D-R (Pindah)

2.7K 300 40
                                    

Haechan dan Mark tiba ke perusahaan lebih awal, sengaja mereka rencanakan walaupun jadwal syuting masih ada 3 jam lagi.


Mark mengeluarkan ponsel dengan layar sedikit retak, ia membuka galeri, menscroll mencari foto yang akan diunggahnya ke bubble. Selca dirinya dengan Chenle kemarin, Chenle lah yang memintanya untuk segera mengupload di bubble.

"Hyung" panggil Haechan pada Mark..

"Hm" pandangannya masih fokus pada ponsel, mengetik sesuatu di bubble.

"Cape ga si kita kaya gini terus? Mau sampai kapan?" Tanyanya.

Mark menghentikan ketikannya, sebelum akhirnya ia menekan tanda send. Ia tahu arah pembicaraan Haechan kemana.

"Gue tau Hyung kita emang egois, tapi kita juga terlalu lama kaya gini..."

"...Gue tau yang lainnya mungkin masih belum lupa soal rumor yang masih bertebaran, tapi emang kita pantas merisak dia kaya gini? Kenapa kita ga lapor aja? Biar masalahnya ditindaklanjuti, bener ga?"

Mark menghela napas berat, membayangkan kembali saat-saat ia menerima rumor dan artikel tersebut, malu, sedih, marah campur aduk baginya.

Ada benarnya juga apa kata Haechan, jika mereka masih menutup-nutupi rumor tersebut, mau sampai kapan permasalahan ini berakhir.

"Hyung" panggil Haechan lagi, karena Mark tidak merespon ucapannya sedari tadi.

"Sejujurnya gue curiga..."

Mark menoleh pada Haechan, menunggunya untuk melanjutkan kalimat.

"...Kenapa cuma Jisung yang ga dapat rumor-rumor aneh, bukannya itu mencurigakan ya?"

Mark terlihat berpikir, memejamkan matanya sebentar lalu pandangannya ia alihkan ke arah kanan, memandang dirinya lewat pantulan cermin.

"Hyung kenapa gue baru kepikirkan sekarang ya, apa jangan-jangan..."

"Yaak~ Lee Haechan udahlah..." ucap Mark sebelum Haechan melanjutkan kembali kalimatnya.

"...Jangan Overthinking dulu"

"Tapi bisa aja kan, dia mungkin terlihat pendiam tapi..."

"Sttt~" Mark menepuk pelan lengan Haechan, karena seseorang baru saja masuk ke ruangan latihan.

***

Jeno keluar dari kamar mandinya dengan bertelanjang dada hanya memakai celana pendek, handuknya ia pakai untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Jam menunjukan pukul 8 pagi, sedangkan syuting untuk Variety show pukul 11. Rencananya mereka akan sedikit demi sedikit memindahkan barang soal perombakan kamar Dream.

"Jeno Lee" Jaemin memasuki kamar Jeno, sementara Jeno sedang mengeledah lemarinya.

"Yoojin Hyung datang, cepet keluar"

Jeno terdiam dengan ekspresi tak suka saat managernya ke asrama, ia menghentikan aktivitasnya sebelum akhirnya ia keluar kamar.

"Tenang, kita akan ke perusahaan setengah sepuluh kok,  masih ada waktu untuk menyelesaikan aktivitas masing-masing" kata Manager Yoojin.

"Oh iya, kita kumpul dulu sebentar ya, ada yang mau hyung bicarakan..."

"...Kemarin Hyung rapat dengan Sonsaengnim tentang Sungchan dan Shotaro, intinya Sonsaengnim ingin membuat mereka dekat dengan kalian..."

Dream terlihat serius mendengarkan tapi tidak dengan Jeno dan Jaemin, perasaan mereka berdua mulai tidak nyaman. Ia rasa rencana mereka akan gagal.

"...Sonsaengnim memutuskan agar Sungchan dan Shotaro satu asrama dengan kalian..."

DEARY Renjun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang