Upss

1.2K 190 34
                                    

Alena berdiri gugup di depan pintu asramanya, ia sudah 3 menit hanya diam berdiri dan belum ada tanda - tanda untuk masuk kedalam asramanya.

Sial, mengapa aku lebih gugup bertemu dengan teman - temanku daripada saat di ruang Professor Dumbledore tadi, pikir Alena.

Setelah tadi Alena keluar dari ruangan Professor Dumbledore, gadis itu pergi mengunjungi ruang Professor Snape terlebih dahulu untuk menjemput Astoria. Tetapi nihil, Astoria sudah tidak berada disana.

" Sayang sekali Alena, tetapi tadi Daphne dan Pansy datang kemari untuk menjemputya menuju asrama " Ucap Professor Snape saat Alena menanyakan keberadaan Astoria

" ah begitu, baiklah terimakasih professor "

" Alena, tunggu sebentar " Professor Snape mencegah Alena keluar dari ruangannya, " Ada yang bisa kubantu professor? " Alena menaikkan alisnya dengan bingung

Apa Professor Snape marah padaku dan akan memberikanku detensi?

" Tak usah khawatir Alena. Duduk dulu, ada yang ingin ku katakan " Alena kemudian menghampiri bangku kosong dihadapan kepala asramanya itu.

" Kau sepertinya menjadi canggung denganku Alena. Apa karena sikapku tadi? Aku minta maaf bila aku menuduh dan menyudutkanmu " Ucap Professor Snape dengan nada dan wajah yang datar seperti biasa

" Aku memang agak takut kau akan menghukumku Professor maka dari itu aku bersikap canggung. Tetapi tidak ada yang perlu dimaafkan professor, karena jika aku menjadi kau pun aku akan melakukan tindakan yang sama. Karena seharusnya tidak bertindak gegabah " Alena memandang wajah kepala asramanya itu, ia menyadari meskipun wajahnya tak berekspresi tapi Professor Snape bersungguh - sungguh meminta maaf padanya

" Kalau memang begitu berarti kau masih mau belajar denganku kan? "

" Tentu saja professor, itu sangat berarti bagiku " Ucap Alena berbinar menatap Professor Snape

" Professor sebenarnya percobaan ramuanku yang terakhir kembali gagal dan aku masih belum memahami letak kesalahannya ada dimana " Lanjut Alena yang menundukan kepala mengingat percobaan ramuannya gagal.

Professor Snape tidak berkata apapun melainkan membuka laci yang berada disebelah mejanya dan mengeluarkan secarik kertas, " Aku tau dan sebenarnya aku ingin membantumu tetapi besok adalah hari terakhirmu di Hogwarts sebelum libur kenaikan kelas, sehingga kita tidak memiliki waktu yang banyak "

Professor Snape meyodorkan secarik kertas pada Alena, " Tapi ini aku sudah meneliti lagi beberapa hal dan mungkin bermanfaat untukmu. Kau bisa mencobanya saat liburan nanti "

Alena kemudian mendongakkan kepalanya kemudian mengambil secarik kertas tersebut untuk dibacanya. Alena dapat menemukan jika beberapa bahan ramuan tersebut diganti dan dengan baik hati Professor Snape memberikan beberapa penjelasan juga disana.

" Professor apakah tidak bisa jika aku menemuimu saat liburan nanti? " Alena menatap Professor Snape dengan tatapan berharap

" Maaf Alena tetapi aku sudah memiliki kegiatan yang tidak bisa kutinggalkan " Professor Snape menjawab dengan wajah datar tetapi ada gurat menyesal disana

Alena yang mendengar jawaban itupun sedikit kecewa tetapi ia meyakinkan dirinya jika Professor Snape bahkan menuliskan ramuan baru untuknya saat ia bahkan belum melakukan tindakan apapun.

" Baiklah, terima kasih karena kau selalu membantuku Professor. Maafkan aku jika aku terus merepotkanmu "

" Tidak akan yang perlu dimaafkan untuk itu Alena, dan aku akan terus membantumu sebisaku sampai kapanpun. Aku mendengar jika anak - anak lain berkata jika kau adalah murid kesayangku, dan itu benar Alena dan juga kau kebanggaanku "

Invisible Things [ Draco Malfoy ] - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang