Rumah Yang Sama

442 40 14
                                    

"Ketika melupakanmu adalah cara yang salah, haruskah aku pulang lagi ke rumah yang sama?"

Agitha keluar dari rumahnya setelah mobil milik Ryan sampai di depan rumahnya. Malam ini ia dan Ryan sudah berjanji akan datang ke acara konser, setelah saat itu mereka gagal menonton konser musik. Meski, tiket dari konser kali ini dari Arven, ternyata Ryan tetap ingin datang ke sana. Agitha kira Ryan akan marah dan tak mau kesana, rupanya tidak. Sepertinya Ryan benar-benar sudah melepaskan Agitha dan tidak cemburu dengan Arven yang masih mendekati Agitha.

"Ga ada yang ketinggalan?" tanya Ryan, sebelum menyalakan mesin mobilnya.

"Sudah, paling jejak kaki gue ketinggalan." Agitha tertawa renyah.

"Garing lo, Git."

"Yee ... Ga bisa liat temen senang dikit lo, Yan."

"Hahaha, semoga kali ini ga mati lampu lagi, ya."

"Iya, kemarin gue udah senang-senang taunya mati lampu. Untung waktu itu kita bantuin ibu penjual seblak, jadi ada untungnya deh."

"Berarti lo ga jadi ambli bisnis dong?"

"Iya, Papa sama Mama udah percaya sama gue. Cuman katanya butuh dibimbing aja," jawab Agitha.

"Arven udah tau soal ini?"

"Belum sih. Soalnya biasanya dia duluan yang nanya, kalau dia ga nanya, ga gue kasih tau. Gue males, nanti dia ceramahin gue."

"Tapi kan artinya dia mau ngobrol sama lo."

"Ngobrol apaan? Ngobrol sama pacarnya kok cuman tentang kuliah sama kesehatan," ketus Agitha.

"Jadi masih pacar sama Arven?"

"Engga, Yan!"

"Tadi lo bilang gitu."

"Itu kan dulu. Kalau gue keceplosan dikit ya maapin, move on itu ternyata susah, semakin dilupain semakin keinget."

"Kan ga ada yang bilang suruh lupain."

"Terus apa?"

"Menerima, Git. Menerima kalau dia bukan pacar lo lagi, sekarang aja lo masih cemberut ngeliat Adel sama Arven berduaan."

"Huh, udah capek gue."

Ryan menoleh ke arah Agitha, lalu mengelus puncak kepala cewek itu. Agitha dengan bibir cemberutnya malah semakin membuat dia terlihat seperti anak kecil yang menggemaskan bagi Ryan.

"Senyum dong, Git."

"Ga bisa. Lo kira gue bintang iklan pepsodent?"

Ryan tertawa, lalu membiarkan Agitha bersandar di kaca mobil sembari melihat jalan raya di malam hari. Jika Agitha tak memilih dirinya setidaknya ia bisa membantu Agitha move on dari Arven.

Setelah mobil milik Ryan terpakir di halaman depan gedung konser, Agitha langsung turun dari mobil Ryan. Namun, kakinya mendadak lemas ketika melihat Arven sedang berjalan bersama Adel, tak hanya itu senyum manis Arven seraya membawakan barang-barang milik Adel membuat Agitha cemburu setengah mati.

"Udah ga usah dilihat, katanya mau move on." Ryan merangkul Agitha dari belakang.

"Kalau kayak gini terus, gimana gue bisa berhasil move on?"

"Atau lo sebenarnya ga perlu move on, lo perlu Arven ada lagi buat lo?"

"Hah? Apaan sih, kok lo jadi mikir gitu. Gue sama Arven udah mantan, cuman 0,1 persen gue bisa balikan sama dia."

AGITHA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang