Minhyun turun dari mobil dengan wajah bingung.
" Untuk apa kita kemari Kepala Pengawal Yoon? "
" Anda harus ikut saya masuk untuk tahu itu.. " kata Doojun.
Minhyun yang makin bingung pun akhirnya hanya mengekori Doojun masuk ke gedung Perpustakaan Nasional Korea. Mereka terus melangkah menuju lantai teratas gedung yang tertutup bagi umum.
Doojun masuk ke sebuah ruangan dimana ada rak buku setinggi kepalanya terdapat di pojok ruangan. Dia menarik salah satu buku lalu rak itu mundur perlahan. Doojun pun mendorong sisi kanan rak hingga berputar. Ia melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan kecil lain bercat hitam dengan penerangan minim. Tapi Minhyun yang dari tadi bengong, masih terpaku di tempatnya berdiri.
" Ayo PM Hwang " kata Doojun yang sadar Minhyun tidak mengikutinya.
" Ah.. nee.. "
Minhyun buru buru ikut masuk. Doojun menempelkan jempolnya di salah satu sudut ruangan dan sesaat kemudian ruangan itu bergerak turun. Minhyun yang kaget pun baru menyadari bahwa ruangan yang dimasukinya adalah sebuah lift.Tak lama lift itu berhenti. Doojun menempelkan jempolnya sekali lagi. Lift itu pun terbuka dan tampaklah sebuah ruangan yang penuh dengan layar monitor juga berbagai peralatan canggih yang menyertainya.
Ditengah kekagetan Minhyun, Doojun menghampiri seseorang yang duduk menghadap layar monitor. Ia tampak membisikkan sesuatu. Orang itu berbalik dan Minhyun sontak melebarkan matanya.
" A..anda..?! "
Sosok itu tersenyum dan berdiri dari duduknya.
" Bagaimana kabarmu, PM Hwang? "
👑
" Baiklah karena semua sudah berkumpul, kita akan memulai sidang untuk menurunkan Raja Kang Daniel dari tahta " kata Ketua Park dari kursi Ketua Majelis Kerajaan.
" Ketua, apa ini tidak terlalu terburu-buru? Yang Mulia masih dalam keadaan koma, dan ibu suri juga tidak hadir di sidang ini. Apakah beliau tahu bahwa Yang Mulia akan diturunkan dari tahta? " tanya salah satu anggota majelis dari partai oposisi.
Ketua Park mendengus kasar.
" Anggota Lee, tidak ada yang tahu kapan Yang Mulia Raja akan siuman. Ibu Suri pun sudah mengetahui rencana ini dan menyetujuinya jadi kau tidak perlu banyak bicara lagi "
" Tapi.. "
" Baiklah, kita langsung saja menuju pemungutan suara. Silahkan memasukkan suara anda di kotak yang ada di depan... " putus Ketua Park tak mengindahkan kata kata anggota Lee.
Sebagian besar anggota majelis kerajaan merupakan loyalis Ketua Park. Jadi bisa dipastikan kemenangan ada di tangannya. Ia tersenyum licik ketika petugas mulai menghitung jumlah suara.
" Yang setuju berjumlah.. "
BRAAKK!!!
Doojun tiba tiba masuk dengan sejumlah pengawal istana.
Ketua Park langsung membelalakkan matanya.
YOU ARE READING
The Rebel King
FanfictionSeorang raja muda yang membenci takdirnya. Seorang manajer hotel yang menjalani takdir hidupnya. Akankah keduanya dipertemukan dalam takdir yang sama?