Part 28

4.2K 493 68
                                    

***

Keesokan harinya, semua orang dikejutkan dengan menghilangnya Carol dari rumah, apalagi Tina, ternyata Carol sudah merencanakan kepergiannya dengan sangat matang, wanita hamil itu pergi tengah malam disaat seluruh orang yang ada dirumahnya lengah, Carol bahkan memberikan Tina minuman yang sudah ia campur dengan obat tidur sehingga Tina tak mengetahui kepergiannya karena ketiduran.

"Ya Tuhan... Bagaimana ini? Tuan pasti marah besar sama aku, nona... Kenapa nona sampai nekad pergi sih? Nona kan lagi hamil..." Keluh Tina dengan mata berkaca-kaca, ia benar-benar takut jika Carol sampai kenapa-kenapa, padahal Sam sudah menitipkan istrinya itu kepada Tina, tapi Tina malah lalai dan membiarkan Carol pergi begitu saja.
"Jo gimana?" Tanya Tina pada salah satu bodyguard Sam.

"Masih dilacak sama yang lain, saya udah cek cctv dan nona Carol emang pergi tengah malem lewat halaman belakang." Jelas Jonathan pada Tina.

"Ya ampun... Nona benar-benar, terus Tuan gimana?"

"Tentu saja sedang menuju kesini, nah! Itu suara mobilnya."

Tina pun langsung memasang wajah ketakutan setelah mendengar suara mesin mobil majikannya, ya Tuhan bagaimana ini? Bagaimana kalau Sam sampai memecat dirinya? Mau dikasih makan apa kucing-kucing peliharaannya nanti?

Sam yang sudah turun dari mobil pun segera masuk ke dalam rumah, wajahnya tampak lelah dan panik, masalah yang ia tangani baru saja selesai kini timbul lagi masalah baru. Setelah Jonathan menelponnya tadi Sam langsung buru-buru pulang, pikirannya langsung kalut, takut dan khawatir. Ia tak habis pikir dengan istrinya yang selalu saja bertindak nekad dan penuh resiko itu, padahal Sam sudah menyuruh Tina untuk menjaga Carol namun nyatanya Carol lebih cerdik daripada Tina.

"Bagaimana bisa dia pergi padahal saya sudah mewanti-wanti kamu?" Tanya Sam tiba-tiba tanpa melihat kearah Tina.

"Ma-ma-maaf Tuan, nona sengaja mencampurkan obat tidur ke minuman saya dan saya tidak tau, tolong maafkan saya, saya lalai menjaga nona Carol." Ungkap Tina dengan wajah bersalah.

"Apa semuanya sudah memeriksa cctv?"

"Sudah tuan, nona kabur lewat pintu belakang." Jawab Jonathan.

"Apa kamu sudah menyuruh Ben untuk melacaknya?"

"Tentu tuan, setelah anda memberikan perintah tadi, saya langsung menghubunginya. Dia sedang melaksanakan tugasnya saat ini."

"Bagus, suruh juga Theo dan Eric, lebih cepat Carol ditemukan lebih baik." Titah Sam pada Jonathan.

"Siap tuan." Jonathan pun segera menghubungi teman-teman intelnya untuk melacak keberadaan Carol. Carol pasti masih berada disekitaran Jakarta mengingat kondisinya yang sedang berbadan dua, wanita itu pasti tidak akan berani untuk membahayakan nyawa kandungannya yang masih lemah.

Sedangkan Sam kini masuk ke dalam kamarnya dan menghiraukan Tina begitu saja, ia masih sangat marah karena Tina begitu teledor padahal ia sudah percaya pada wanita itu. Sam mencari surat atau apapun yang mungkin Carol tinggalkan, dan benar saja, pria itu menemukan sepucuk surat diatas laci dan langsung membacanya.

'Maaf aku pergi, bukannya aku nggak cinta, tapi karena aku sangat mencintai kamu, makanya aku memilih pergi untuk merelakan kamu, aku terlalu memaksakan kehendakku, memaksa kamu untuk mencintai aku padahal kamu nggak pernah bisa mencintaiku. Maaf kalau selama ini aku jadi wanita pemaksa, aku sadar aku salah, aku mendapatkan om dengan cara yang salah dan kotor. Om nggak perlu mikirin anak ini lagi, aku yang akan merawatnya, dari pada om memaksa untuk mengakuinya mending aku pergi, tapi aku yakin kalau ini anak om, karena aku hanya lakuin hal itu cuma sama om.

