selama ini?" Ujar Diandra ketika keterkejutannya terurai.
Ninda gelagapan saat mata Diandra menatap matanya. "Maaf mbak, saya harus kembali berkerja. Permisi."
Dengan cepat. Dicekalnya pergelangan tangan Ninda, menahan agar cewek itu tidak melangkahkan kakinya lagi. "Gue mau ngobrol ama lo. Lo nggak sibuk kan?" Tanya Diandra mencoba agar Ninda tidak merasa ketakutan.
Ninda. Cewek itu sudah merasakan akibat dari perbuatannya. Ia telah merasakan bagaimana hidup dibalik jeruji penjara yang mengekangnya dari dunia luar selama hampir 5 tahun. Diandra tahu akan hal itu. Tapi dia tidak ingin mempermasalahkannya lagi. Sudah 8 tahun kejadian itu berlalu. Tidak ada gunanya untuk mengungkit masa lalu yang hanya akan menimbulkan goresan lama dari luka yang sempat mengering.
"Maaf, tapi saya sedang bekerja." Tolak Ninda halus.
Diandra mengerti. Tidak sepatutnya ia menganggu jam kerja seseorang. Tapi saat waktu mempertemukan mereka lagi. Rasanya semua kecanggungan dimasa lalu harus dituntaskan sekarang juga. Agar tiada lagi yang hidup dalam bayang-bayang masa lalu.
"10 menit. Gue mohon Ninda." Ucap Diandra.
"Tapi..."
"Biar gue yang urus kalo bos lo marah." Kata Diandra meyakinkan.
Ninda tidak dapat menolak ajakan itu. Cewek itu kini berdiri didepan meja Diandra dengan kepala menunduk. Mencoba agar dirinya bisa menjaga sopan santun pada setiap pelanggan yang datang.
"Hey. Duduk bareng gue. Jangan bersikap formal Nin. Kita temen." Kata Diandra santai. "Kemarilah Nin." Desak Diandra. Ninda mengangguk. Cewek itu melangkah mendekati Diandra dan duduk disampingnya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Diandra kepada orang yang dulu pernah disebutnya sebagai sahabat. Cewek itu sempat tertegun saat melihat Ninda mengenakan seragam pelayan restoran.
Setahunya. Orang tua Ninda adalah pengusaha yang cukup terkenal. Kehidpan Ninda tidak pernah bersentuhan dengan kata kekurangan. Tapi saat ini cewek itu berubah. Dari segi penampilannya. Dia seakan tidak lagi memperdulikan penampilannya. Tubuhnya agak kurusan dan rambutnya seakan tidak pernah terurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng ?
Teen Fictiontopeng, semua orang disekitarku mengenakannya, sahabat sahabatku, kakak kandungku, musuh musuhku, bahkan aku juga mengenakannya. Bilang aku pengecut, aku tak akan marah, karena memang aku tak mau semua orang ,mengenal diriku sebagai aku, lucu meman...