Si Perhatian

740 55 7
                                    

Flasback ON

Agitha berlari cukup kencang menuju ruang musik yang tampaknya latihan band mereka sudah selesai, ia tak mau kehilangan seseorang yang sudah ia tunggu sejak kemarin. Jika saja Agitha tak lupa membawa es teh untuk diberikan kepada Arven, mungkin Agitha tak akan berlari seperti ini.

Satu, dua kali tubuhnya berbenturan dengan murid lain, tetapi Agitha tidak memperdulikan itu semua karena tujuan nya adalah bertemu Arven dan jika sudah Arven alasan Agitha maka tak boleh siapapun menggagalkan rencananya.

Agitha berhenti mendadak ketika belum tepat sampai ruang musik itu, ia sudah bertemu dengan Arven. Arven menatapnya dengan bingung, tetapi sebisa mungkin Agitha menampilkan senyumannya meski terlihat lelah.

"Hai, Arven 'kan?" tanya Agitha seolah-olah tidak kenal Arven sebelumnya.

"Agitha, Ada apa?" balas Arven, datar.

"Eng ... Emm," Agitha kikuk sendiri dan baru sadar kalau tujuannya bertemu Arven untuk memberi es teh. "Ini gue bawain es teh, pasti lo capek kan abis latihan."

Arven tidak mengambil es teh dari Agitha, cowok itu malah memberikan es tehnya kepada Agitha lagi. "Lo aja yang minum, lo yang capek kan."

Lagi-lagi Agitha kikuk sendiri karena balasan dari Arven. "Iya sih, yaudah deh."

Ketika Agitha hendak minum es tehnya, tangan Arven langsung menahan Agitha agar tidak minum es teh tersebut. "Kalau abis lari jangan es teh, buang aja itu."

Agitha membulatkan matanya. "Di buang? kan gue mau minum."

Arven tak menjawab elakan dari Agitha, dengan cepat tangan Arven langsung mengambil segelas es teh tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Setelah itu, Arven menarik tangan Agitha menuju kantin.

"Gue beliin air putih," ucap Arven.

Sesampainya di kantin, Arven langsung memesan sebotol air putih yang tidak dan dingin dan memberikan botol itu kepada Agitha. Sontak karena Agitha kelelahan dan haus, ia langsung membuka tutup botol tersebut dan hendak meminumnya, tetapi Arven menahan tangan Agitha lagi.

"Duduk," titah Arven.

Agitha hanya manggut-manggut dan menuruti perintah Arven, jika bukan karena cinta dan sayang sama Arven, mungkin Agitha sudah kehilangan kesabaran.

"Ada apa?"

"Ada apa, kenapa?"

"Nyamperin gue."

"Ooh, gue sayang sama lo."

Agitha langsung menutup mulutnya karena terkejut sudah keceplosan mengutarakan perasaannya kepada Arven, ia pun langsung menunduk karen malu dan pipinya pun sudah merah seperti tomat.

"Gue juga."

Rasa terkejutnya belum selesai, Agitha langsung dikejutkan lagi oleh pernyataan dari Arven. "Hah gimana?"

"Gue ga mau pengulangan."

"Ja ... Jadi kita jadian?"

"Kamu ga mau?"

Yap, tiga kali Agitha dikejutkan oleh Arven kali ini. Bagaimana bisa Arven langsung mengubah panggilannya dengan aku-kamu padahal jadian pun belum sepenuhnya benar.

Namun Agitha yakin kesempatan hanya sekali, Agitha pun langsung memeluk Arven meski kantin cukup ramai, rasa senangnya begitu besar dan tidak menyangka Arven memiliki perasaan yang Agitha rasakan.

AGITHA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang