cukup

115 8 2
                                    

Sudah satu jam ia merasa tersiksa mendengar celotehan gadis disampingnya ini rasanya kepalanya mau pecah.

Ia menatap kesal gadis itu, "lo bisa diem gak sih!?" kesalnya.

Ia menggeleng, "gak bisa kak! Gue belum selesai!"

Rasanya ingin menangis, "terus ya kak, dia itu nembak aku tapi aku cuma dimainin aja sama dia!"

Alexa mendelik kearah cindy,"pantes aja lo kan kayak boneka mainan yang kalo dotnya dilepas berisik! Kayak lo!"

"Tapi kan kan, gue jadi sedih"

"God, lo mau sedih kek mau seneng kek gue gak peduli! Lo diem cin diem"

"Yah kak jangan gitulah, gue kan mau curhat"

"Terus gue apain aja tuh cowok biar lo gak sedih lagi! Lo sedih gue yang pusing lo bacot bangsat!"

"Beneran? Kakak bisa abisin dia? Tapi kan kakak perempuan dia cowo apalagi dia ketua genk yang ditakuti di sekolah kami yakali ka--" ucapan gadis itu terhenti ketika mendengar ucapan alexa.

"Habisin seseorang!"

"..."

"Siapa namanya nyet!?" ucapnya pada cindy.

"Al, kak"

"Namanya al, sekolah di TLS! Lo gak abisin dia lo yang gue abisin!"

"..."

"Kirim poto nya"

"..." cindy melongo,

"Lah kakak nelpon siapa?"

Alexa menoleh, "lo kepo banget sih!"

"Kak tapi gue bercanda masa diabisin beneran? Kakak nyewa preman?"

"Arghh..kok papa gue bisa tahan sih punya ponakan kayak lo!?" kesalnya

"Ada apa ni?" tanya seseorang tiba tiba masuk kedalam kamar alexa.

Ternyata itu vero, "kalian lagi ngapain?"

"Cindy lagi curhat ke kak alexa om!" vero terkekeh.

"Dia mau dengerin?" jawaban cindy membuat vero tercengang.

"Iya! Lo maksa!" elak alexa dengan raut kesalnya.

Ting!

Alexa membuka ponselnya dan menatap kiriman orang tersebut dengan seringaian, ia melihatkan hal tersebut pada cindy yang berada disampingnya.

Cindy menutup mulutnya tak percaya, melihat lelaki yang sudah babak belur dan terkulai pingsan.

"Kalian liat apaan?" alexa segera menarik ponselnya dan mematikannya.

"K-kak alexa g-gimana bisa lakuin itu?"

"lo yang nyuruh gimana sih monyet!"

***
rasanya geram bila mengingat ocehan ocehan menyebalkan cindy, alexa mengambil jaket dan topi lalu segera turun kebawah, ia menyalakan motornya dan melajukannya ke markas nya.

ketika sampai ia disambut anggota mafia lainnya, "boss, gimana kita ngerusuhnya asik gak?" Ujar salah satu dari mereka.

alexa diam dan duduk di sofa, "hm gimana ya? gue terlalu bocil ya buat jadi pemimpin kalian semua? Huh?"

Mattew menjawab, "tidak sama sekali nona, "

"formal banget sih, metew" ucap lizard.

"Mattew sayang bukan metew" ucap ron,

"geli tau gak?"

Alexa mengambil sebuah buku yang tergeletak di meja dan membaca isinya, "ini apa?"

ron segera berkata, "oh itu, tadi si mattew buat biaya pengeluaran nih markas, katanya dia mau urus besok"

"gausa, ntar gue aja," ucap alexa dingin.

mattew menatap alexa, "tidak perlu, biar saya saja,"

"Lo dari negara mana sih sebenernya?" Kesal alexa.

"maaf nona, saya dari LA "

"WHAT THE FFF--" jerit lizard tiba tiba.

"apa njing astaga,"

"lo dari LA?"

"Iya nona,"

"ron!"

"Ya bos?"

"Tau rachel gak?"

"tau bos, kan temennya bos"

Alexa menghela nafasnya lalu, "awasin dia, kalo ada tanda tanda dia menerima kekerasan langsung foto terus kirim ke gue,"

"oke bos! ron siap pakek banget!"

"yaudah sana" ron segera pergi dengan motornya.

"laporan keamanannya nona," ucap mattew dengan sebuah map dan flashdisk.

Alexa menerimanya, "mattew, emm.. waktu itu rafa bilang mama lo sakit, dan lo gak berniat jengukin gitu?"

"hmm... saya gak bisa pergi gitu aja, kalo tiba tiba terjadi penyerangan bagaimana?"

alexa menepuk pundak lelaki itu pelan, "gausa jadi anak durhaka, mending lo jengukin deh, cuma diserang aja, gue bisa atasin,"

"Beneran nona?"

"iya,"

"ngomong ngomong soal durhaka, lo kaga ngaca xa?" Ujar seorang lelaki tiba tiba, ternyata itu rafa,

"sialan lo,"

***

𝙩𝙧𝙤𝙪𝙗𝙡𝙚𝙢𝙖𝙠𝙚𝙧 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang