Di malam yang tenang, Arini duduk dekat jendela sambil menatap bintang kerlap kerlip, pikirannya melambung tinggi mengingat begitu banyak sekali kejadian dalam waktu lima tahun.
Semenjak bertemu Trevor, Iva, Kevin dan Prima juga Silva mau pun kedua mertua hidupnya berwarna. Kadang cerah, abu-abu lalu gelap seperti sekarang. Entah sampai kapan dia kembali bisa merasakan kebahagiaan.
Suara pintu diketuk meniup lamunan Arini dan menyahut. "Siapa?"
"Ini aku Philip," jawab Philip singkat. Lantas pintu dibuka dan pria itu masuk.
"Ada apa?" tanya Arini tanpa basa-basi.
"Aku sebenarnya ingin melihat keadaan Aileen tapi dia sudah terlelap." Sengihan Philip tak membuat wanita itu langsung percaya.
"Wajar ini sudah jam 10 malam, Aileen biasanya tidur jam tujuh atau delapan seharusnya kau tahu itu." Pandangan menyelidik dari Arini menyebabkan anak buah kepercayaannya tersebut jadi gugup.
Akhirnya dia tertawa hambar sebab kebohongan sudah tercium oleh atasan. "Ayo katakan yang jujur, kau ke sini ada apa? Bukannya soal pekerjaan mau pun ke pesta sudah kita bicarakan sore tadi," pinta Arini.
"Aku cuma kepikiran sama kamu saja. Apa kau masih mengingat pria brengsek yang menyakitimu?" Philip memastikan.
Arini membelalakan mata sebentar saat memandang kawannya itu. Meski lambat, dia lalu membenarkan. "Arini, kita ini teman kau bisa memberitahuku tentang masalahmu."
"Maaf Philip, aku rasa masalahku ini bukan hal yang pantas dibicarakan," balas Arini.
"Jangan tak enak hati, akan lebih baik kalau kau mengeluarkan segalanya," Philip menasehati.
"Tapi Philip ini tentang perasaan, aku takut jika-"
"Jika kau menyakiti perasaanku?" potong Philip dan dibalas anggukan pelan oleh lawan bicaranya. Pria berdarah Amerika itu menghembuskan napas panjang.
Dia lalu menepuk kedua pundak Arini yang membuatnya menyita perhatian dari Ibu kandung Aileen.
"Arini tidak apa-apa, aku cuma mau meringankan bebanmu saja." Sejenak Arini terdiam.
Wanita yang memiliki rambut panjang bergelombang tersebut kemudian menatap kepada Philip begitu mengeluarkan napas panjang. "Bisakah kita bicara di tempat lain?"
❤❤❤❤
Trevor baru saja menyelesaikan bertukar pesan dari seseorang yang akan ditemuinya besok. Mungkin setelah itu dia akhirnya bisa mendapat bukti.
Semoga juga Trevor bisa menjemput Arini dari Amerika. Layar ponsel kemudian menampilkan foto Aileen yang baru diambilnya siang tadi. Entah kenapa ketika Ben memberi komentar tentang foto gadis kecil itu dia merasa memiliki ikatan batin.
Tapi di satu sisi Trevor berpikir kalau dia adalah orang gila yang menyimpan foto anak orang asing untuk dijadikan wallpaper.
Matanya lantas terpaku pada jam di layar ponsel dan sudah saatnya tidur sebab tak ada lagi aktivitas. Dia lalu berdiri hendak menuju lift. Baru saja berbalik, dirinya mendapati sosok Philip keluar dari lift.
Dia tak sendiri. Ada seorang wanita bersamanya. Pada mulanya Trevor tak bisa memperhatikan baik, barulah ketika punggung Philip tak menghalang penglihatannya.
Matanya membulat sempurna saat menemukan seorang wanita yang amat dikenal. Penampilannya terlihat lebih dewasa sekarang.
Rambut yang awalnya lurus panjang kini menjadi bergelombang berwarna pirang coklat. Tubuh dari wanita itu sedikit berisi kini langsing termasuk pipi menjadi tirus. Tapi Arini tetaplah Arini.
Dia masih orang yang dicintai Trevor sepenuh hati. Air mata haru menetes tanpa sadar, pria itu senang bukan main bisa melihat sang istri masih sehat kendati cuma bisa menatap dari kejauhan.
Trevor lalu melihat pada Philip, diw sedang berbicara. Mereka sama-sama tersenyum seraya melangkah keluar dan terlihat akrab sekali. Dirinya pun teringat akan ucapan Aileen jika Ibunya selalu bersedih bersamaan dengan perasaan Philip kepada Arini.
Tinggal menunggu lamarannya agar diterima. Hati Trevor mendadak resah. Philip adalah pria baik walau sepintas lalu mereka berkenalan, dia juga sangat baik kepada Aileen wajar gadis kecil itu menyukainya.
Sudah jelas Aileen itu adalah anaknya dan Arini tapi sejak kapan istrinya mengandung? Kenapa tak memberitahu sejak awal? Trevor ingin sekali bertanya atau pun meluahkan rasa rindu yang mendalam tapi dia menahan semua perasaan tersebut.
Ia harus menyelesaikan dulu permasalahan dengan Ibunya baru kemudian Arini. Pada akhirnya Trevor cuma bisa melihat kepergian mereka dengan sorot mata sedih.
Hanya untuk sekali ini saja pria itu membiarkan sang istri bersama dengan pria lain untuk pertemuan selanjutnya, dia tak akan melepaskan Arini lagi.
❤❤❤❤
Sampai di kolam renang Arini beserta Philip memilih tempat duduk untuk berbicara empat mata. Setelah memantapkan hati, wanita itu memusatkan perhatian kepada Philip.
"Philip, Rosa memberiku sebuah hadiah saat acara kelulusan dan bagiku itu adalah hadiah yang paling membuatku bahagia ... tentang suamiku," cerita Arini. Ditelitinya baik-baik raut wajah Philip yang masih tenang.
Kemudian menyambung. "Dalam empat tahun terakhir, dia meminta salah satu temannya untuk mengikuti kegiatan suamiku tapi Trevor tidak ke pengadilan bahkan mencoba untuk menghubungiku ... aku kurang yakin dengan itu tapi firasatku mengatakan kalau aku dan dia belum bercerai Philip ...."
"Aku bahagia sekaligus bingung dengan fakta yang aku dapat dan aku putuskan setelah ini aku bersama Aileen akan pulang ke Indonesia. Aku ingin mendengar apa yang dia katakan dan mungkin kami bisa menjalani hidup seperti dulu lagi." Suara Arini berubah lirih di akhir kalimat. Dia masih dipenuhi kekalutan dengan pikiran jika Trevor mungkin telah berubah.
"Kau sangat mencintai suamimu," gumam Philip ikut bernada pelan. Senyuman pahit dilukiskan bibir pria berwajah bule itu tatkala dipandang oleh Arini, wanita yang telah membuatnya jatuh hati.
"It's okay I can understand your feelings because I feel the same way and even though this means I don't have a chance but I would be happier if you were happy ... I will stay by your side and support you whatever your decision." Mata pria itu mulai berkaca-kaca, napasnya terasa sesak tapi Philip mencoba untuk melanjutkan perkataannya.
"I love you Arini," ungkap Philip tulus. Akhir percakapan Arini mengucapkan terima kasih dan memeluk Philip. Lega bisa menceritakan sesuatu pada seseorang yang dapat dipercaya.
❤❤❤❤
See you in the next part!! Bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Madu (PINDAH DI INNOVEL)
RomanceArini Mahanipuna, seorang gadis belia yang cerdas bertemu dengan Trevor Pradipta, Presdir pemilik pabrik cengkeh terbesar se Asia. Tidak menunggu lama, sang presdir menyukai Arini dan memperistrinya. Sungguh tak bisa diduga begitu Arini di bawa ke...