fight

113 6 1
                                    

Setelah pertemuan mendadak alexa tadi, gadis itu duduk terdiam dan mengunci ruangan pribadinya yang ada dimarkas, ia masih nampak memikirkan hal tadi, lelaki itu juga sudah pulang.

tok tok tok.

alexa tak berniat menjawab

tok tok tok.

"siapa sih!?" Bentaknya.

"rafa, cha bukain"

alexa memutar bola matanya malas, gadis itu membuka pintu itu lalu menarik rafa masuk dan mengunci pintunya lagi, "mau apa lagi?"

"kok lo gak ngomong sih kalo mau ke indo?" tanya rafa.

"emang harus?" Ucap alexa datar.

rafa berdecak lalu duduk disofa yang ada diruangan itu, "tadi leo kesini ya?"

"gausa nanya,"

"dia ada alasan kenapa ninggalin lo,"

Alexa melirik rafa sinis, "emang gue peduli?" Ucapnya.

"dia itu.." belum sempat rafa menyudahi omongannya alexa memotong ucapannya dengan gebrakan kencang dimeja.

"gue gak mau denger! Lo gak usah ikut campur!" Bentaknya.

Rafa memandang alexa bingung, "kok gue ngerasa lo ngejauh dari gue ya?" tanya rafa.

"ck. Keluar lo sana kalo gak ada yang penting," usir alexa.

"lo gak kangen sama temen temen lo apa? Sama yang lain? Sama leo? Sama keluarga lo?" tanya rafa santai.

alexa menggeram marah, ia menarik kerah baju rafa dengan marah sampai membuat rafa sedikit kesusahan bernafas, "l-lepas cha.."

alexa makin mengeratkan cengkaramannya, "gue peringati! Berenti ucapin nama nama sampah itu depan gue! meski lo sahabat gue bunuh lo itu hal mudah bagi gue kalo lo berusaha memprovokasi gue!" Ucap alexa lantang.

Rafa berusaha melepaskan cengkraman alexa namun tenaga gadis itu sangat kuat untuk ukuran seorang gadis sepertinya.

"cha.. gue ke cekik" uca rafa terbata bata.

"emang gue peduli!? Keluar lo" ucap alexa lalu menghempaskan rafa ke sofa, rafa menyadari bahwa alexa jauh lebih buas, kasar, dan kuat dari sebelumnya.

Rafa keluar ruangan lalu menutup pintunya kembali, ia sungguh kecewa dengan sikap alexa yang sekarang.

"ah sial, rasanya gue pingin ancurin muka leo" geram alexa.

"Mattew, bawa rachel ke sini, jangan bilang mau ketemu gue" ucap alexa di telpon.

"baik nona,"

***
Rachel berjalan di sepanjang trotoar menuju supermaket, ia tadi disuruh kakak tirinya membeli makanan.

ia berjalan dengan santai sembari bersenandung berusaha menghibur dirinya sendiri dari kekejaman, gadis itu nampak bodoh dengan menghitungi ubin trotoar namun ia sangat kaget ketika melihat dua pasang sepatu lelaki.

ia mndongak, mendapati wajah seram dan dingin dua orang pria, "ikut kami tanpa bantahan" ucapnya.

"ngga mau! Kalian siapa!"

"Kalau kau melawan kami bisa melakukan lebih" namun tanpa aba aba rekannya membius rachel dan memasukannya kedalam mobil.

"nona rachel berhasil kami bawa nona," ucap nya lalu memutuskan panggilan itu.

***

Mata tajam alexa menatap datar wajah ketakutan rachel yang nampak amat jelas, "kenapa lo? Takut sama gue?" Tanya alexa.

rachel hanya menggeleng, "ck. Chel chel, emang gue nyeremin?"

rachel mendongak, "engga" jawab nya singkat lalu kembali menunduk.

"Lo tau kenapa gue nyulik lo kesini?"

"enggak xa,"

Alexa menghela nafasnya, "sejak kapan lo jadi babu mama tiri sama kakak tiri lo itu?" Ucap alexa sinis.

"Apaan? kagak," elak rachel.

"oh ya? Gue punya bukti kok, lo udah bodoh banget ya?" Ejek alexa.

rachel menggeleng keras, "ck, jujur aja kenapa sih! gue paling benci dibohongin!" Ujar alexa marah.

Rachel mendongak, "terus urusannya sama lo apa? Emang lo peduli kalo gue dijadiin babu?" Tanya rachel sarkas.

Alexa tersenyum sinis, "buat apa gue bawa lo kesini sambil introgasi kalo gue gak peduli?"

dia terdiam, "l-lo gak marah lagi?" Tanya rachel gugup.

"marah apa?"

"Soal yang waktu itu," ujar rachel.

alexa mengangguk angguk, "ya, marah, tapi gue gak gila biarin lo di perbudak gitu,"

"mattew, sekarang lo urus mama tiri sama saudara tirinya rachel, buat dia jera"

Rachel termenung, "gue mau nanya" ujar alexa.

"iya?"

"lo tau leo ngapain aja kan?"

"eh?"

****

𝙩𝙧𝙤𝙪𝙗𝙡𝙚𝙢𝙖𝙠𝙚𝙧 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang