Soojung memandang ke arah laki laki yang sedang memakai kemejanya itu. Ia tersenyum tipis dan memanggil.
" Chagiya.. "
Laki laki itu menoleh.
" Oh kau sudah bangun.. "
Ia menghampiri Soojung dan mengecup singkat bibirnya.
" Kau akan pergi sepagi ini? " kata Soojung sedikit cemberut.
" Hm.. aku banyak pekerjaan hari ini " jawab lelaki itu.
" Selalu begitu.. "
" Yah.. tapi untukmu aku selalu menyempatkan waktu bukan? " kekehnya sambil menyentil pelan hidung Soojung.
Soojung tersenyum.
" Nee, kamsahamnida.. Ketua Park "
Ketua Park lalu mencium bibir Soojung sekali lagi.
" Aku pergi dulu.. Keluarlah jika matahari sudah tinggi.. "
Soojung mengangguk patuh. Laki laki itu lalu memakai jasnya dan keluar dari kamar.
Soojung merebahkan lagi kepalanya diatas bantal. Sejenak ia menekuri langit langit kamar tidur yang cukup mewah itu. Perlahan setetes airmata turun dari pelupuk matanya.
Ia tahu ia salah dengan menjadi kekasih gelap Ketua Park. Tapi hatinya tak bisa mengelak kalau dia mencintainya. Walaupun ia tahu Ketua Park hanya membutuhkan tubuhnya semata.
👑
Daniel menatap layar transparan didepannya dengan alis berkerut. Kedua tangannya tak henti memainkan rubik.
' Untuk apa perdana menteri Hwang menemui Ketua Park? Apa mereka merencanakan sesuatu? Aku harus tahu sebelum terjadi sesuatu yang buruk ' batin Daniel cemas.
Tok Tok..
Suara ketukan di pintu ruang kerjanya membuat Daniel tersadar. Ia mengetuk smartwatch Elena dan layar transparan itu masuk kembali ke dalamnya.
" Masuk "
" Joheun achim Yang Mulia! " sapa Doojun diikuti Jaehwan di belakangnya.
" Joheun achim " balas Daniel singkat.
" Jadwal pertama anda yaitu membuka Kejuaraan Anggar Korea. Seragam anggar anda sudah saya siapkan di dalam mobil Yang Mulia.. " kata Jaehwan.
Daniel bangkit dari kursinya.
" Tidak, biar Menteri Olahraga saja yang membuka kejuaraan itu.. "
" Oh tapi jadwal kedua anda baru akan dimulai pukul 12 siang.. " kata Jaehwan mengecek tabletnya.
" Ya, aku tahu. Sekarang aku akan ke Istana Selatan dulu menemui orang tua calon Ratu "
" Yee??!"
Jaehwan dan Doojun terkejut bersamaan dan saling pandang. Sementara Daniel menatap mereka sambil mengernyit.
" Kenapa kalian? Aku hanya akan mampir menyapa sebelum pergi ke jadwal berikutnya.. " kata Daniel berjalan keluar.
Sejenak Doojun dan Jaehwan kembali saling pandang lalu menahan senyum. Mereka kemudian bergegas menyusul Daniel.
" Yang Mulia, bukankah jika ingin menemui calon mertua harus membawa buah tangan? " tanya Doojun dalam perjalanan.
YOU ARE READING
The Rebel King
FanfictionSeorang raja muda yang membenci takdirnya. Seorang manajer hotel yang menjalani takdir hidupnya. Akankah keduanya dipertemukan dalam takdir yang sama?