19

42 16 4
                                    

Happy reading and enjoy it☕

Andra berkali kali menghubungi Dira namun hasilnya nihil.

"Kalo ada apa apa sama Dira, gue ga bisa maafin abang Lo! Dan gue ga mau ketemu sama Lo lagi!" Bentak Andra pada Zilda

"Itu bukan urusan kita Andra! Itu urusan mereka!" Zilda tak kalah membentak

"Gue bukan sodara yang kaya Lo, gue sayang Dira dari apapun di dunia ini. Dan Lo ga sebanding sama Dira!" Andra menyambar jaketnya dan pergi meninggalkan Zilda yang terus meneriaki nya dari jauh.

"Dira gue harap Lo baik baik aja" gumam Andra menuju motornya

Andra mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi menuju tempat yang Zirco ucapkan.

"Harusnya gue ga semarah itu sama Lo Ra, gue minta maaf. Lo harus baik baik aja, demi gue"

Andra langsung mencari Dira saat sampai di tempat itu. Andra berkali kali meneriaki Dira, namun tak ada sahutan sama sekali dari sang empu. Andra mengedarkan pandangannya dan menemukan mobil Dira yang terparkir. Andra melihat ke sekeliling mobil Dira, tak ada yang dia temukan. Namun Andra mendengar suara nafas bergetar didekat nya.

"Dira!"

Andra langsung membopong tubuh Dira yang sudah berantakan. Andra mencari kunci mobil yang Dira bawa, dan menemukannya di saku jaket Dira.

"Gue mohon, bertahan demi gue" Andra menggenggam erat tangan Dira sambil menyetir.

🌻🌻🌻

Andra menemani Dira yang masih terlelap setelah ditangani tim medis. Andra mengecek handphone Dira, dan benar dia menemukan pesan dari Zirco. Dan Andra yakin Zirco yang sudah membuat Dira seperti ini.

"Apa yang Lo sembunyiin dari gue Ra?" Andra menggenggam tangan Dira

Line

KuDaniel

Niel Dira masuk rumah sakit
Besok Lo sibuk?

Andra mematikan ponselnya, Daniel pasti tidur sekarang. Andra memakaikan jepit pada rambut Dira. Jepit kesayangan Dira, berkarakter bunga edelweis yang cantik.

"Gue bakal bawa bunga itu ke Lo, ga peduli pantangannya" gumam Andra lalu tertidur dengan kepala diatas lengan Dira.

Disisi lain.

Raden tengah bimbang.

"Gue puas buat dia hancur, tapi kenapa hati gue ikut hancur?"

"Gue gatau Ra, Lo bener bener buat gue gila"

"Rasa sayang gue ga sebesar rasa kecewa gue ke Lo!"

Raden mengusak surainya kasar, satu bulir bening lolos dari matanya. Raden Laksana, seorang berhati keras bisa menangis karena hal itu. Ya hanya Dira yang mampu.

"Bahkan kakak gue ga bisa buat gue nangis Ra, Lo berhasil. Lo berhasil menguasai gue"

"Gue kecewa"

"Gue... Gue sayang Lo Ra!!"

Raden benar benar kacau saat ini. Dirinya membenci Dira, namun hati terdalamnya sangat menyayangi gadis itu.

Raden bangkit dari duduknya berniat menghampiri Dira. Namun niatnya hilang saat melihat seorang pria membopong tubuh Dira.

Edelweis dan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang