***
Sam kini menunggu dengan cemas, sejak tadi ia terus menggenggam tangan istrinya seakan tak ingin melepaskannya barang sebentar saja. Demi Tuhan sejak tadi ia terus merasa cemas dan khawatir dengan kondisi Carol. Ia takut istri dan anaknya kenapa-kenapa, jika hal itu sampai terjadi maka Sam pasti tak akan bisa untuk memaafkan dirinya sendiri.
"Gimana hasil pemeriksaannya Gin?" Tanya Sam pada Regina dengan tak sabaran, Regina bisa melihat jika Sam benar-benar sangat mencemaskan kondisi istrinya. Bukan bermaksud apa-apa, ia terpaksa melakukan semua ini supaya Sam bisa sadar dan merubah sikapnya yang sudah sangat keterlaluan terhadap Carol. Bayangkan saja mereka baru saja menikah tapi Sam malah bersikap cuek dan seolah tak peduli lagi pada Carol dengan alasan ia masih meragukan anak yang Carol kandung gara-gara hasutan Brenda.
"Kandungannya lemah Sam, Carol harus benar-benar kamu perhatiin atau kalau enggak kamu bahkan bisa kehilangan dua-duanya. Meski kalian terpaksa menikah tapi aku mohon tolong belajarlah untuk mencintainya, dia sekarang udah jadi istri kamu. Dia masih sangat muda dan dia butuh perhatian, dia beda dari para mantan istri kamu yang hanya puas hanya dengan harta kamu. Carol butuh cinta bukan harta. Kalau kamu seperti ini terus, anak kamu bisa menyiksa ibunya terus-menerus." Tutur Regina membuat Sam langsung tertampar berulang kali, betapa bodohnya ia sebagai seorang laki-laki yang bertanggungjawab. Sam seperti seorang pengecut, janji-janjinya untuk membuat Carol bahagia sudah ia ingkari semua. Sam sebenarnya tak punya maksud apapun untuk menyakiti Carol, cuma ia masih belum bisa dan tak mengerti harus menghadapi Carol seperti apa karena ia belum menentukan perasaannya.
"Akuh... Aku mau ke rumah papi..." Gumam Carol dengan nada merintih, membuat Sam sungguh tak tega melihat istrinya seperti ini. Sam jadi teringat akan ketika dirinya menemui Carol untuk bertanggung jawab, saat itu kondisi istrinya juga seperti ini, sangat menyedihkan.
"Tidak! Saya janji akan menjaga kamu, Moreno akan kesini, tapi kamu tidak boleh pulang ke rumahnya. Kamu tanggung jawab saya, saya akan merawat kamu. Maafkan saya." Ungkap Sam dengan penuh rasa bersalah sembari menciumi tangan istrinya.
"Jangan tinggalin aku lagi. Aku nggak mau dicuekin. Kamu jahat sama aku, kamu nggak sayang aku. Kamu meragukan anak ini, kamu masih nggak percaya kalau anak ini adalah anak kandung kamu." Tangis Carol langsung pecah dan terdengar sangat memilukan di telinga Sam. Sam pun langsung berusaha untuk menenangkan istrinya, dan Regina yang melihat itupun tampak tersenyum lega, lalu iapun segera meninggalkan ruangan Carol. Rencananya sudah berhasil, dan kini biar Carol yang menyelesaikan sisanya.
"Maafin aku Sam, aku terpaksa lakuin ini supaya kamu sadar, jika istri dan anakmu lebih berharga dibanding apapun." Gumam Regina sebelum benar-benar pergi meninggalkan ruangan Carol.
"Car-"
"Kalau menikah sama kamu rasanya semenderita ini lebih baik kita pi-"
"Jangan! Jangan katakan apapun, saya berjanji akan berusaha untuk lebih membuka diri saya untuk kamu." Sahut Sam tak terima.
"Bahkan kamu masih suka pakai kata saya, jadi percuma aja kamu buka hati buat aku, nggak ada gunanya. Aku tahu kamu nggak suka sama sifatku, kamu nggak pernah suka sama wanita kayak aku, kamu lebih suka sama wanita yang lebih dewasa kayak Tante Brenda. Kalau rasa cinta aku ini terlalu menyiksa kamu, maka fine, mulai sekarang aku nggak akan maksa kamu lagi supaya bisa cinta sama aku lagi, aku nggak mau kamu pura-pura peduli dan perhatian sama aku karena terpaksa. Kamu udah mau tanggungjawab aja aku udah sangat bersyukur, ini semua salah aku, jadi aku nggak mau menuntut lebih dari kamu." Jelas Carol panjang lebar membuat hati Sam rasanya seperti diremas-remas, bukankah ini yang ia mau? Carol yang menyerah akan rasa cintanya pada Sam, dan Carol yang tak lagi memaksa dirinya supaya bisa membalas perasaan wanita itu, namun kenapa hati Sam justru merasa tak terima? Kenapa ia jadi plin plan begini?
"Kenapa kamu bicara seperti ini?" Tanya Sam dengan nada lirih, kini ia tersenyum getir, tak percaya sama sekali dengan semua yang dikatakan oleh istrinya, padahal selama ini Carol begitu gigih untuk mengejarnya dan berusaha keras untuk membuatnya jatuh cinta, tapi sekarang kenapa istrinya malah begini.
"Aku cuma capek aja caper terus, udah genap setahun aku terus ngejar kamu sampai sekarang, tapi hasilnya tetep nihil, bahkan meskipun aku bisa dapetin raga kamu, tapi aku tetep nggak bisa dapetin hati kamu. Jadi untuk apa?"
Sam menghembuskan nafas kasar, pria itu harus benar-benar memantapkan perasannya, menanyakan pada hatinya apa yang ia mau sebenarnya. Ia tak ingin lebih menyakiti Carol dengan keterpaksaannya selama ini. Sam benar-benar ingin hidup bersama wanita yang ia cintai dengan sepenuh hati.
"Ya sudah jangan memikirkan apapun, saya akan tetap berusaha. Sekarang fokus saja dengan kandungan kamu ya!" Sam pun menghapus lelehan air mata Carol. Hatinya masih teriris melihat istrinya menangis seperti ini.
Sedangkan Carol kini merasa lega, meskipun suaminya belum juga mencintainya, namun setidaknya ia sudah berhasil membuat Sam gelisah dan tak mau berpisah dengannya. Sekarang Carol tinggal menjalankan rencana berikutnya. Jika ia terus mencari perhatian dan memaksa suaminya untuk bisa mencintainya tak mampu membuahkan hasil apa-apa, maka kini Carol harus mengubah caranya, yaitu dengan menjauhi Sam dan mendiamkannya hingga pria itu merasa sangat kehilangannya."Ah!" Carol berusaha menggapai air minum tapi tak bisa.
"Ya Tuhan sweety, bilang saja kalau haus. Jangan melakukan hal itu sendiri." Seru Sam dengan nada cemas, pria itupun lantas mengangsurkan segelas air ke bibir istrinya, dan Carol pun meminumnya dengan perlahan. Sam sendiri melakukannya dengan tulus, tak ada unsur paksaan atau pura-pura. Ia memang tengah mencemaskan kondisi istrinya, dan Sam tak pernah main-main akan hal itu.
"Apa kamu lapar?" Tanya Sam sembari mengelap bibir Carol.
"Hm." Angguk Carol mengiyakan.
"Saya suapi bubur mau? Kamu belum boleh makan makanan kasar."
"Ya." Angguk Carol begitu menurut membuat Sam mulai mengerti jika istrinya akan lebih menurut jika ia bersikap lembut padanya. Ya Tuhan... Kenapa ia baru tahu sekarang? Oh betapa bodohnya Sam selama ini...
***
bersambung...
Banyakin vomment yah, besok up lagi. 🤪 Om Sam nih nyebelin amat!
Ayo gengs promo masih ada. HOT PROMO AWAL TAHUN!!! Berhubung google play masih dalam kendala, kalian bisa beli novel²ku versi pdf ya! 100rb dapet 4 judul, 150rb dapet semuanya (7 judul). Jadi ayo buruan serbu.... Untuk pembayaran lewat TF BANK yah! Lgsg wa aq di no ini 085854904480
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate (Tersedia Ebook Di Google Play/Pdf/Karyakarsa)
RomanceMargaretha Caroline, gadis cantik penuh ambisi, penuh obsesi dan penuh dengan optimisme yang tinggi, hidupnya bergelimang harta, ia adalah seorang tuan putri yang akan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, putri tunggal dari seorang konglomerat...