5

73 53 8
                                    

Author pov-

Dira dan Ichi sudah sampai di tujuan.

Mereka jalan kaki, ya mereka lebih suka jalan kaki ketimbang harus naik kendaraan.

"Ra, bagus mana?" -Ichi

"ck, serah lo. Gue ga tau yg begituan" Dira

"iya tau yg mau jadi penulis, bukan pelukis"

Ucap Ichi sambik nyenggol pundak Dira.

"nyindir?"

Tanya Dira dan menaikkan satu alisnya.

"iyain biar fast!" -Ichi

Dira hanya menghela nafas lalu lanjut melihat lihat setiap sudut toko untuk mencari rak novel.

"Chi gue ke sana dulu"

Ucap Dira sambil menunjuk arah rak novel. Ichi menoleh dan mengangguk.

Saat Dira melihat lihat novel, dia sedikit terusik. Seperti ada yg mengawasi nya.

Dira menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan. Namun hasilnya nihil. Saat hendak mengambil novel yg akan ia beli....



















































Puk!

Deg!

Dira terkejut saat ada orang memukul pundaknya pelan dari belakang.

Dira lebih terkejut lagi saat dia melihat siapa yg mengejutkannya.


















































"Raden?!" -pekik Dira

"hm"

"lo ngapain?" -Dira

"membalaskan dendam yg tertunda!"

Raden Laksana, musuh dalam selimut Dira yg sudah lama tak bertemu.

"apa pantes itu di bilang dendam?"

"lo udah buat kakak gue kehilangan banyak hal! Dan gue harus balas ulah lo, Andira Diraz!"

Ucapnya penuh penekanan, dan memberi kesan menantang pada Dira.

"bodoh!"

Dira hanya membalasnya dgn satu kata dan tersenyum remeh pada Raden.

Membuat musuh nya semakin naik pitam.

Dan......






























































Bugh...




















































"wah, berani juga lo" -Dira dengan smirk nya.

Ujung mulut Dira mengeluarkan darah segar akibat pukulan Raden yg sangat di luar kendali.

"ok. Gue anggap pukulan lo tadi tantangan. Tapi ga di sini tempatnya"

Dira membersihkan darah di ujung mulut nya sekilas lalu membenarkan posisi topi dan jaketnya.

"banyak orang disini ntar kalo lo kalah diliat banyak orang kan jadi malu maluin geng lo."

Dira berbisik tepat di samping telinga Raden dengan nada yg sedikit mengancam.

Raden sudah benar benar hilang kendali. Matanya memerah, nafasnya memburu, tanganya mengepal.





































Srettt....


























Brakkk!






































"Dira!"







TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*pengenalan karakter tokoh#6*
Raden Laksana
•musuh dalam selimutnya Dira
•playboy, pemabok, pembalap, bad boy banget pokoknya
gans cuy!!!
•holkay bangetttt
manusia punya otak tp otaknya nonaktif
•"uang membuka semua pintu bahagia" salah satu slogan Raden yg hits:)
•yg paling penting, dia berasal dari keluarga psikopat tingkat dewa.








Sekian dari saya, terimakasih.
Next part tunggu ya, ada banyak kejutan hehe...
Jan lupa pencet bintang😘

Edelweis dan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang