Berita mengenai pernikahan antara Trevor dan Arini sudah meluas dan tak bisa dibendung lagi bahkan jika rekam jejaknya terhapus di media sosial tampaknya tak akan berhasil mengatasi persoalan dari para netizen yang selalu membicarakan kabar tersebut.
"Eh kau tahu tidak Ayah tirinya Prima menikah lagi sama seorang wanita muda,"
"Oh Trevor Pradipta, aduh tampan kok kelakuannya enggak ada akhlak. Apa karena Ibunya Prima itu lebih tua jadi dia cari yang muda?"
"Kayanya iya sih tapi dengar-dengar juga kalau Ibunya Prima itu melakukan penipuan supaya bisa nikah sama Trevor. Aku rasa ini karma untuk dia."
"Tetap saja perselingkuhan itu tak benar!" Prima yang mendengarnya dari jauh memasang wajah datar tanpa ada niatan sekali pun untuk membela.
Toh Prima tidak sama sekali bersangkutan meski agak sebal sih karena ini adalah masalah Trevor. "Hei Prima,"
Gadis belia itu lantas menoleh ke asal suara dan mendengus menemukan Tiffany yang notabene adalah gadis pembuli di sekolahnya mulai mendekat. Sebenarnya mereka tak memiliki masalah hanya saja Prima yang sering melihat orang-orang ditindas oleh Tiffany membuat Prima agak kurang suka didekatnya.
Tiffany beserta satu teman lelakinya menghampiri Prima dan mengambil di depan. "Gue denger bokap tiri lo punya istri baru,"
"Iya emang kenapa?" sahut Prima bernada ketus.
"Gimana sih rasanya punya mama yang masih muda?" Tiffany balik bertanya dengan senyuman sinis yang mengembang.
Prima mendengus. "Bisa ngga loe jangan ikut campur masalah keluarga gue? Gue ngga punya masalah sama loe!"
Tiffany tertawa kecil. "Galak amat sih loe, gue itu cuma nanya doang. Yah gimana ya, gue penasaran soalnya Ibu loe dari tadi diwawancara tahu nggak dia bilang apa?" Tiffany kemudian memperlihatkan sebuah video.
Video tentang Ibunya, Iva. Saat itu Iva sedang dikejar oleh beberapa wartawan. Secepat apa pun langkah wanita itu, dia berhasil disusul oleh para wartawan yang akhirnya membuat Iva menyerah.
"Nyonya Iva bisa kita bertanya beberapa hal?" Iva membuang napas kasar lalu mengangguk.
"Nyonya Iva, apa anda tahu hubungan suami anda dan wanita muda itu? Sejak kapan mereka memulai hubungan? Apa anda sebagai seorang istri sudah mengizinkan Tuan Trevor untuk menikah lagi? Lalu menurut beberapa orang, wanita yang bernama Arini itu tinggal satu rumah dengan Anda? Apa itu benar?"
Belum sempat menjawab, Iva sekali lagi dilemparkan beberapa pertanyaan dari wartawan yang lain. "Nyonya, apa benar alasan kenapa Tuan Trevor menikah dengan Arini karena anda tidak dianggap sebagai seorang istri oleh Tuan Trevor?"
Iva tampak terkejut dan dalam sekejap pandangan matanya menajam. "Kalian mencari tahu tentang kehidupan pribadiku?! Beraninya kalian! Asal kalian tahu saja hubunganku dan Trevor itu baik-baik saja!"
"Kalau soal hubungan Trevor dan Arini itu benar adanya. Mereka pun sudah mendapat restuku untuk menikah sekali lagi jadi berita kalian salah besar! Aku peringatkan pada kalian jika kalian mengumbar kehidupan pernikahanku sekali lagi aku tak akan tinggal diam. Aku akan melaporkan kalian pada polisi atas tuduhan pencemaran nama baik!" Video akhirnya selesai dan Tiffany meletakkan ponselnya di atas meja.
Dia sangat senang melihat tatapan membelalakkan mata dari Prima. "Katanya Ibu loe korban kok dia mau sih membela si pelakor sama suaminya?" Sebab hal itu Prima menjadi pusat perhatian dan dia malu.
Sepulang sekolah Prima lantas memanggil Iva. Tak berapa lama datanglah Ibunya dengan pandangan heran. "Prima, kau kenapa kesal begitu?"
"Ini semua gara-gara Ibu tahu?!"
"Gara-gara Ibu?" beo Iva tak mengerti.
"Iya, karena Ibu yang membela Ayah tiri dan cewek itu aku dibuat malu di sekolah!" Perasaan Iva campur aduk. Rasa sakit lebih mendominasi tapi Iva berusaha sekuat mungkin untuk menahan perasaan.
"Ibu tidak membuatmu malu tapi mengatakan yang sebenarnya. Para wartawan terus mendesak Ibu, apa menurutmu tindakan Ibu tidaklah benar?!" kata Iva dengan lantang.
"Ibu, Prima sudah hentikan!" Kevin lalu berdiri di antara mereka agar menengahi permasalahan keduanya.
"Prima, jangan berteriak seperti itu lagi pada Ibu. Biar bagaimana pun juga dia adalah Ibu kita!" tegur Kevin terhadap Prima yang kini napasnya tak teratur.
"Selalu saja Kakak membela Ibu, lalu bagaimana denganku? Apa Kakak tak mau peduli dengan permasalahanku?"
"Bukan begitu Prima, kakak sangat peduli tapi bukan membentak Ibu solusinya." Kevin mengembuskan napas berat.
"Pergilah ke kamarmu nanti kita bicara, ok?" Pada awalnya Prima mendengus tetapi dia mematuhi perintah sang kakak sementara itu Kevin menenangkan Iva dengan pelukan.
"Kevin, apa Ibu salah karena sudah membela Trevor dan Arini? Atau sebab menyerah pada Trevor?"
"Tidak Ibu, Ibu tak salah apa pun hanya Prima saja yang keterlaluan. Tolong jangan dimasukkan ke dalam hati ya perkataan Prima dari tadi." Tampak dari kejauhan Arini memandang Iva dan Kevin dengan raut wajah bersalah.
Saat Prima menaikan nadanya untuk berbicara, Arini yang memang kebetulan berada di sekitar paviliun utama langsung masuk ke dalam dan melihat pertengkaran antara mereka. Perasaan simpati juga merasa bersalah menyelimuti dalam diri Arini.
Masalah antara dia dan Trevor seharusnya tak memicu permasalahan ini. Mungkin Prima masih anak SMA sehingga dia tak melihat perubahan karena pembelaan Ibunya. Sebab ancaman Iva, para wartawan tak lagi berkumpul di depan rumah atau menyiarkan berita tentang Trevor dan Arini.
👄👄👄👄
See you in the next part!! Bye!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Madu (PINDAH DI INNOVEL)
RomanceArini Mahanipuna, seorang gadis belia yang cerdas bertemu dengan Trevor Pradipta, Presdir pemilik pabrik cengkeh terbesar se Asia. Tidak menunggu lama, sang presdir menyukai Arini dan memperistrinya. Sungguh tak bisa diduga begitu Arini di bawa ke...