48. Ditahan

3.8K 276 16
                                    

"Aduh kok kamu nggak ngerti sih!? Aku serius Trevor sayang." Nada manja yang terdengar dari balik telepon membuat Trevor naik darah. Sekali lagi pria itu mencoba agar menahan emosi.

"Arini, ingatlah kau ini istriku. Apa karena perjanjian yang dibuat oleh Ibuku? Bukankah kau tahu kalau aku tak akan pernah menceraikanmu?" balas Trevor. Jujur dia sangat gugup sekaligus cemas sekarang.

"Tapi tetap saja kau akan menceraikanku setelah empat tahun dan aku tak mau hidup sendirian jadi sebelum kejadian itu terjadi, aku harus membiasakan diri untuk menerima bahwa kau tak akan bisa menyelamatkan pernikahan kita," sahut Arini enteng.

Brakk!!

"Cukup Arini, kau sudah membuatku kesabaranku habis! Aku tidak akan gegabah dalam memutuskan sesuatu lagi, jadi aku minta putuskan pacarmu!"

"Oh tidak bisa, aku cuma menginginkan satu hal dan itu adalah perceraian. Terserah kau suka atau tidak tapi cuma itu satu-satunya pilihan yang ada! Aku muak bersamamu!" Telepon ditutup secara sepihak dari Arini yang membuat Trevor diam dan jatuh terduduk ke sofa.

Pria itu hanya ingin berbicara baik-baik tapi dia tak menduga kalau begini kejadiannya. Apa yang membuat Arini berubah seperti itu? Apa sewaktu di bandara Arini bertemu dengan Ibunya?

Namun tampaknya sangat tidak mungkin. Rencana ini hanya diketahui oleh tiga orang saja yakni Trevor, Arini dan Ayahnya. Mustahil Ayah Trevor akan bicara pada istrinya sebab pria itu sendiri yang memberikan bantuan.

Trevor juga mengenal sekali Ayahnya yang sudah membesarkan dia selama ini. Dia mungkin sangat mencintai istrinya tapi jangankan mendukung, Ayah Trevor tidak akan membiarkan rencana sang istri berjalan ketika wanita itu memiliki niat jahat.

Pikiran Trevor tak menjadi tenang dan hal itu membuatnya mengambil langsung kunci mobil untuk pergi ke rumah orang tuanya. Perjalanan membutuhkan waktu 15 menit dikarenakan Trevor menambah kecepatan sedikit.

Dia harus mendapatkan jawaban sekali pun harus memaksa. Begitu sampai di kediaman Pradipta Trevor melangkah masuk setelah memarkirkan mobil di depan halaman rumah.

Kebetulan pintu gerbang rumah terbuka lebar jadi pria itu tak kesulitan. "Tuan Trevor," ucap Rery. Si tangan kanan Hana cukup terkejut melihat kedatangan anak dari sang bos.

Tiada salam dan Trevor berjalan masuk. Barulah ketika melihat tak ada siapa pun di ruang tamh, dia bertanya. "Ke mana Ayah dan Ibuku?"

"Mereka ada di kamar Tuan," jawab Rery segera.

Buru-buru Trevor beranjak menuju kamar Ayah dan Ibunya. Emosinya jadi memuncak saat mengingat perkataan Arini di telepon dari tadi dan kesabarannya mulai menipis.

Langkah kaki Trevor begitu tegas ketika berada di lantai dua. Ekspresi kemarahan tercetak jelas dan langsung mengetuk pintu kamar utama. Tiba-tiba pintu terbuka memperlihatkan mimik muka Hana sedih.

"Sayang kau salah paham, aku tidak selingkuh!" seru Ayah Trevor kepada Hana. Namun wanita paruh baya itu tak percaya dengan melangkah pergi.

"Jelas-jelas dari tadi aku mendengar suara wanita menangis, kau apakan wanita itu hah?!" hardik Hana marah.

"Itu bukan seperti yang Ibu pikirkan, dia dan Ayah tak punya hubungan apa-apa!" balas pria itu seraya mendekat pada si istri.

"Kalau begitu siapa wanita itu?" Lantas Ayah Trevor diam di hadapan istrinya, berulang kali dia membuat suara bergumam sedang air mukanya panik.

"Ayah selingkuh!" putus Hana sendiri.

