Mas Kejutan

350 30 9
                                    

“Terkadang teman itu lebih romantis dari pada pacar.”

Sudah dua hari Agitha tak menghubungi Arven, apapun itu caranya. Artinya, sudah dua hari pula chat dari Arven tak terihat oleh Agitha, dan hari ini kebetulan Agitha bertemu dengan Arven di lorong sebelah.

Arven yang sudah melirik Agitha lebih dulu membuat Agitha tak bisa pergi begitu saja dari hadapan Arven. Hal itu, malah membuat Agitha menanyakan satu pertanyaan yang membuat Agitha penasaran sejak tadi.

"Kamu gak kangen waktu aku gak chat kamu dari kemarin?" tanya Agitha.

"Enggak, karena aku tau kamu lagi sibuk belajar buat ngurusin catering."

"Jadi, menurut kamu, gak masalah kalau aku ga chat kamu?"

"Iya, aku senang kamu udah berubah.

"Berubah?"

"Iya, berubah untuk mempelajari masa depan kamu."

"Aku gak terlalu fokus sama itu."

"Git, belajar buat masa depan itu adalah yang terpenting, sekarang kamu harus fokus jalanin usaha kamu, jangan sampai gagal di tengah jalan dan bikin Papa kamu kecewa."

"Iya-iya."

"Jangan sampai ceroboh lagi, cukup helm yang rusak, usaha catering Mama kamu jangan sampai rusak."

Agitha memutarkan bola matanya setelah mendengar ucapan Arven. Cowok itu selalu berkata panjang lebar ketika membahas urusan masa depan Agitha. Selain itu, Arven hanya diam seperti patung meskipun Agitha berbicara hal seseru apapun.

Usaha Agitha untuk menahan dirinya agar tak mengirim pesan kepada Arven ternyata sia-sia, Arven masih tak peduli dengannya walaupun mereka tak berkomunikasi selama dua hari.

"Aku ke kelas duluan," ucap Agitha sebelum Arven mengajaknya duduk sebentar di depan kelas.

Agitha melirik Arven yang hanya diam saja, lalu ia cepat-cepat meninggalkan Arven karena cowok itu tak akan mau mengobrol lama-lama dengannya.

Namun, setelah dipikir kembali, dari mana Arven mengetahui dirinya jika ia belajar mengurusi catering selama dua hari. Lalu, Agitha menoleh ke belakang tempat Arven duduk tadi.

Akan tetapi Arven sudah pergi lebih dulu. Ketika Agitha hendak mengejar Arven, tiba-tiba tangan Agitha ditahan oleh Alena.

"Git! Jangan dikejar, lo ngapain sih ngejar Arven mulu," seru Alena.

"Gue mau nanya kenapa dia bisa tau hal yang gue lakuin 2 hari kemarin, Le," balas Agitha.

"Ga boleh, lo harus inget rencana, Git!" teriak Agitha.

"Cuman sebentar, masa ga boleh?"

"Ga boleh, mau sebentar, mau satu hari, tetep ga boleh," jawab Agitha.

"Iya-iya sabar."

Akhirnya, Agitha hanya bisa menatap punggung Arven yang sudah berlalu dan menghilang dari pandangannya.

Di depan kelas, Agitha bertemu dengan Ryan yang sudah tersenyum ke arahnya. Ketika Agitha ingin masuk ke dalam kelas, Ryan malah menahannya untuk tidak masuk ke dalam.

"Yan, mulai deh jahilnya. Awas, gue mau masuk," ucap Agitha.

"Ga boleh, karena—"

"Kenapa, Yan?"

"Karena gue punya sesuatu."

"Udah jadi Mas Kejutan?"

"Hahaha, masa Mas Kejutan. Gue ngasih kejutan biar lo makin semangat aja."

AGITHA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang