Cinta Tanpa Sepatah Kata

657 50 3
                                    

Hari ini Agitha begitu semangat ketika jam pulang sekolah sudah tiba. Seperti yang sudah Agitha impikan kemarin, hari ini ia akan meminta Arven agar pulang sekolah bersama.

Bukan tanpa sebab Agitha memaksa Arven untuk pulang bersama dengannya, tetapi kesibukan Arven dengan band nya atau eskul musiknya membuat Agitha kehilangan waktu bersama.

Kadang hari libur seperti hari sabtu dan minggu saja, Agitha jarang sekali bertemu Arven. Arven lebih sering menghabiskan waktu akhir pekan dengan mengerjakan tugas sekolah, karena selama senin sampai jum'at cowok itu super sibuk.

Agitha berjalan menuju kelas Arven, seperti biasa ia selalu lebih dulu mengejar Arven. Sesampainya di kelas Arven yang sudah sepi, Agitha langsung saja memasuki kelas tersebut.

"Hai, jadi pulang bareng 'kan?" sapa Agitha, seraya membantu memasukkan buku-buku milik Arven.

"Kalau mau nunggu, aku harus check sound beberapa mick besok ada seleksi masuk junior band, " jawab Arven.

"Aku nunggu deh, boleh kan?"

"Iya."

Setelah itu Arven menggendong tasnya, dan mengenggam tangan Agitha selama perjalanan menelusuri koridor sekolah.

Arven membukakan pintu ruang musik tersebut, lalu menyuruh Agitha masuk ke dalam ruang musik terlebih dahulu. Tak berhenti di situ saja, Arven juga mengambil bangku plastik yang tersedia di sudut ruangan lalu memberikan kepada Agitha.

"Duduk," titah Arven.

Agitha tersenyum, lalu menduduki bangku tersebut.

"Siang makan apa?" tanya Arven.

Agitha mengerutkan keningnya. "Nasi di Warteg sebelah, kamu?"

"Oh."

Agitha mengelus dadanya, sabar karena tanggapan Arven begitu datar dan kadang tak menjawab pertanyaan  dari Agitha. Namun, kesabaran Agitha masih penuh, setidaknya Arven masih peduli tentangnya.

"Jangan keras-keras ya, Ar. Aku suka pening kalau dengar suara mick berdengung," ucap Agitha.

Arven tak mengeluarkan sepatah katapun, cowok itu malah mengambil earphone dari sakunya dan mencolokkan earphone tersebut kedalam ponsel Agitha lalu memasangkan ke telinga Agitha.

"Selesai," ucap Arven lalu pergi begitu saja menghampiri mick yang berada di meja.

Entah Arven tau atau tidak, tapi sekarang hati Agitha begitu berbunga-bunga, rasa cintanya kepada Arven semakin besar. Arven memang sedikit berbicara tapi perilaku Arven kepadanya sudah lebih dari apapun.

Seperti biasa jika Agitha ingin pulang sekolah bersama Arven, ia harus menunggu Arven di ruang musik seraya menatap Arven dan memerhatikan gerak-gerik cowok itu untuk menghilangkan rasa bosan.

Agitha hanya disuruh duduk saja tanpa harus membantu Arven, kata Arven di ruang musik banyak kabel dan sifat Agitha yang ceroboh dan sembrono membuat Arven takut jika Agitha megacaukan semuanya.

Melihat Arven yang begitu serius dan fokus memeriksa satu per satu mick membuat cowok itu mengeluarkan keringat di dahinya. Sebenarnya Agitha ingin sekali menghampiri Arven, tetapi prinsip berpacaran sama Arven adalah jika Arven bilang "A" maka Agitha pun harus "A" ia tak boleh menolak jika tak punya alasan yang kuat.

Karena bosan, Agitha membuka aplikasi Youtube dan menonton konten tentang makanan yang enak dan menggiurkan, Agitha memang selalu bermimpi agar ia bisa makan semuanya dan semaunya, tetapi itu seakan-akan nihil.

Alasan Agitha tidak boleh makan sembarangan adalah karena Agitha tak bisa menjaga badannya. Liana, Mama Agitha menginginkan Agitha memiliki tubuh ideal dan sehat.

AGITHA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang