***
Sudah seminggu tepat setelah kejadian dimana Carol melancarkan aksinya untuk memperkosa Sam, memperkosa? Carol bahkan selalu tersenyum geli ketika mengingat kata-kata itu. Bagaimana bukan memperkosa jika ia memaksa Sam untuk berhubungan badan dengannya.
Saat itu Sam tengah berada di kantor sang ayah, Carol lantas meminta Tara, sekretaris sang ayah untuk menyuguhi Sam dengan sebuah minuman yang sudah ia campurkan dengan obat perangsang. Dan setelah bereaksi, Carol segera menyeret Sam ke mobilnya dan membawa pergi pria itu ke suatu hotel dan terjadilah adegan panas disana.
Meski Sam sudah menahannya sekuat tenaga, nyatanya ia tetap kalah melawan hasrat yang sudah membumbung tinggi setinggi angkasa.
Apalagi tubuh Carol begitu indah dan amat menggoda seluruh inderanya, membuat Sam akhirnya menyerah dan menghujamkan miliknya pada lubang surga milik Carol yang ternyata masih perawan.
Paginya mereka terbangun dengan kondisi tubuh tanpa busana, Sam begitu menyesal karena sudah merusak anak gadis rekan kerjanya. Apa kata Moreno nanti? Anak gadis semata wayangnya sudah tidak perawan lagi gara-gara ulah Sam. Moreno pasti akan sangat membenci Sam jika mengetahui tentang hal itu. Padahal saat ini mereka berdua tengah bekerjasama untuk sebuah proyek besar.
"Saya tau jika semua ini adalah ulah kamu." Ujar Sam pada Carol yang saat ini malah bergelut manja memeluk tubuh kekarnya, tak ada raut penyesalan sedikitpun yang ditunjukkan oleh gadis belia itu, malah Carol terkesan puas karena sudah menyerahkan keperawanannya untuk Sam.
"Mas mau nambah? Mumpung aku juga masih pengen." Tanya Carol membuat emosi Sam semakin meningkat, gadis itu bukannya menanggapi ucapan Sam, tapi malah begitu gampangnya bicara seperti itu kepadanya.
"Nona! Apa kamu pikir dengan semua ulah kamu ini, maka saya akan luluh dan mau menjadi milik kamu? Tidak! Karena bagi saya kamu tetaplah gadis kecil yang lebih pantas untuk menjadi anak saya. Kasihan sekali Moreno, di sisa hidupnya ini dia mempunyai putri yang rela menyerahkan dirinya sendiri secara cuma-cuma kepada pria asing, kamu dan jalang apa bedanya? Tuan putri terhormat seperti kamu ternyata adalah jalang, saya telah salah menilai kamu selama ini, saya benar-benar jijik." Setelah mengatakan hal itu Sam segera pergi meninggalkan Carol menuju kamar mandi, bukannya menangis namun Carol malah menyeringai seraya menatap ke depan dengan tatapan kosong.
"Lihat aja nanti, kamu bakal ngemis-ngemis cinta sama aku dan meminta aku supaya mau nikah sama kamu." Gumam Carol dengan penuh percaya diri.
Selang beberapa saat kemudian akhirnya Sam telah keluar dari kamar mandi dengan setelan jasnya. Sebelum keluar dari kamar, Sam sempat menghampiri Carol dan memberikan sebuah cek kepada gadis itu.
"Untuk uang jajan kamu, saya tau kamu suka shopping, uang jajan kamu kurang makanya kamu lakuin ini semua sama saya kan? Lupakan saja semua kejadian ini, saya mandul, jadi nggak mungkin kamu hamil dan meminta pertanggung jawaban dari saya. Lagipula kamu bukan tipe saya, saya nggak suka anak kecil. Stop sampai disini, jangan pernah ganggu saya lagi, dan stop main-mainnya." Setelah mengatakan hal itu, Sam segera pergi meninggalkan Carol yang hanya tersenyum penuh emosi. Setelah Sam pergi, Carol segera mengambil cek tersebut dan melihat nominalnya, ternyata Sam membayarnya dengan uang seratus juta, hebat sekali.
Namun dengan segera, wanita muda itupun langsung merobek-robek cek tersebut sampai tak terbentuk dan membuangnya ke segala arah.
"Cepat tumbuh sayang... Lalu kita buktikan ke papa, kalau dia emang bisa ngebuat kamu ada di dunia ini." Gumam Carol sembari mengusap-usap perut ratanya.
Carol benar-benar sudah menggilai Sam sampai sejauh ini, banyak yang bilang jika cinta tak harus memiliki, namun tidak bagi Carol yang memiliki segalanya, cinta itu harus memiliki. Dengan tekad dan usaha yang keras, maka ia akan mampu mendapatkan cinta itu sendiri. Carol yakin jika suatu saat ia akan bisa bersanding dengan Sam, menikah dengan pria berdarah Amerika itu dan memberikan Sam banyak sekali keturunan yang pria itu inginkan dari Carol.
Banyak yang menyukai bahkan mencintai Carol, Carol juga sudah sering bergonta-ganti pacar, namun bagi seorang Carol, hanya cinta kepada Sam lah yang pantas ia sebut dengan cinta sejati.
Karena hanya Samlah yang mampu membuatnya berdebar-debar, membuatnya melayang-layang, membuatnya puas, membuatnya gila dan membuatnya bahagia hanya dengan melihat wajah pria tampan itu saja.
Samudera Indra Tanaya, nama yang begitu indah, nama yang akan selalu menduduki posisi tertinggi di dalam hati seorang Margaretha Caroline.
***
Setelah sepekan kejadian itu berlalu, Carol tak pernah lagi bertemu dengan Sam, wanita yang biasanya menyatroni dan mengikuti kemanapun Sam pergi itu, kini memutuskan untuk rehat sejenak. Carol lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah.
"Non kok tumben di rumah terus? Nggak ke tempat Tuan Sam lagi? Non udah capek ya... Ngejar-ngejar dia terus?" Tanya Maemunah, asisten rumah tangga sekaligus teman curhat Carol dirumah.
"Iya, lagi libur dulu mun." Jawab Carol seraya memainkan ponselnya.
"Tuan Sam itu mirip banget sama tokoh superhero yang sekarang lagi buming itu lho non, apaan sih namanya... Marpel-marpel gitu lho non." Mumun tampak berpikir keras, sedangkan Carol hanya tersenyum geli melihatnya.
"Udahlah mun apaan sih, buatin saya susu sana! Cepetan!" Seru Carol dengan nada memerintah.
"Non... Non kok minum susu buat program kehamilan terus sih non? Emangnya non pengen banget hamil ya? Kalau mau hamil itu kan musti nikah dulu, emang non mau nikah sama mas Edward? Bukannya non nggak mau ya diajak nikah sama dia?" Tanya Mumun panjang lebar membuat Carol merasa jengah, pembantunya itu memang selalu ingin tau tentang semua urusannya, meskipun Carol sering menjadikan Mumun sebagai teman curhat, namun bukan berarti Mumun bisa sok akrab seperti ini padanya.
"Enak aja rasanya, makanya saya suka. Udah buatin sana! Nggak usah banyak cincong deh." Ujar Carol dengan nada ketus, kalau sudah begini, Mumun sudah tak bisa membantah lagi, Carol memang baik, tapi kalau sudah marah, siapapun pasti akan takut melihatnya termasuk Mumun.
"Baik non, sekalian saya buatin salad buah ya non."
"Hm, tau aja saya lagi pengen itu." Gumam Carol dengan senyuman manis. Mumunpun segera beranjak menuju dapur meninggalkan sang majikan.
"Hhh... Udah seminggu nggak ketemu, rasanya nggak karu-karuan kangennya. Tiap hari harus muasin diri sendiri setelah tau gimana nikmatnya lakuin hal itu sama kamu, rasanya tuh nyiksa banget. Pokoknya besok aku harus ketemu sama Mas Sam, aku mau peluk dia..." Keluh Carol seraya memandangi foto Sam yang ada di ponselnya dengan tatapan memuja dan penuh akan kerinduan.
Sam yang begitu tampan dan mempesona, membuat bulu kuduk setiap kaum hawa berdiri ketika didekatnya. Membuat Carol selalu berfantasi mengenai dirinya, membuat wanita muda itu rela mengorbankan harga dirinya, hanya demi pria sempurna seperti Samudera.
***
bersambung...
Part pertama, beri tanggapan ya! Leave some vomment... 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate (Tersedia Ebook Di Google Play/Pdf/Karyakarsa)
RomanceMargaretha Caroline, gadis cantik penuh ambisi, penuh obsesi dan penuh dengan optimisme yang tinggi, hidupnya bergelimang harta, ia adalah seorang tuan putri yang akan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, putri tunggal dari seorang konglomerat...