***
Brenda sudah tiba di depan kantor Sam, wanita itu sudah tidak sabar ingin membawa Edward kepada Sam, supaya Sam bisa membuka mata dan hatinya dari istri yang sudah membodohinya.
Cukup sebulan ia membiarkan Carol dan Sam hidup tenang, kali ini, ia akan memastikan jika Sam dan Carol akan benar-benar berpisah. Brenda benar-benar tidak rela setengah mati jika Sam bisa hidup bahagia bersama wanita kurang ajar seperti Carol, Brenda lebih segalanya dan berpengalaman, sedangkan Carol apa? Wanita kecil yang mengaku hamil anak Sam? Sumpah demi Tuhan Brenda sungguh tak percaya jika itu adalah anak kandung Sam. Tidak akan pernah.
"Ibu! Untuk apa lagi anda kesini? Tuan sudah tidak ingin menerima kehadiran anda disini, sebaiknya anda pergi dari sini!" Usir Bian dengan nada berani.
"Berani-beraninya kamu mengusir saya, saya tamu disini harusnya kamu bersikap sopan pada saya." Balas Brenda dengan sikap angkuhnya.
"Wanita keras kepala seperti anda sudah tak pantas diberi sikap sopan. Ayo! Sebaiknya anda pergi dari sini!" Bian lantas menarik tangan Brenda namun Brenda langsung menepisnya dengan kasar.
"Lancang sekali kamu! Jangan pernah berani menyentuh-nyentuh saya!" Seru Brenda dengan nada marah.
"Ada apa ini bi?" Ujar Sam yang tiba-tiba saja keluar dari dalam ruangannya, pria itu mendengar keributan diluar ruangannya makanya ia memutuskan untuk keluar.
"Ini tuan, Bu Brenda datang lagi, saya sudah mengusirnya tapi dia tidak mau." Keluh Bian pada Sam.
"Kamu lagi kamu lagi, mau apa kamu kesini?" Tanya Sam dengan tatapan tajam, melihat keberadaan Brenda langsung membuat darah Sam mendidih. Kenapa wanita itu datang lagi ke kehidupannya? Padahal hidupnya sudah damai bersama Carol dan calon anak mereka.
"Siapa mas?" Seru Carol kemudian, wanita hamil itu ternyata juga ada disini membuat seringaian di bibir Brenda semakin lebar, sempurna sudah rencananya, kini tinggal menunggu kedatangan Edward saja.
"Tante! Ngapain Tante kesini?" Tanya Carol dengan penuh emosi, melihat itu Sam pun segera menenangkan istrinya."Ssshh... Sweety, sabar jangan emosi, ingat kandungan kamu." Ujar Sam dengan penuh kasih sayang, hal itupun membuat Brenda semakin panas dan benar-benar merasa cemburu.
"Iya mas, maaf." Balas Carol dengan penuh sesal.
"Cih! Menjijikan." Umpat Brenda sembari membuang mukanya.
"Aku kesini karena ingin menghadirkan seseorang yang spesial untuk kamu tuan putri Carol." Imbuhnya."Seseorang siapa? Apa maksud kamu?" Tanya Carol.
"Kamu lupa ucapanku sebulan yang lalu? Aku kan sudah bilang bahwa aku akan membawa seseorang yang akan membuka seluruh kedok kamu."
"Kedok apa? Nggak usah mengada-ada ya Tante!" Carol mulai panik, ia khawatir apa yang ia takutkan selama ini akan terjadi.
"Halah, nggak udah sok lugu deh kamu. Kamu tahu Sam! Istrimu ini ternyata adalah wanita murahan."
"Jaga bicara kamu Brenda!" Seru Sam tak terima. Ia sudah mencintai Carol, tentu saja ia merasa marah jika orang yang ia cintai dihina seperti ini.
"Sam... Mantan suamiku yang polos dan lugu, kamu jangan gampang ketipu dengan wajah sok melas wanita kecil nan licik satu ini. Dia itu penuh tipuan, sebelum kalian menikah, teman laki-lakinya itu dimana-mana, kamu apa pernah mencari tahu tentang kepribadian dia yang sebenarnya? Apa kamu pernah mencari tau tentang berapa jumlah mantan pacar yang dia punya? Apa kamu pikir hanya kamu pria satu-satunya yang pernah berhubungan badan dengan istrimu itu ha?" Kata-kata Brenda benar-benar membuat Carol rasanya ingin sekali menjambak rambut wanita menyebalkan itu.
"Mas tolong jangan dengerin dia! Dia nggak tau siapa aku, tolong kamu jangan pernah terpengaruh sama kata-kata dia, kamu harus percaya sama aku." Pinta Carol dengan penuh permohonan.
"Sam... Sam... Carol itu bukan wanita kampung atau wanita desa yang polos, dia itu wanita high class, apa aja bisa ia dapatkan termasuk kamu, dia memaksa kamu berhubungan badan lalu menjebakmu supaya mau menikahinya. Sekali lagi aku tanya, apa kamu yakin kalau anak yang dia kandung adalah anak kamu?"
Jantung Sam langsung terpacu, kenapa hal itu harus Brenda pertanyakan lagi? Padahal Sam terus berusaha untuk meyakinkan hatinya, meyakinkan jika anak yang istrinya kandung adalah benar-benar anak biologisnya.
"Mas... Ini anak kamu, aku hanya lakuin itu sama kamu, tolong percaya sama aku." Pinta Carol dengan tatapan memelas. Sam kini dilanda rasa bimbang, maunya percaya tapi...
"Apa kamu bilang? Hanya lakuin dengan Sam? Aku bener-bener nggak percaya, wanita seperti kamu mana mungkin melakukannya hanya dengan satu pria."
"Brenda!" Sentak Sam dengan suara menggelegar, sudah habis kesabarannya selama ini. "Tutup mulut sialan kamu! Jangan pernah mempengaruhiku lagi dengan semua omong kosongmu. Ayo sayang!" Sam pun langsung menarik tangan istrinya setelah menunjuk-nunjuk wajah Brenda membuat Brenda langsung merinding ketakutan.
"Sam! Sam dengerin aku dulu Sam!" Seru Brenda sembari berlari mengejar Sam dan Carol. 'Sialan si Edward, kemana sih anak itu?' gerutu Brenda dalam hati dengan perasaan dongkol, katanya Edward akan menyusulnya tapi nyatanya sampai saat ini pria itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
"Eits! Hallo sayaaang..." Akhirnya... Yang ditunggu-tunggu Brenda datang juga.
Sam yang melihatnyapun mau tak mau langsung menghentikan langkahnya begitu pula dengan Carol yang langsung berhenti dengan tatapan terkejut setengah mati. Ternyata yang dimaksud orang itu oleh Brenda adalah Edward. Carol pun langsung membeku dibuatnya, wanita itu langsung terdiam membisu sembari menatap Edward dengan tatapan terkejut.
"Hhh... Untunglah Edward datang di waktu yang tepat." Gumam Brenda dengan senyuman licik.
"Siapa kamu?" Tanya Sam dengan tatapan tajam.
"Saya? Saya adalah..." Edward menatap Carol dengan penuh dendam, dendam karena cintanya selalu ditolak oleh wanita hamil itu.
"Udah mas ayo kita pulang, aku... Perut aku tiba-tiba nggak enak banget, ayo mas!" Ajak Carol sembari menarik tangan besar Sam, namun Sam yang penasaran sepertinya menghiraukan permintaan istrinya. Pria itu ingin mengetahui lebih banyak tentang siapa Edward yang tiba-tiba datang ke kantornya dan memanggil istrinya dengan sebutan sayang.
"Diam dulu!" Titah Sam pada Carol.
"Tapi mas ak-"
"Diam!" Sentak Sam dengan tatapan tajam, semakin Carol merengek, membuat hati Sam semakin tidak karuan.
"Saya Edward Leonardo, mantan kekasih Margaretha Caroline, pria yang pernah tidur dengannya setelah dia tidur dengan anda."
Deg
Jantung Sam seakan diam ditempat, rasa sesak langsung menjalar di seluruh rongga dadanya, udara seakan pergi entah kemana sehingga untuk bernafas saja rasanya sangat sulit untuk ia lakukan.
Ini seperti mimpi, mimpi buruk yang tiba-tiba datang ditengah kebahagiaannya bersama dengan sang istri.
***
bersambung...
Konflik inti sebelum menuju end. Jadi nikmati aja keseruannya ya! 😁 Komen banyakin dong! Apa kek, biar makin terpacu semangat ini 👍😊
Hot promo masih banyak yah... Yang pengen pdf harga banting masih bisa banget chat aq 085854904480 sssttt.... 100rb dapet 4 banyak loh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate (Tersedia Ebook Di Google Play/Pdf/Karyakarsa)
RomanceMargaretha Caroline, gadis cantik penuh ambisi, penuh obsesi dan penuh dengan optimisme yang tinggi, hidupnya bergelimang harta, ia adalah seorang tuan putri yang akan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, putri tunggal dari seorang konglomerat...