***
Carol berjalan tergesa masuk ke dalam rumah namun Sam tak ikut masuk lewat depan, ia masuk lewat bekalang rumah. Ketika melewati ruang tamu ternyata disana benar-benar ada Brenda yang sedang duduk dengan sangat arogannya membuat Carol benar-benar muak melihatnya.
"Mau apa Tante kesini?" Tanya Carol pada Brenda.
"Oh, Hai manis apa kabar? Aku mau ketemu sama Sam, apa dia ada?" Tanya Brenda tanpa tahu malu sedikitpun, gayanya yang sombong dan angkuh benar-benar membuat Carol merasa geram. Ingin sekali rasanya ia jambak rambut ikal Brenda, namun sayangnya ia tak mau melukai harga dirinya.
"Tante nggak tau malu ya! apa Tante lupa kalau mas Sam sekarang adalah suamiku, dan Tante adalah mantan istri, ingat! Hanya sekedar mantan, jadi aku harap Tante segera pergi dari rumah ini dan jangan pernah temui suamiku lagi." Ujar Carol dengan tegas, namun Brenda malah tersenyum sarkas seakan tak peduli sama sekali dengan larangan Carol.
"Hmh, suami? Suami paksaan maksud kamu? Kamu yakin itu anaknya Sam? Aku aja nggak yakin sama sekali kalau anak harammu itu adalah anak kandungnya Sam."
"Jaga omongan tante ya! Jangan pernah coba-coba berani menghina anak aku, atau aku akan-"
"Akan apa hm? Carol-Carol... Kamu tuh jangan sok ya! Kamu tuh anak baru kemarin sore, anak bau kencur, sedangkan aku dan Sam udah berpengalaman, yang seharusnya jadi istrinya Sam itu harusnya aku bukan kamu. Sam itu mau aja ya dibodoh-bodohi sama wanita licik macam kamu." Sahut Brenda membuat Carol semakin emosi.
"Jaga ucapan Tante ya! Sekarang Tante pergi dari sini! Pergi!" Carol berusaha menarik baju Brenda namun sayangnya Brenda langsung menepis tangan Carol.
"Jangan sekali-kali berani menyentuhku! Kamu dengar baik-baik ya anak kecil! Aku akan balik lagi kesini bersama seseorang yang akan membuat kamu menangis darah dan didepak dari kehidupan Sam. Camkan itu!" Ancam Brenda pada Carol, lalu wanita itupun langsung pergi meninggalkan rumah Sam.
Carol pun langsung terduduk lemas di sofa, ada rasa was-was dalam hatinya, kira-kira siapa yang akan Brenda bawa nanti, kenapa ia jadi takut jika hal itu akan menjadi kenyataan.
"Sweety! Apa kamu baik-baik aja?" Tanya Sam tiba-tiba membuat Carol langsung terkesiap. Ia harap suaminya itu tak mendengar apapun yang ia bicarakan dengan Brenda tadi.
"Mas!" Carol pun langsung masuk ke dalam pelukan Sam, demi Tuhan ia takut sekali, pikirannya bercabang kemana-mana.
"Ssshhh... Everything's gonna be oke, jangan pedulikan Brenda oke! Dia hanya wanita Medusa yang hanya ingin menghancurkan rumah tangga kita." Ujar Sam pada Carol, meski hatinya juga tidak menentu karena ucapan Brenda yang ia dengar tadi, namun Sam akan tetap berusaha untuk mempercayai istrinya.
"Apapun yang terjadi tolong percaya sama aku mas, jangan tinggalin aku." Pinta Carol dengan penuh permohonan.
"Hm, ya sweety ya!" Angguk Sam dengan sepenuh hati. "Kamu istirahat dulu ya! Waktunya tidur siang, atau kamu mau makan dulu? Sudah minum vitaminnya?" Tanya Sam beruntun. Dan hanya dibalas gelengan oleh Carol.
"Ya sudah kita makan dulu, aku suapi.""Ya." Angguk wanita hamil itu dengan antusias.
Setelah pembicaraannya dengan Brenda tadi, hati Carol benar-benar tak tenang, ia merasa gelisah dan cemas, sepertinya Brenda serius dengan ucapannya, kira-kira seseorang yang akan Brenda tunjukkan padanya itu siapa? Kenapa Carol jadi kepikiran begini?
"Udah jangan dipikirin." Sam pun mencium pipi istrinya, lalu mengelus perutnya dengan lembut. "Kalau kamu stres nanti baby juga akan ikut stres." Imbuhnya penuh perhatian dan itu membuat Carol benar-benar sangat tersentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate (Tersedia Ebook Di Google Play/Pdf/Karyakarsa)
Storie d'amoreMargaretha Caroline, gadis cantik penuh ambisi, penuh obsesi dan penuh dengan optimisme yang tinggi, hidupnya bergelimang harta, ia adalah seorang tuan putri yang akan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, putri tunggal dari seorang konglomerat...