I love you om Sam.'

Kira-kira seperti itulah isi surat yang Carol tulis, Sam pun langsung meremas surat itu hingga tak berbentuk. Hatinya seperti diremas, sakitnya luar biasa sekali, rasa sakit yang paling menyakitkan yang pernah ia rasakan. Sam tak mengerti dengan jalan pikiran Carol, Tina pasti belum menyampaikan pesannya pada Carol jika ia sangat mencintai dan menpercayai istrinya itu.

Istrinya bahkan sampai menyerah begini, mungkin wanita itu sudah lelah untuk memperjuangkan dirinya. Sam saja yang kurang peka, kurang perhatian, kurang kasih sayang, kurang mengerti dan kurang segalanya. Kini ucapan Regina telah terjawab sudah, ia merasakan sakit yang luar biasa ketika Carol memutuskan untuk meninggalkannya.

Harusnya tadi ia mengatakan langsung jika ia sangat mempercayai istrinya itu, harusnya ia bilang percaya, Carol hanya ingin dirinya percaya, namun Sam malah menghiraukannya dan pergi begitu saja, ia tak peka, ia bodoh, ia sungguh... Ah entahlah, masalah asmara seperti ini saja kenapa dirinya selalu menjadi pria yang tolol?

"Aku yang salah, semua ini salahku bukan kamu." Gumam Sam dengan nada frustasi dan mata yang berkaca-kaca, ia lihat sekeliling kamarnya, Sam bahkan tak menemukan satupun foto pernikahannya dengan Carol disana. Sam mengaku cinta, tapi ia selalu bersikap egois kepada istrinya, ia menginginkan Carol ini dan itu, tapi ia tak pernah sadar jika istrinya itu sangat mencintai dirinya apa adanya, menerima dirinya yang seorang duda empat kali, bahkan menerima dirinya yang sudah tak lagi muda ini, Carol bahkan bisa memiliki banyak suami yang seumurannya tanpa harus mencari, tapi karena cinta, wanita itu memilih dirinya.

Sam pun segera bergegas, ia harus ikut mencari istrinya bahkan kalau bisa ia yang harus pertama kali menemukan Carol dan bertemu dengannya. Sam tak boleh hanya berdiam diri dan meratapi segala kesalahannya, masalah ini harus segera ia selesaikan, dan ia sangat ingin supaya Carol tahu bahwa ia begitu sangat mencintai istrinya itu dan akan rela melakukan apapun untuknya asalkan ia bahagia.

***

Di sisi lain, Carol saat ini sedang merebahkan dirinya yang begitu sangat kelelahan, wanita hamil itu tengah berada di sebuah hotel saat ini, hotel yang masih berada di Jakarta tentunya, karena Carol terlalu takut untuk pergi terlalu jauh mengingat kandungannya yang lemah, ia tak mau membahayakan anaknya, dan ia tak mau kehilangan bayinya.

Carol hanya ingin menenangkan diri sejenak, menjauhi Sam akan lebih baik untuk saat ini, daripada melihat suaminya setiap hari dan membuat hatinya menjerit kesakitan lalu berpengaruh pada kandungannya, lebih baik begini, menjauh sejenak dan menenangkan pikirannnya.

Carol pun harus selalu siap dengan apapun yang terjadi nanti, ia harus siap melepaskan Sam, ia sudah sangat lelah, ia akan diam dan membiarkan Sam melakukan apapun yang pria itu mau dan percayai. Carol pasrah bila memang suaminya tak pernah percaya kepadanya.

"Kita harus mulai terbiasa tanpa papa, masih ada mama, kamu nggak sendiri, mama selalu sayang sama kamu, apapun yang terjadi kita harus kuat dan bertahan. Mungkin ini semua hukuman dari Tuhan karena kesalahan mama yang terlalu memaksa." Ungkap Carol sembari mengusap-usap perutnya yang sejak tadi terasa tegang dan tidak nyaman, bayinya terus bergerak dan membuat perutnya mengetat, namun wanita itu terus berusaha untuk menenangkan anaknya, meskipun sulit namun Carol yakin bila esok pasti akan lebih baik dari hari ini.

Ia harus kuat.

***

bersambung...

300 comment double up! Bisa? Usahakan jgn spam ya, tp komen soal part ini 😁😁

Hot promo masih banyak ya.... Selalu ada, pdf harga miring silahkan chat aq 085854904480

Passionate (Tersedia Ebook Di Google Play/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang