Daniel pov-
Gue masuk ke ruang penjaga cctv
"Pak rekaman tadi waktu kejadian cewek ketindih rak, boleh saya liat?"
"Maaf ya mas, tadi waktu kejadian itu cctv lagi mati, ini baru mau di benerin" -penjaga cctv
"Bangsat!!"
Gue mengumpat saat keluar dari toko itu.
Entah kenapa gue merasa marah sekali."Gue kenapa sih? Ok gue khawatir karena Dira udah pernah nolong gue. Ga lebih!"
Gue melajukan mobil ke rumah sakit.
Di rumah sakit~~
"Gimana Niel?" -Andra dengan kondisi yg sudah lusuh.
Gue nyeritain semua ke Andra.
"Coba nanti kita tanya ke Dira nya langsung aja Ndra"
"Ga bisa Niel, Dira ga pernah terbuka. Bahkan dia gamau cerita sedikit tentang apapun sama gue, sodara dia sendiri" -Andra mengacak rambutnya frustasi.
Gue bingung liat dan denger Andra ngomong itu, gue ngerasa sesak dan sakit.
"Ada apa sama gue?"
Author pov-
Dokter keluar dari ruangan Dira.
"Keluarga pasien Andira?" -dokter
Daniel dan Andra yg denger langsung berdiri
"Saya sodaranya dok, gimana keadaan nya?" -Andra
"Pasien sudah sadar, dia baik baik saja hanya saja ada sedikit keretakan pada tulang kakinya. Tapi kami sudah memberikan yg terbaik, dan kemungkinan akan kembali normal 1 atau 2 bulan" -dokter
"Terimakasih dok. Apa boleh melihat pasien sekarang?" -Daniel
"Ya silahkan" -dokter
Mereka berdua masuk. Andra langsung memeluk Dira.
"Gue gapapa Ndra" -Dira sambil mengelus kepala Andra
"Kenapa Lo bisa gini Ra?" - Andra dengan suara lembutnya yg khawatir dan sedang menahan tangis
"Takdir mungkin?" -Dira
"Sekali ini aja Ra Lo cerita ke gue, gue mohon Ra. Gue ga bisa liat lo mendem semuanya sendirian sampe kaya gini" -Daniel
Andra cengo melihat Daniel yg berbicara begitu.
Dira? Dia sangat terkejut mendengar ucapan Daniel."Gue emang ga pantes ngomong gitu, gue tau gue bahkan baru kenal kalian. Tapi gue ngerasa sakit Ra liat lo kaya gini. Gue juga ga tau kenapa tapi hati gue sakit Ra. Hati gue ga bisa liat lo sama Andra kaya gini" -Daniel
"Niel lo sehat kan? Lo baru kenal kita, tapi lo udah berani ngomong gitu?" -Andra
"Gue tau gue udah lancang ngomong gitu, tapi hati kecil gue maksa gue ngucapin itu" -Daniel
"Ok, gue paham maksud lo. Gue bakal cerita kalo udah dirumah." -Dira
"Semua Ra, jangan bohong ke gue" -Andra
Dira hanya mengangguk.
Daniel? Dia bingung dengan kata kata dari Dira bahwa dia mengerti perasaan nya.
"Apa Lo juga ngerasin itu Ra?" -batin Daniel.
Beberapa minggu kemudian~~
"Ra sekarang udah di rumah. Cerita ke kita!" -Andra
"Baru sampe Ndra biar Dira istirahat dulu" -Daniel sambil mengeluarkan barang Dira dari bagasi mobilnya
"Iya. Makan dulu" -Dira
Mereka semua masuk ke dalam rumah.
"Mau makan apa? Biar gue masakin" -Dira
"Ra, lo baru sembuh. Kita beli aja" -Daniel
"Gue ga sele—"
"Sekali ini aja Ra" - potong Daniel
"Hm" -Dira berjalan menuju sofa dan duduk bersama Daniel dan Andra
"Ichi gimana?" -Dira dia hampir lupa sama Ichi
"Dia habis ikut nganter lo di rumah sakit langsung balik. Di suruh ikut abangnya ke New York kata nya" -Andra sambil bersender di bahu Dira.
Dira hanya mengangguk.
Dira memperhatikan Daniel yg sibuk memilih menu makan di hp nya. Se ulas senyum terbentuk di bibir Dira.
"Gue ga salah, ini bener. Gue—
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Cie digantungin.
Biar ada kesan penasaran gitu hehe😁
Jan lupa pencet tombol bintang ya readers🧡🧡
Voment kalian aku tunggu😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweis dan Kenangan
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] "makasih Ra udah mau hadir di setiap hari gue. Meski itu cuman mimpi gue yg sangat merindukan akan hadir dan senyum dari lo"-Andra Diraz. Andra Diraz yang mempunyai saudara kembar,, namun ada hal yang membuat mereka harus ber...