6

71 50 5
                                    

Happy reading ya readers;)🧡





Author pov-

"Dira!!"

Ichi berlari menghampiri Dira yg sudah tergeletak lemah dan setengah badannya tertindih rak buku.

"Dira lo kenapa!?"

Ichi mengelus wajah Dira yg memerah menahan sakit. Banyak orang yg membantu menyingkirkan rak buku dari atas tubuh Dira.

Dira hanya tersenyum, ia ingin menenangkan Ichi yg sudah banjir dengan air mata.

Ichi segera menghubungi Andra. Namun belum sampai menekan nomer Andra, sang empunya sudah berlari dengan wajah cemas ke arahnya dan Dira.

"Ra!, Chi kok bisa gini?"

Andra cemas melihat Dira yg terlihat menahan sakit.

"gue juga ga tau Ndra hiks"

Ichi terisak tak bisa menahan rasa cemas dan airmatanya.

"Ndra kita harua bawa Dira ke rumah sakit"

Andra mengangguk cepat, Ichi hanya bisa terisak karena cemas yg berlebihan.

Andra hendak menggendong Dira namun dia kalah cepat dengan pergerakan Daniel.

Ya Daniel yg membopong Dira.

Dira tak bisa melihat jelas siapa yg membopong nya.

Dan Dira sudah benar benar kehilangan kesadaran.




















Ichi menangis tiada henti saat menunggu Dira ditangani oleh medis.

Mereka ber-3 menunggu Dira di kursi tunggu depan ruangan Dira.

"chi, kenapa bisa kayak gini?"-Andra

"gue juga ga tau Ndra. Hiks, tiba tiba aja Dira udah ketindih sama rak buku, gue juga ga tau kenapa bisa Dira kayak gitu hiks"

Ucap Ichi sambil terisak. Andra benar benar frustasi, cemas, penasaran, marah, sedih. Andra sudah sangat kacau saat ini.

Daniel?
Dia sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.

"apa yg sebenarnya terjadi? Apa perlu gue cari tau tentang kejadian ini?"

"gue harus! Dira udah nolong gue, ini giliran gue"

Daniel bermonolog dalam hati.

"Ndra gue mau ke toko tadi dulu" -Daniel

"mau ngapain lo?" -Andra

"gue mau nyari tau penyebab  semua"

Andra hanya mengangguk pasrah. Daniel pergi menuju mobil dan melajukannya ke toko tadi.













































































Di sisi lain,

Raden membayar penjaga cctv toko untuk menghapus dan tutup mulut dengan kejadian tadi.

"gue bakal bunuh lo dengan tangan gue sendiri Ra"

Raden dengan senyum kejamnya.



TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa pencet bintangnya😘😜

Edelweis dan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang