" Yang Mulia.. "
" Oh hyung, ada apa kau kemari malam malam begini? "
" Smartwatch Elena milik saya tiba tiba reboot, jadi saya kemari untuk mengecek keadaan baginda "
" Itu karena aku sedang mengupdate sistem Elena jadi kau tidak perlu khawatir "
Doojun mengangguk singkat. Dia baru saja hendak berbalik ketika melihat smartwatch Elena milik Seongwoo berada di atas meja Daniel. Dia mengenalinya karena milik Seongwoo talinya berwarna pink muda.
" Maaf Yang Mulia, apakah itu milik nona Seongwoo? "
" Hm.. aku mengambilnya karena sebentar lagi ada asisten baru "
Doojun sedikit terkejut.
" Benarkah? Saya tidak tau kalau Yang Mulia sudah memilih.. "
" Itu alasan yang kukatakan pada Nona Seongwoo "
" Aahh.. maksud anda karena Nona Seongwoo juga menjalani pendidikan calon Ratu pasti akan sangat berat untuknya tetap menjadi asisten Baginda, karena itu anda mempercepat pencarian asisten baru. Bukan begitu? "
Daniel menggeleng.
" Nona Seongwoo juga tidak akan menjadi Ratu. Aku akan mencari cara menggagalkan proses pemilihannya sebagai calon Ratu. Aku akan mengeluarkannya dari istana ini.. "
Alis Doojun langsung menyatu.
" Ye?! Tapi bukankah anda.. menyukai Nona Seongwoo? "
Daniel reflek menghentikan pekerjaannya. Tangannya meremas kuat obeng yang sedang dipegangnya.
" Apa maksudmu.. kau bisa juga bercanda hyung ha ha ha.. " kata Daniel tertawa hambar.
" Maafkan kelancangan saya Yang Mulia " kata Doojun membungkuk 90 derajat.
Disaat itu pula ia merasakan getaran dari saku jasnya. Doojun mengambil ponselnya dan tertera ' Nona Seongwoo calling ' di layarnya. Doojun menggeser ikon telpon hijau dan memasukkan kembali ponsel itu ke saku jasnya.
" Hanya saja... "
Daniel menoleh dengan alis terangkat.
" Saya berpikir seperti itu karena tatapan Yang Mulia terhadap Nona Seongwoo terasa berbeda. Sebuah sorot mata tulus yang jarang anda perlihatkan kepada orang lain selain Nona Seongwoo.. Maaf jika ternyata saya salah menilai anda Yang Mulia.. "
Daniel diam dan memalingkan wajah. Menghindar dari tatapan Doojun.
" Heol.. ternyata aku memilih kepala pengawal dengan sangat tepat "
" Maksud anda? "
Daniel menghela nafasnya berat.
" Aku tidak tahu kapan mulai menyukainya. Apakah saat pertama bertemu. Saat dia pertama kali masuk istana, atau mungkin beberapa minggu yang lalu. Tapi seperti kau tahu, perasaan seorang Raja tidak pernah punya arti bukan? Karena itu aku memilih menyimpannya saja. Aku sudah terbiasa dengan rasa sakitnya.. "
Doojun menatap Daniel dengan iba. Dia sepenuhnya mengerti perasaan Raja.
YOU ARE READING
The Rebel King
FanfictionSeorang raja muda yang membenci takdirnya. Seorang manajer hotel yang menjalani takdir hidupnya. Akankah keduanya dipertemukan dalam takdir yang sama?