***
Sam telah tiba di hotel, meskipun dengan wajah lelah dan penampilan yang berantakan ternyata tak mempengaruhi pandangan mata wanita kepadanya, ada saja yang masih sempat-sempatnya melirik kearah Sam, namun sayangnya Sam sangat tak mempedulikan itu semua, yang hanya ada dalam pikirannya saat ini hanyalah istrinya seorang, bukan yang lain.
Setelah bertanya pada resepsionis dan berhasil meminta kunci cadangan, pria tampan itu segera berlari menuju lantai sepuluh, tempat dimana kamar istrinya berada.
Meski merasa sangat lelah dan kelaparan karena ia belum makan sama sekali sejak semalam, namun Sam terus berusaha untuk tetap bertahan demi bisa berjumpa dengan istrinya dan menjelaskan semuanya.
"Tolong jangan sekarang." Ungkap Sam ketika matanya tiba-tiba saja terasa kabur dan tubuhnya sedikit oleng, perutnya mulai meronta kesakitan karena tak terisi oleh makanan hampir dua puluh empat jam. Keringat dingin mulai muncul dan rasanya sungguh tidak nyaman, Sam seakan mau pingsan, namun ia terus berusaha untuk tetap menjaga keseimbangan tubuhnya.
Setelah sampai di lantai sepuluh, Sam pun segera mencari kamar yang ditempati oleh Carol, tak butuh waktu lama untuk dirinya bisa menemukan kamar istrinya, setelah ketemu, Sam pun langsung memasukkan kunci dan langsung membukanya dengan tak sabaran.
"Hhh... Akhirnya..." Gumam Sam dengan penuh rasa lega, namun sayangnya ketika dirinya akan berjalan masuk ke dalam dan mencari keberadaan istrinya, tubuh Sam malah oleng dan pandangannyapun semakin kabur, kepalanya begitu sangat berat seperti tertimpa oleh reruntuhan beton, Sam pun langsung terjungkal, tubuhnya tiba-tiba terkapar tak sadarkan diri dan hal itu menimbulkan suara berdebam yang cukup keras.
Carol yang saat ini tengah berada di dalam kamar mandi pun langsung terkejut karena mendengar suara keras tersebut, wanita hamil yang sedang mandi itu khawatir bila ada orang yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Carol pun langsung bergegas keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya memakai kimono handuk. Dengan penuh kehati-hatian wanita itupun berjalan menuju kearah suara tersebut berasal, dan lagi-lagi wanita hamil itu dibuat terkejut dengan sosok yang saat ini tengah terkapar di depannya, dengan sekali lihat, Carol langsung bisa mengenali sosok itu yang ternyata adalah Sam, suaminya.
"Ya ampun mas!" Carol pun langsung menghampiri tubuh Sam yang tergeletak tak berdaya, kedua matanya langsung memanas sebelum akhirnya terisak-isak karena saking paniknya. Wajah suaminya tampak pucat, telapak tangannya bahkan sangat dingin membuat Carol semakin takut jika suaminya akan kenapa-kenapa, demi Tuhan ia belum siap untuk jadi janda di usia muda, apalagi bayinya belum pernah melihat sosok ayahnya. "Mas bangun mas bangun! Jangan tinggalin aku! Aku nggak mau jadi janda aku nggak mau kamu mati..." Bicara Carol pun semakin ngelantur karena saking paniknya, membuat Sam tersenyum geli, ternyata pria itu tak benar-benar pingsan, kesadarannya mulai kembali ketika mendengar suara wanita yang sangat ia cintai itu.
"Sweetie..." Gumam Sam sembari menggenggam tangan Carol.
"Mas... Kamu nggak mati kan mas? Kamu masih hidup?" Carol pun menepuk-nepuk pipi Sam dengan pelan, berharap jika suaminya itu akan merespon tindakannya.
"Nggak sayang, aku masih hidup. Aku nggak mungkin pergi secepat itu, aku masih mau hidup bahagia bersama kamu dan baby." Ungkap Sam pada Carol dengan sepenuh hati, pria itu lantas berusaha bangun dengan sekuat tenaga, dan Carol pun berusaha untuk memapah suaminya dan membawanya ke tempat tidurnya.
"Aku pikir kamu nggak akan nyari aku." Ujar Carol.
"Kemarilah!" Sam merentangkan kedua tangannya, Carol yang awalnya ragupun akhirnya masuk ke dalam pelukan Sam karena bayinya juga menginginkan hal itu. "Maaf kalau aku bau, aku belum mandi sama sekali dari kemarin, aku bahkan belum makan apa-apa sejak meninggalkan kamu." Pantas saja bau badan Sam membuat Carol sedikit tak nyaman, orang suaminya tidak mandi sama sekali dari kemarin, tapi kenapa? Apa yang suaminya itu lakukan sampai tak sempat mandi seperti ini?
"Kenapa?" Tanya Carol penasaran.
"Aku sudah mengetahui semuanya, aku menyelidiki Edward dan juga Brenda, dan aku sudah membuat perhitungan pada mereka berdua. Sejak awal aku sudah tau kalau Edward berbohong tentang kamu, aku tentu lebih percaya sama kamu, aku mencintai kamu tentu, makanya aku cari kamu sampai ketemu, mudah banget untuk lacak kamu, kamu itu nggak pandai kabur sayang." Jelas Sam pada Carol membuat hati Carol akhirnya mulai melunak.
"Aku pikir kamu cuma bohong soal perasaan kamu ke aku, kamu cuma kasihan karena aku ngemis cinta terus makanya kam-"
"Sssttt... Jangan pernah ambil spekulasi sendiri, hal itu malah akan membuat kita jadi salah paham seperti ini."
"Tapi kenapa pas aku tanya kamu percaya aku apa enggak kamu diem aja?"
"Ah masa? Kok aku nggak dengar ya?" Tanya Sam membuat wajah Carol memberengut kesal, Sam memang sengaja bertanya seperti itu karena tak mungkin ia jujur pada istrinya jika dirinya sempat kembali meragu, Sam tak ingin membuat Carol sakit hati dan kembali marah padanya. Keraguan itupun agaknya tak bertahan lama karena Sam langsung tersadar jika ia tak boleh melakukan hal bodoh itu. Memang sulit untuk mempercayai seluruh takdir ini, tapi Carol sudah membuktikan segalanya jika ia memang pantas untuk Sam percayai.
"Iiihhh... Kamu tuh nyebelin banget sih!" Carol langsung memukuli dada suaminya dengan kesal, Sam hanya tersenyum geli menanggapinya lalu iapun segera menangkap tangan istrinya.
"Kamu dengar baik-baik sweetie! Aku memang sulit jatuh cinta, tapi untuk jatuh cinta sama kamu itu rasanya mudah sekali, kamu memiliki daya tarik yang sangat kuat, kalau aku nggak cinta, aku nggak mungkin berada disini saat ini dalam kondisi mengenaskan seperti ini." Jelas Sam dengan penuh kesungguhan.
"Benar kamu cinta aku?"
"Kamu masih ragu? Aku bahkan rela jika kamu ingin membelah dadaku sayang..."
"Ah gombal!" Carol langsung memalingkan wajahnya, wajahnya memerah gara-gara ucapan Sam.
"I love you Carol, ibu dari anak-anakku, satu-satunya wanita yang mampu memberiku keturunan, wanita yang selalu mencintaiku yang penuh dengan kekurangan ini." Sam langsung menangkup wajah Carol, lalu melumat bibirnya sembari mengusap-usap perut istrinya, tempat dimana bayinya bergelung disana dengan hangat.
"Enghhh... Bau..."
Ck, Carol ini, merusak suasana sekali.
"Ya sudah aku mandi dulu, ayo mandikan aku!" Pinta Sam.
"Tapi aku habis mandi."
"Mandi lagi nggak masalah."
"Tapi apa kamu masih kuat? Kamu kan belum makan apapun, nanti masuk angin. Aku pesan makanan dulu ya!"
"Hm, terserah kamu saja sweetie." Angguk Sam dengan patuh.
"Aku nggak mau kamu sakit, nanti makan sambil mandi, ada bathub disini."
"Yah, apapun itu terserah."
Cup
Sam kembali meraup bibir istrinya dengan rakus, meskipun Carol terus meronta, namun ia tak peduli sama sekali. Dasar pak tua!
***
bersambung...
Banyakin vomment yah! Abis ini up lagi 100 comment.
Hot promo masih jalan yah! Tersedia 8 pdf, Armand Baby, suamiku, brother For JEVIN, my Naughty Fiancee, my Handsome Devil, Rajendra, Beby, dokter cintaku. 100k dpet 4 pdf, lgsg chat aq ya 085854904480 via TF bank ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate (Tersedia Ebook Di Google Play/Pdf/Karyakarsa)
RomanceMargaretha Caroline, gadis cantik penuh ambisi, penuh obsesi dan penuh dengan optimisme yang tinggi, hidupnya bergelimang harta, ia adalah seorang tuan putri yang akan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, putri tunggal dari seorang konglomerat...