2.

1.3K 98 6
                                    

Di pagi yang cerah,, hinata menguap beberapa kali setelah ia keluar dari kamarnya "adeh, Tidak sarapan" gerutu hinata

Brak!
"Kyaaaaa!!!" hinata membuka pintu dengan kasar dan berkata "gomen ne menakutimu nonna" ucap hinata melihat seorang gadis tanpa balutan sedikit pun
"Hoi menma-kun, kau terlambat membuatkan sarapan untukku" ucap hinata
"Ehmm ya sebentar.. Sebentar saja hinata, aku lelah"
Hinata menghela nafas dan ia pun pergi
Gadis bersama menma bengong melihat hinata yang keluar dari kamar menma "dia gila apa" ucap nya
"Gomen ne sayang, dia sedikit aneh orangnya tapi dia orang berguna kok"
"Eh"
"Ayok kita lanjutkan lagi sayang"
"Eh coto mate" ucapnya

Sedangkan itu hinata bergegas keluar dari rumahnya menuju supermaket
"Aduh, malasnya keluar, kalau bukan karena datang bulan, mana sudi aku  keluar" ucap hinata
"Mana lapar lagi, sialan menma-kun, bikin emosi aja jadinya pagi gini ughh, sudahlah cari sesuatu aja untuk ganjelin perut"
Hinata tiba di supermaket yang tidak jauh dari rumahnya namun ia melihat anak kecil di depan supermaket
"Eh, anak siapa sih nih di tinggalin begitu saja" hinata menoleh ke kanan kiri"mana tidak ada orang lagi"
Hinata pun mendekati anak kecil itu dan ia sesuaikan posisi tinggi anak.kecil itu"adik kecil, kau nyasar?"

Anak itu menoleh dan hinata kaget"mate mate,,, seperti nya aku kenal ini anak tapi dimana ya"batin hinata berpikir
"Mama"
"Eh, dia panggil aku mama" gumam hinata
"Mama.. Mama.. Ken kangen mama" anak itu memeluk hinata dan hinata yang kaget dengan perlakukan anak itu dan ia berusaha mendorong kecil anak itu namun anak itu tetap ingin memeluk hinata"anu.. Aku bukan mamamu adek.kecil"
"Gila!! Aku saja belum punya pacar, malah anak ini sudah memanggilku mama, tapi anak ini kasian juga sih" batin hinata
"Adik kecil, kau mau premen, nee-san punya lolipop" ucap hinata
Anak itu senang dan hinata tersenyum lalu mengelus rambut anak itu"ya ampun rambutnya halus sekali"ucap hinata

Drap...

Drap...

Drap..
"Tuan ken tuan ken"
"Oba-san" anak itu berlari ke seorang perempuan dengan pakaian kimono
"Tuan ken, maafkan bibi meninggalkan mu nak"
"Bibi, aku bertemu Mama" ucap nya
"Apa"
Anak bernama ken berlari menghampiri hinata "ini mama oba-san"
"Astaga, dia bukan mama tuan ken, anu nonna maaf ya perlakukan tuan kami"
"Tidak.. Tidak kok" ucap hinata
"Eh mate, dia bilang tuan, jangan-jangan dia anak orang kaya" batin hinata
"Ayok tuan ken, kita pulang, tuan besar pasti mencarimu" ucapnya mengendong ken
"Tidak.. Aku mau mama pokoknya mama" ken berusaha turun dari gendongan bibi itu namun bibi itu berusaha tidak melepaskan ken
"Kalau gitu saya permisi dulu nonna" ucapnya
"Ah ya"
"Mama.. Mama.. Mama" ken terus manggil hinata mama
Dan hinata hanya bisa melihatnya hingga menghilang
"Kasian juga anak itu, Walaupun dia orang kaya kayaknya dia kehilangan ibunya, sampai aku dibilang mama lagi, astaga" ucap hinata
"Ya ampun aku hampir lupa kesini ngpin" sambung hinata masuk ke dalam supermaket

Skip..
Hinata yang selesai belanja dan ia menyerahkan ke kasir
"Ohayo hinata-chan"
"Hm ohayo ba-san"

Perkenalkan dia adalah anko, pemilik supermaket, yang tinggal bersama anaknya dan statusnya janda yang sudah umur 30 tahun
"Ehh kenapa kamu terus memanggilku ba-san sih, aku kan belum tua hinata-chan, panggil anko-san ya"
"Ha'i Ha'i, berapa semuanya?"
"Semuanya 99.999"
Hinata meroboh sakunya lalu memberikan selembar uang ke anko
"Kau masih tinggal sama menma, hinata-chan?"
"Hm"
"Aduh, apa kamu tidak takut hinata-chan, dia laki-laki kamu perempuan hinata-chan"
"Tidak masalah anko-san, menma-kun tidak mungkin melakukan aneh-aneh denganku, aku kenal betul dengannya Walaupun anak itu suka bawa perempuan sih"
"Dasar, tapi setidaknya kamu hati-hati hinata-chan kamu sudah besar"
"Ha'i Ha'i terimakasih sudah khwtr denganku anko-san"
"Ya sama-sama tapi ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar hinata-chan, kalau belum mau dengan anak ku"
"Maaf anko-san aku pergi dulu"
"Hei hinata-chan" namun hinata sudah pergi

Watashi.... (SasuHina) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang