Tunjukkanlah Perhatianmu

334 36 2
                                    

"Hubungan kita memang sudah lama, namun perhatianmu layaknya kita belum mengenali satu sama lain."

Ryan membantu Agitha membawa nampan berisikan ayam taliwang buatanya cewek itu. Lalu, tangan kanannya mendorong kursi dari kolong meja yang akan Agitha duduki. Setelah itu, barulah Ryan menaruh nampan tersebut dan mengambilkan sepotong paha ayam untuk Agitha dan sepotong paha ayam satu lagi untuknya.

Malam ini, Agitha dan Ryan seperti dinner layaknya seorang pacar, bukan teman. Suasan kafe yang terkesan romantis nan anggun itu melengkapi kisah dinner mereka, meskipun Agitha berpenampilan memakai seragam sekolah yang dibalut oleh sweater milik Ryan yang Agitha pinjam barusan.

Sayangya kafe ini tak menyediakan private dinner, sehingga mereka berdua tak bisa makan bersama secara privasi.

Ryan melirik tangan Agitha yang kesulitan memotong ayam akibat tangan Agitha sudah terlalu lelah memasak selama satu jam. Sontak, Ryan langsung memegang tangan Agitha dan melepaskan tangan cewek itu dari pisaunya.

"Biar gue yang potongin, nanti lo tinggal makan aja," ucap Ryan, di akhiri senyumannya.

"Thank you, Yan."

Agitha sedikit terkejut ketika ia lebih diperhatikan oleh Ryan di banding Arven. Jika Arven yang di depannya, mungkin Arven akan mencoba Agitha untuk mandiri. Namun, Ryan berbeda, cowok itu lagi-lagi memprioritaskan Agitha.

Agitha memang tak mau sesering itu membandingkan Ryan dengan Arven, tetapi perbedaan mereka sangat jelas, membuat Agitha secara tak sadar langsung membandingkan mereka.

"Nih udah gue potong-potong, sekarang buka mulut lo, aaaa," ucap Ryan, seraya menyodorkan sendok ke arah Agitha.

Agitha ikut membuka mulutnya dan makanan itu masuk ke dalam mulutnya. "Enak banget, gue bangga sama masakan gue."

"Oke sekarang gue yang coba," ucap Ryan.

"Eits tunggu." Agitha menahan tangan Ryan yang hendak makan ayam tersebut.

"Gue mau nyuapin lo, gantian dong tadi kan lo udah suapin gue," ucap Agitha, seraya mengambil sendok milik Ryan.

"Oke oke."

Setelah Ryan membuka mulutnya, barulah Agitha menyuapi makanannya kepada Ryan.

"Enak?" tanya Agitha.

"Banget! Lo jago banget, Git," seru Ryan seraya tersenyum bangga ke arah Agitha.

"Udah siap manggil gue Chef Agitha?"

"Siap banget, gue akan umumin semua orang kalau lo buka restoran atau usaha kuliner apapun itu," ucap Ryan.

"Terima kasih, Yan. Gue senang kenal lo," balas Agitha.

Ryan tersenyum seraya mengelus puncak kepala Agitha. Ryan mampu membuat Agitha senang detik itu juga, Ryan mampu membuat Agitha terbang tanpa takut untuk dijatuhi lagi.

"Coba lo masak buat Papa atau Mama lo, gue yakin mereka pasti akan suka," ucap Ryan.

"Gue ada ide kaya gitu sih, cuman gue takut."

"Jangan takut, Git. Gue aja senang nyobain makanan lo, pasti orang tua lo juga senang."

"Nanti gue coba ya, semoga mereka bisa se-happy lo," ucap Agitha seraya memakan ayam taliwang itu untuk kesekian kalinya.

Lagi-lagi Ryan tersenyum hangat ke arah Agitha, lalu tiba-tiba tangan Ryan mengarah ke arah bibir Agitha. Alhasil, Agitha kembali merasakan detak jantung yang tak karuan akibat perilaku dari cowok itu.

AGITHA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang