Part 2

9.7K 658 12
                                    

***

Sam baru saja selesai berolah raga di sebuah tempat Gym yang biasa ia kunjungi setiap Minggu. Usia boleh bertambah, namun kondisi tubuh harus tetap prima dan berjiwa muda.

Duda tampan itu selalu saja menjadi sorotan bagi banyak wanita, apalagi jika Sam hanya mengenakan celana training dan kaos tipis yang mencetak jelas otot-otot perutnya. Membuat wanita manapun pasti akan menjerit histeris, tak terkecuali para pria gay yang selalu mendekati Samudera ketika pria itu datang ke tempat Gym.

Namun sayangnya, Sam masih sangat normal, ia bahkan merasa sangat jijik ketika melihat kaum LGBT.

Sebelum pulang, Sam lebih dahulu mampir ke sebuah restoran untuk mengisi perutnya yang lapar.

Sam adalah tipe pria yang baik dan penuh kelembutan, namun jika sudah marah dan ada yang sengaja mengusik ketenangannya, Sam bisa berubah menjadi monster yang sangat mengerikan.

"Mas aku kangen..." Ungkap wanita yang tiba-tiba memeluk tubuh Sam dari belakang. Sam sudah hapal betul siapa pemilik suara ini, siapa lagi kalau bukan Carol? Wanita bar-bar yang sejak perceraiannya yang ke lima selalu saja mengejar-ngejar dirinya. Sudah hampir satu tahun, dan wanita itu tak pernah lelah untuk menjadi stalker dan wanita yang mengaku-ngaku mencintainya setengah mati.

"Hhhh... Kamu lagi kamu lagi, padahal sudah seminggu saya merasa begitu sangat tenang tanpa keberadaan kamu, tapi sekarang kamu muncul lagi." Gumam Sam dengan wajah kesal, pria tampan itupun langsung melepaskan pelukan Carol namun Carol tampak enggan untuk melepaskan pelukannya. "Nona kamu jangan seenaknya begini! Semua orang bisa salah paham dengan kita." Seru Sam dengan nada marah, namun Carol menghiraukannya. Wanita cantik berwajah oriental itu malah mencuri ciuman dibibir Sam membuat Sam langsung membelalakkan matanya.

"Sssttt..." Carol lantas meletakkan jari telunjuknya dibibir Sam. "Sampai kapan kamu panggil aku dengan sebutan Nona? Panggil aku Carol, aku ini calon istri kamu, calon istri ke enam dan terakhir kamu, masa depan kamu." Ujar Carol dengan penuh percaya diri.

Sam langsung menepis tangan Carol lalu tertawa remeh, Carol terlalu berhalusinasi makanya sampai membuat Sam ingin tertawa seperti ini.

"Jangan halu kamu, dan jangan bermimpi terlalu tinggi, sampai kapanpun saya nggak akan pernah mau mempunyai istri seperti kamu."

"Ya-ya I know I know, nggak usah diterusin lagi, lebih baik mas diem! Temani aku makan disini, kebetulan ini restoran vegetarian, jadi aku harus banyak-banyak makan sayuran supaya anak kamu cepat tumbuh di dalam perut aku." Carol langsung duduk didepan Sam yang lagi-lagi kembali menertawakannya.

"Wanita gila, dan hati-hati, jika kamu nggak berhenti-berhenti juga untuk terobsesi dengan saya, saya nggak bisa jamin jika Moreno akan hidup sendirian di sisa hidupnya."

"Apa maksud kamu?" Carol tampak tak mengerti.

"Ya karena putrinya tinggal dirumah sakit jiwa gara-gara saya."

Nyes...

Rasanya seperti disiram oleh air panas, hati Carol langsung memanas, mau marah tapi tak bisa. Banyak orang bilang jika seorang Samudera adalah pria yang begitu lembut dan romantis, tapi kenapa pria itu selalu saja kasar dan ketus padanya.

Awas saja, jika Carol sudah hamil, Carol berjanji akan membalas semuanya dan membuat Sam berlutut-lutut dibawah kakinya.

Insting Carol begitu kuat, ia yakin jika Sam tidaklah mandul, memang pria itu belum beruntung saja ketika menikahi kelima mantan istrinya. Sam adalah pria yang sehat, ia bahkan tak pernah menkonsumsi Alkohol dan merokok, jadi mana mungkin pria itu mandul kecuali memang ada kelainan di alat reproduksinya.

Saat ini Carol harus menahan-nahan semuanya, biarlah saat ini Sam mengatainya gila, halu atau apalah terserah dia, tapi setelah kehamilan itu terjadi, Sam pasti akan menyesal karena pernah mengata-ngatai Carol.

"Hina aku sepuas kamu. Silahkan... Tapi asal kamu tau, aku nggak akan pernah berhenti untuk mengejar-ngejar kamu sampai kamu benar-benar menjadi milikku."

"Nona Margaretha Caroline yang terhormat, saya ingatkan sekali lagi, saya sudah lima kali bercerai, usia saya juga sudah empat puluh tahun, sedangkan kamu masih dua puluh satu tahun, kamu pintar, cerdas, cantik dan banyak sekali laki-laki yang menyukai kamu. Saya dan kamu begitu sangat berbeda, kita berdua bagaikan bumi dan langit yang tak akan pernah bisa jadi satu. Bagi saya kamu hanyalah anak kecil yang merepotkan." Tegas Sam membuat Carol malah tersenyum manis, sudah berulang kali Sam menegaskan dan sudah berulang kali pula Carol tak pernah menanggapinya, kenyataan itu jelas terpampang nyata didepan matanya dan tak bisa ia pungkiri lagi.

Carol mencintai Sam dengan tulus, jika tidak tulus, maka ia tak akan pernah segila ini kepada pria bermata biru itu. Carol siap menerima segala kekurangan Sam, bahkan sudah sangat siap menerima semua masalalu dari pria itu. Masalah jarak usia mereka yang berbeda jauh jangan ditanya, Carol benar-benar tak peduli akan hal itu. Kecuali berondong, Carol sangat tidak suka dengan pasangan yang lebih muda darinya.

"Tuan Samudera Indra Tanaya yang terhormat, silahkan bicara apapun sepuas kamu karena sampai kapanpun juga, aku nggak akan pernah perduli. Kamu harusnya bersyukur karena bisa dicintai sama wanita muda kayak aku, tapi kamu malah... Ck, ya udahlah! Aku yakin suatu saat nanti Tuhan akan membuka hati kamu, menyadarkanmu dan membuat kamu mencintaiku sampai mau mati rasanya."

"Terserah! Omong kosong." Sam lantas memalingkan wajahnya dengan tatapan malas, menutupi segala perasaan aneh yang sejak tadi memenuhi hatinya ketika Carol berbicara panjang lebar.

Hati Sam yang keras, lama-lama juga akan bisa melunak apabila Carol terus-menerus masuk ke dalam hidupnya seperti ini.

Apa yang tidak mungkin pasti akan menjadi mungkin di dunia ini, manusia boleh memvonis tentang jalan hidupnya dengan seenaknya, tapi tetap, segala ketentuan ada di tangan Tuhan yang maha kuasa.

Dokter kepercayaan Sam boleh memvonis dirinya mandul, tapi setiap kemungkinan pasti akan ada. Entah itu seberapa persen, tapi percayalah jika keajaiban itu pasti ada. Tapi sayangnya Sam tak pernah percaya akan itu semua.

Sam selalu percaya akan logika, jika logika sudah berkata, maka hal itu akan ia percayai sampai kapanpun juga.

***

bersambung...

Vomment please! 😘

Passionate (Tersedia Ebook Di Google Play/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang