D-R (Ultah spesial bagi Lee Jeno!)

2.7K 291 10
                                    

Pagi itu Renjun merapihkan lemari pakaian yang menurutnya sedikit berantakan, karena hari ini tidak ada jadwal ke perusahaan, Renjun akan beres-beres kamar sebelum nanti ia harus ke akdong seoul untuk siaran radionya.

"Na Jaemin kamu ngapain?"

"Nyuci lah"

"Tapi aku juga lagi nyuci Jaem, kenapa baju aku malah dikeluarin?" gerutu Renjun sambil memungut baju-bajunya yang Jaemin keluarkan dari mesin cuci.

"Ya terserah dong, toh ini mesin cuci bukan punya lo juga kan" ucapnya dengan nada menyebalkan.

"Tapi kamu bisa nunggu sebentar seudah aku kan!" Renjun masih kesal dengan sikap Jaemin yang sekarang.

Jaemin melemparkan beberapa bajunya kearah Renjun.

"Yaudah kalau lo memaksa, lo boleh nyuci dan sekalian selesaiin tuh cucian gue juga"

"HEH~ NA JAEMIN" teriak Renjun, namun ia tetap menahan emosinya, mencoba untuk bersabar sedikit.

Renjun menghela nafas, ia memandang kepergian Jaemin dari sana. Sungguh bukan Jaemin yang ia kenal, lebih tepatnya seperti seorang musuh. Tapi Renjun tidak menganggapnya begitu, karena bagimanapun juga Renjun sangat sayang pada Na Jaemin.

Alhasil Renjun menyelesaikan cucian baju milik Jaemin, pakaiannya sangat banyak membuat punggung Renjun pegal karenanya.
Ia melihat Jisung sedang bersantai di kamarnya, namun ia langsung pergi saat Renjun memasukinya.

"YAAK~ RENJUN" teriak seseorang dari arah dapur.

Renjun terkejut karena diatas meja makan berceceran selai dan tumpahan susu, sehingga mengundang semut-semut kecil.

"Heh~ bersihin tuh" tunjuk Jeno dengan tatapan tajam.

"Lah kenapa gue? Gue bahkan belum ke dapur dari tadi loh" belanya.

"YAAK~" Jeno menaikan suaranya.

Renjun agak takut dengan Jeno ketika ia mulai menaikan suaranya, karena tidak mau bedebat kembali akhirnya Renjun menurut dan membersihkan meja makan.

Ia heran kenapa ada member sejorok ini yang tinggal bersamanya, bahkan sampai menyuruh orang lain untuk membersihkan bekas makanan yang bahkan dirinya saja bukan pelakunya.

"RENJUN" teriak Jaemin.

"Apaan" Renjun dengan wajah kesalnya.

"Heh, kenapa baju gue ga lu jemur juga sekalian, lu malah nyimpan di ember. Lihat noh baju-baju gue jadi bau apek tau ga!!!" Jaemin menendang ember yang berisi pakaian miliknya.

"Bersyukur dong udah di cuciin, bisanya nyuruh ga bilang makasih pula" belanya.

"Heh, gue gamau tau pokonya lo mesti cuci lagi baju gue"

"Gamau" tolak Renjun.

"YAAK~ HUANG RENJUN lu nolak, jangan harap lo bisa tidur malam ini" Jeno datang dengan membawa setumpuk baju lalu menjatuhkannya tepat dikaki Renjun.

"Sekalian cuciin baju gue dan baju Jisung juga, jangan lupa nanti disetrika"

"Lah kenapa kalian malah nyuruh gue, gue gamau" Renjun bersikeras menolak itu semua, enak saja ia yang mengerjakan, ia bukan babu mereka.

"YAAK~" Jeno menarik kerah baju Renjun mengangkatnya, ia menatap Renjun seolah memberi ancaman.

"Cuciin ga, selagi gue masih bersikap baik" ucap Jeno menghemaskan cengkramannya.

Ingin sekali Renjun menangis, ada rasa takut dan juga marah. Tapi jika ia melawan, Renjun tahu itu hanya akan menambah masalah.

***

DEARY Renjun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang