Tes Musik

422 42 7
                                    

“Nada-nada indah yang terlihat biasa, sebenarnya itu adalah cara seseorang mengutarakan rasanya.”

Pelajaran seni budaya kali ini tentang seni musik yang dijelaskan oleh Bu Andin guru seni yang sangat perfeksionis dalam memilih nada. Setelah Bu Andin menjelaskan beberapa materi tentang seni musik, guru itu memberikan tugas untuk semua murid kelas XII IPS 4 untuk memainkan salah satu alat musik, yaitu gitar.

Bu Andin menyuruh semua muridnya menuju ruang musik, setelah itu ia memberikan waktu 10 menit untuk berlatih minimal menyanyikan lagu selama 5 menit. Dengan tegas dan tulennya, Bu Andin akan memarahi siapapun yang tak serius dalam tugas ini.

Ketika semua temannya mulai memilih lagu yang pas, Agitha malah duduk di pojok ruangan sembari memegangi gitarnya. Agitha tak mengerti apapun tentang musik, bahkan saat Arven mengajarinya bermain gitar, Agitha tak kunjung bisa. Lalu, sekarang, ia mendapat tugas untuk memainkan gitar dari Bu Andin dan itu membuat Agitha pasrah seketika.

"Git, lo pilih lagu apa?" tanya Alena, seraya berjalan menghampiri Agitha.

"Belum tau dan ga tau."

Alena terkekeh, "Ketus banget muka lo, gimana kalau minta Ryan ajarin lo aja?"

Agitha melirik Ryan yang tak jauh dari tempat duduknya, cowok itu sudah masuk ke dalam dunianya dengan memainkan lagu Girls Like you dari Maroon 5. Ternyata Ryan juga memiliki suara yang begitu merdu.

"Ah, gue kan masih belum jawab cinta dia. Gue ga mau," jawab Agitha.

"Demi nilai, Git. 3 menit lagi dites, tapi lo belum nemu mau main lagu apa."

"Pasrah aja deh gue. Otak gue kalau disuruh kaya ginian mentok."

Alena menghela nafas, pasrah. "Buruan, Git. Makanya Lo minta ajarin sama Ryan."

"Ga mau ah, malu tau. Semenjak hari itu kan gue belum ngobrol lagi sama dia," elak Agitha.

"Tapi ini urgent Agitha."

"Gue tau, tapi tingkat kegengsian gue tuh lebih tinggi daripada nilai tes."

"Oke, gimana kalau gue aja yang bilang ke Ryan?"

"Ga mau."

"Kenapa?"

"Ya ga mau aja, gue ..."

Ucapan Agitha terhenti ketika seseorang bertubuh tinggi berdiri tepat di samping Agitha. Sontak Agitha langsung menoleh ke atas dan mengetahui jika Ryan ada di sampingnya sekarang.

"Eh, Yan. Kenapa?" tanya Agitha, kikuk.

"Nama lo udah dipanggil sama Bu Andin, sesuai urutan absen," jawab Ryan.

"Hah? Kok gitu, mati deh gue!" seru Agitha seraya membawa gitar nya menuju Bu Andin.

Ryan menatap heran ke arah Agitha. "Githa kenapa, Le?"

"Dia ga bisa main gitar, apalagi sambil nyanyi."

"Lo serius?"

"Iya, lo tadi ga lihat ekspresi mukanya kaget gitu?"

Tanpa menunggu aba-aba, Ryan langsung berlari menghampiri Agitha yang sudah praktek di depan Bu Andin. Terlambat sudah, Ryan tak bisa menolong Agitha, kini dirinya hanya bisa melihat Agitha yang akan dimarahi oleh Bu Andin akibat nada yang Agitha buat tidak enak didengar.

"Kamu gagal, ibu kasih 5 menit untuk latihan lagi. Tapi, kalau masih jelek, maka nilai tes kamu akan nol," ucap Bu Andin.

Agitha membulatkan matanya. "Hah? Kok gitu, bu? Saya coba sekali lagi bu, saya tadi grogi makanya jelek."

AGITHA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang