Part 23

5.2K 408 22
                                    

Semakin hari, Carol semakin gelisah namun ia berusaha untuk tetap tenang dan tak menunjukkannya kepada Sam. Sam pun sempat curiga namun ia tak ingin terlalu curiga pada istrinya, Sam ingin belajar untuk mempercayai Carol, memperbaiki hubungan mereka dan memperkuat rumah tangganya dengan saling menjaga kepercayaan masing-masing.

"Sayang! Hari ini aku sepertinya pulang agak telat, kalau kamu kangen, kamu bisa langsung ke kantor seperti biasa ya!" Ujar Sam pada Carol yang sedang memperbaiki dasinya.

"Tapi pulangnya jangan malem-malem ya mas! Nanti kalau aku nggak capek, aku akan bawa makanan ke kantor. Soalnya makin hari aku makin gampang capeknya." Jelas Carol membuat Sam langsung memeluk istri kesayangannya itu.

Semakin sering bersama dan mengenal Carol, Sam pun jadi semakin jatuh hati dengan pesona istrinya itu, katakanlah istrinya itu memang kekanakan, tapi Carol sangat bisa menempatkan dirinya pada posisi yang tepat. Banyak keistimewaan yang dimiliki oleh wanita yang dulu sangat ia hindari itu, dan Sam baru menyadari itu semua saat ini.

"Bersabarlah... Tiga bulan lagi dia akan segera lahir, dia nggak akan menyusahkan kamu lagi." Ungkap Sam sembari membelai perut istrinya, perut yang setiap malam selalu ia ajak ngobrol.

"Hey! Jangan ngomong kayak gitu mas, aku nggak suka. Anak ini nggak pernah buat aku susah, kehadirannya adalah istimewa, anak ini adalah anak yang kamu impi-impikan, dan akupun sangat menginginkannya, jadi jangan pernah bilang kalau aku kesusahan, karena aku nggak akan pernah merasa susah kalau hal itu berhubungan sama kamu." Oh Tuhan, hati Sam sungguh sangat tersentuh, mata Carol begitu tampak tulus dan apa adanya, ia begitu tersanjung bisa dicintai sampai seperti ini oleh seorang wanita muda. Apalagi Carol tak pernah mengharapkan apapun darinya, wanita itu hanya ingin jiwa dan cintanya. Betapa bodohnya Sam menyia-nyiakan wanita setulus Carol selama ini.

"Apa yang sebenarnya membuat kamu begitu mencintaiku? Apa istimewanya aku? Para mantan istriku bahkan tak ada yang sampai segila ini, hanya kamu, baru kamu yang sampai seperti ini." Tanya Sam sembari menangkup wajah istrinya.

"Kamu istimewa, tentu. Bagiku kamu segalanya, pusat hidupku, aku akan rela lakuin apapun asalkan bisa sama kamu selamanya. Meskipun aku harus merendahkan diri, aku rela asalkan kamu jadi milikku. Kamu adalah passionku, karena hanya dengan menatap wajah kamu, semangatku selalu muncul, gairah hidupku selalu muncul, dan aku benar-benar jatuh cinta sama kamu mas Sam, jauh sebelum kamu mengenal aku." Ungkap Carol secara terang-terangan membuat hati Sam semakin terbuai, mengingat betapa gigihnya Carol mengejar-ngejar dirinya hingga nekad melakukan hal gila sampai menyebabkan dirinya hamil itu membuat Sam semakin yakin jika Carol memang benar-benar tulus kepadanya, istrinya itu sangat jauh dari apa yang orang-orang beritakan di luar sana terutama Brenda. Mereka hanya iri kepada Carol makanya selalu ingin menjatuhkannya.

"Ya tentu aku juga percaya, perasaan kamu sudah tak bisa diragukan lagi. Kalian berdua sudah tak bisa aku ragukan lagi, dan kalian berdua benar-benar sudah membuat pria tua ini sadar." Ungkap Sam sembari membawa tangan Carol ke dada bidangnya.

"Sadar apa?" Tanya wanita itu penasaran.

"Sadar akan hadirnya..."

Cup

Sam tak tahan lagi, iapun langsung melumat bibir mungil istrinya dengan penuh rasa cinta, perasaannya sudah tak bisa ia timbang-timbang lagi, hatinya sudah pasti terisi oleh nama Margaretha Caroline. Istri kecilnya, istri yang sudah memberinya impian yang selama ini tak bisa ia wujudkan. Sam begitu mendamba tubuh Carol, tak peduli jika dirinya sebentar lagi akan ada meeting di kantor.

"Kamuh... Kam-kamu mau bilang apahhh..." Carol sampai kehabisan nafas, tenaga pria berdarah Amerika itu tentu saja membuat tubuh ramping Carol kuwalahan.

Passionate (Tersedia Ebook Di Google Play/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang