Memories

551 49 35
                                    

“Melihat kamu yang semakin menjauh, seperti melihat kenangan indah yang sudah tak bisa aku miliki lagi.”

Selepas mandi, Agitha langsung memilih pakaian pas untuknya datang ke konser musik. Ya, malam ini, ia dan Ryan akan datang ke konser musik sesuai janji Ryan yang cowok itu berikan untuknya. Namun, mereka harus berangkat dari sore karena jarak yang cukup jauh.

Konser ini lumayan lama, sehingga Agitha lebih memilih baju santai dan nyaman untuk beberapa jam. Akhirnya Agitha memilih memakan crewneck berwarna putih yang di depannya terdapat gambar berbagai kucing. Agitha juga mempasangkan crewneck tersebut dengan celana denim, membuat warna outfit menjadi serasi.

Masalah penampilan memang Agitha sedikit perfeksionis dan mengutamakan kenyamanan dalam berpakaian. Apalagi jika sudah menyangkut make up, sebisa mungkin Agitha merias dirinya dengan natural. Hari ini saja Agitha hanya memang blush on, bedak, dan di lengkapi dengan lipstick merah muda yang sangat soft untuk dilihat. Alis matanya yang sudah sempurna dan bulu mata yang sudah lentik, membuat Agitha tak usah merias wajah terlalu lama.

Setelah 10 menit Agitha duduk di depan cermin, akhirnya Ryan meneleponnya.

"Halo, Git. Sudah siap?" tanya Ryan, setelah sambungab telepon diterima oleh Agitha.

"Sudah. Lo dimana?"

"Di depan rumah lo."

"Hah?"

Agitha langsung buru-buru memastikan keberadaan Ryan dari jendela kamarnya. Ternyata benar saja, Ryan sudah berapa di depan pagar rumah Agitha.

"Kebetulan gue suka nunggu ... apalagi nunggu cewek kaya lo."

"Apaan sih, Yan. Yaudah gue ke depan, tunggu bentar."

"Hahaha oke, santai."

Setelah mematikan sambungan telepon dengan Ryan, Agitha langsung keluar dari kamarnya. Di depan kamar Agitha ternyata sudah ada Agham dengan wajah yang akan menggodai atau mengejek Agitha.

"Cie ... Anak gaul banget adik Abang, malem-malem ke konser," goda Agham.

Agitha menatap kesal ke arah Agham. "Apaan sih, Abang. Githa juga pengen ngerasain dong senang-senang."

Agham tertawa lalu mengacak rambut Agitha. "Iya, kamu kan udah gede sekarang."

"Tuh tau, kenapa masih bilang Agitha kayak anak kecil?"

"Karena bagi Abang, kamu tetap malaikat kecil yang paling Abang sayang."

"Disayang tapi dijahilin terus," ketus Agitha.

Agham terkekeh, "Yaudah gih sana, Arven udah nungguin kamu, ya?"

"Bu ... Bukan Arven yang jemput aku. Dia Ryan, teman sekelasku."

"Bukan Arven?" Agham menyipitkan matanya ke arah Agitha.

"Tenang dia cuman teman!" teriak Agitha, lalu keluar dari rumah.

Agitha memang belum memberitahu kepada keluargnya jika ia dengan Arven sudah putus. Alasannya karena Agitha tak ingin mereka shock karena hubungannya dengan Arven. Apalagi Dion, Papa Agitha yang selalu mengandalkan Arven untuk mengecek kesehatannya dan juga Liana yang super dekat dengan Arven bahkan seperti anak sendiri katanya.

Agitha takut jika mereka kecewa, maka dari itu sebisa mungkin Agitha tak membicarakan Arven. Namun, kedatangan Ryan terus-terusan di rumahnya membuat Agham menatap aneh ke arahnya.

"Katanya sudah siap, tapi rambut lo masih berantakan," ucap Ryan, ketika Agitha masuk ke dalam mobilnya.

Agitha melihat dirinya di pantulan layar ponsel dan benar saja kini rambutnya seperti tak tersisir.

AGITHA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang