Kegelisahan itu selalu ada. Setiap kali aku sadar, aku tidak bisa sepenuhnya menghapus luka.
***
Setelah semuanya jelas. Setelah semuanya dia anggap baik-baik saja namun ternyata tidak. Lina tidak bisa menutup mata, Anton masih berada dalam luka yang sama. Tidak bisa selalu berada di dekat Dion membuat putranya terlalu sering murung sekarang.
Membuatnya khawatir, kesehatan Anton akan terganggu.
Dia benar-benar khawatir
"Kenapa kamu?" Lina datang dan bertanya seolah tidak tahu apa yang terjadi, dengan sepiring buah untuk Anton yang sedang sibuk bekerja dengan laptopnya di dalam kamar dengan ekspresi murung yang membuat Lina khawatir semua yang Anton kerjakan akan berakhir sia-sia.
Bagaimana pun juga, Anton harus bisa profesional saat sedang bekerja.
"Ma" Lina meletakkan piring itu di atas meja nakas dan kemudian duduk di depan Anton. Mengabaikan ekpresi kaget Anton yang bahkan tidak sadar saat dia memasuki kamar.
"Cerita sama mama, Kamu kenapa?" Padahal sebenarnya dia pun tahu apa yang selama ini membuat Anton murung.
Dion pasti kembali menolak kehadiran Anton
"Anton pasti udah ngelakuin dosa besar ya ma" Dia pun juga. Karena kegagalan di masa lalu itu bukan hanya kesalahan Anton tapi juga kesalahannya.
"Dion benar-benar benci Anton" Lina menggeleng pelan.
"Dion bukan benci kamu, Dion hanya belum terbiasa dengan kehadiran kamu. Selama ini hanya ada Angel dan mereka yang selalu ada disamping Dion. Bagaimana pun juga kamu masih orang baru" Tapi kalau terus di tolak seperti ini Dia juga sedih. Bagaimana pun juga dia papanya.
Papa nya Dion.
"Mama tahu, DION hanya akan mau dekat sama kamu kalau Angel juga Nerima kamu kan. Tapi sayangnya Angel tidak mau kalau kamu maksa untuk rujuk lagi" Anton menatap Lina kaget, jadi Lina tahu dia sering memaksa Angel untuk kembali. Lina mengangguk pelan, mana mungkin dia tidak tahu.
"Kesalahan disama lalu, mama juga ikut terlibat. Tapi kita tidak bisa memaksa Angel kembali. Kamu harus benar-benar mendekati dia dengan tulus tanpa memaksa. Bagaimanapun juga Angel pantas bahagia"
"Dan dia akan bahagia sama Anton ma. Angel masih cinta Anton" Anton berucap tegas. Keras kepala yang membuat Anton semakin sulit mendapatkan Angel.
"HATI perempuan siapa yang tahu" Lina menghela nafas berat, putranya benar-benar keras kepala sekali. Seharusnya Anton tidak sekeras ini, dengan begitu Angel akan lebih mudah luluh.
"kamu harus mengerti sayang, Angel tidak mau dipaksa" Anton menunduk dalam. Kalau dia tidak bergerak siapa yang akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bagaimana kalau nanti ada lelaki lain yang lebih baik darinya dan mendekati Angel. Bagaimana kalau Angel malah lebih memilih lelaki itu. Lalu bagaimana dengannya?
Apa kabar dengan hatinya yang masih sangat mengharapkan Angel.
"Kamu harus paham An, kalau kamu ingin mendapatkan hati Dion, kamu harus bisa meluluhkan Angel lagi" Lina menepuk pelan bahu Anton sebelum meninggalkan Anton dengan perasaan berkecamuk. Memikirkan bagaimana lagi dia harus mendekati Angel. Memasak untuk Angel sudah, menawari hadiah untuk Dion sudah. Bahkan mengirimi Angel hadiah juga sudah
Tapi tidak berhasil. Angel benar-benar menutup hati untuknya bagaimana dia bisa membukanya lagi. Dia benar-benar menyesal dengan masa lalu mereka, seharusnya Angel tidak pernah dia lepaskan.
Dia menyesal.
"AKu akan berusaha sayang, karena aku butuh kamu Dan Dion"
Drrrr Drrrrr
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Married Life
Romancekarena cinta tidak semudah itu untuk bisa dijelaskan, dan sakit yang sudah tertancap mana mungkin bisa hilang begitu saja. "Maafkan aku!" "Tidak semudah itu Mas, seharusnya kau sadar. Disini akulah korbannya. Dan kau sudah terlanjur menjadi pelakuny...