"Tidak!" sahut Ayah Trevor tegas.

"Lalu kenapa gelisah begitu? Kalau tidak ada hubungan kenapa sangat susah bilang namanya?!" Hana menggerakan kaki menjauh dari Ayah Trevor namun sebelum sempat mengejar Trevor menarik Ayahnya meminta perhatian.

"Ada apa ini? Ayah selingkuh dari Ibu?!" Ayah Trevor menggelengkan kepala.

"Lalu kenapa Ibu mendengar suara perempuan menangis di telepon Ayah?" tanya Trevor mengintimidasi. Ayah Trevor lalu menarik Trevor ke tempat di mana mereka berdua bisa bebicara empat mata kemudian menjelaskan apa yang terjadi.

"Ibumu salah paham sebenarnya yang menelepon dari tadi adalah Arini. Dia terdengar menangis dan menginginkan bantuan tapi tiba-tiba saja Ibu datang dan mengambil ponsel Ayah," tutur Ayah Trevor panjang lebar.

"Terus mengapa tak bilang sama Ibu kalau Arini yang menelepon?"

"Kalau aku bilang, dia makin salah paham lagi. Ibumu pasti mikir Ayah selingkuh sama Arini," alasan Ayah Trevor masuk akal juga. Apa lagi hubungan Arini dan Hana memang tak baik.

"Arini bicara apa sama Ayah dari tadi?" tanya Trevor penasaran.

"Dia minta Ayah hubungin kamu tapi suaranya putus pas mau bilang alasannya." Ayah Trevor menoleh pada Trevor yang membuat ekspresi bingung dan lalu melemparkan sebuah pertanyaan.

"Apa kalian bertengkar?" Trevor menggeleng dengan cepat.

"Tapi dari tadi Arini bersikap aneh saat meneleponku. Dia mau kita cerai dengan alasan yang tak masuk akal." Pria itu menghembuskan napas panjang.

"Nak sebaiknya kau temui saja Arini di Amerika. Kalian harus perjelas semua kesalahpahaman jangan sampai membuat kalian berdua bertengkar lebih lama," gagas Ayah Trevor.

"Baiklah, aku akan segera ke Amerika. Apa Ayah tidak apa-apa aku tinggalkan sendiri?"

"Ya, pergi saja. Kau harus menyelamatkan pernikahanmu." Trevor pun bergegas pergi meninggalkan kediaman tak lupa dia membeli tiket pesawat secara daring setelah mengambil paspor di rumah.

Trevor yang tak mau membuang waktu segera menuju bandara tanpa mengisi koper atau yang lain. Dia ingin menyelesaikan masalahnnya dan berharap Arini tak menghancurkan kehidupan pernikahan mereka.

Sekarang dia sudah berada di dalam bandara. Cukup memberikan tiket dan memperlihatkan paspor pria itu akan langsung ke Amerika tepat waktu. Dalam kesibukannya, sebuah panggilan masuk dan yang menelepon adalah sekretarisnya.

Mula Trevor tak berniat mengangkat panggilan tersebut. Pernikahannya jauh lebih penting ketimbang perusahaan jadi dia memilih untuk bersikap abai.

Akan tetapi ponselnya terus berbunyi sampai-sampai pembicaraan bersama pramugari jadi terganggu. Akhirnya Trevor yang juga tidak tahan akan dering ponselnya segera mengangkat panggilan dari si sekretaris.

"Halo," ketus Trevor muak.

"Halo Tuan, anda kenapa baru mengangkat telepon?" tanya sekretaris dari balik telepon.

"Aku sedang ada urusan. Ada apa?"

"Tuan, cepatlah kemari tiba-tiba saja ada berita hoax tentang perusahaan kita dan para investor secara mendadak menarik kerja sama dengan kita!" Kabar yang dibawa oleh si sekretaris menyebabkan Trevor terkejut bukan main.

Setahu Trevor dia meninggalkan perusahaan tanpa ada sesuatu masalah. Kenapa harus di hari itu terjadi suatu persoalan rumit saat Trevor berusaha menyelamatkan pernikahannya?

Rasanya seperti dia dikekang oleh sesuatu dan tidak memperbolehkan dirinya untuk bertemu dengan Arini.

❤❤❤❤

See you in the next part!! Bye!!

Madu (PINDAH DI INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang