Udah lama gak nulis cerita ini. Malah bikin aku khawatir kalau ini gak nyambung atau apapun itu dengan chapter sebelumnya.
Tapi tetap aku mau bilang semoga kalian suka dan aku bisa up tiap hari sesuai jadwal cerita ini up
So happy Reading Guys 🤗🤗
Semoga kalian suka
***
Taman sekolah kini menjadi sedikit sepi, walaupun tidak benar-benar sepi. Ada beberapa siswa disana yang duduk atau sekedar bercengkrama di bawah pohon atau duduk di kursi panjang yang disediakan.
Yang pastinya mereka berteduh dari panasnya matahari siang yang membuat mereka khawatir mungkin kulit mereka akan ikut terbakar.
"Hari ini kenapa sangat panas" Via meletakkan bawaannya berisikan es kriem juga beberapa cemilan yang dia ambil di meja Dion tadi di kelas.
Di depannya sudah ada Dion yang mengipas-ngipas wajahnya dengan kertas putih yang entah Dion dapat dari mana.
"Kalau tahu begini, seharusnya kita di kantin saja" protes Dion ikut menyetujui perkataan Via. Keyla yang mendengar itu menatap tak peduli. Baginya panas maupun tidak angin disini adalah yang terbaik.
Memilih duduk melingkar dengan semua makanan di depan mereka. Keyla langsung mengambil satu es krim untuk dia makan. Dan Dion juga via juga melakukan hal yang sama.
"Kalau begini terus, uang jajan kita gak bakalan kepakek" protes Via sambil tersenyum senang. Bertolak belakang sekali dengan apa yang dia utarakan.
"Bukannya ini bagus, aku bisa menggunakan uang ku untuk membeli mainan baru" dan Dion sudah memikirkan mainan apalagi yang akan dia beli dan kembali akan memenuhi lemari mainannya.
"Em. Bunda Angel pasti akan marahin kamu lagi" Via mengangguk setuju ikut memojokkan Dion bersama Keyla. Tapi kemudian saat Dion mengangguk lesu dia malah ikutan melakukan hal yang sama.
"Nanti, Via beliin aja. Trus Via kasih ke Dion. Tante Angel pasti gak akan marah kan kalau itu hadiah" Dion langsung tersenyum lebar. Benar juga Mamanya pasti tidak akan marah kalau itu hadiah dari temannya.
"Ok, Dion setuju" Via ikut tersenyum lebar, senyum Dion benar-benar menyebar. Dan Keyla yang melihat itu menggeleng heran. Dia benar-benar tidak ingin ikutan. Lagi pula dia tidak suka saat Dion membeli barang yang tidak penting begitu.
Karena akhirnya nanti hanya akan memenuhi kamar Dion saja. Ya walaupun sebulan sekali terkadang Dion masih menyumbangkan beberapa mainannya ke anak panti tapi tetap saja terkadang apa yang Dion beli malah lebih banyak dari apa yang disumbangkan.
Jadi sama saja. Kamar Dion tetap akan penuh.
"Kenapa?" Setelah tersenyum cerah, Dion malah menunduk dalam kemudian tersenyum sendu sesaat. Dan akhirnya kembali menatap Keyla dan via seolah tidak terjadi apapun. Tapi sayangnya Keyla melihat itu perubahan ekpresi yang terlalu cepat. Yang membuat Keyla tahu ada hal yang mengganggu pikiran Dion.
"Gak ada" Dion bohong, nyatanya senyum Dion bahkan tidak terlihat cerah seperti biasanya.
"Kamu lagi mikirin apa. Cerita dong, siapa tahu Via bisa bantu. kata papa Via, Via harus sering bantu-bantu orang" Keyla mendelik sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Married Life
Romancekarena cinta tidak semudah itu untuk bisa dijelaskan, dan sakit yang sudah tertancap mana mungkin bisa hilang begitu saja. "Maafkan aku!" "Tidak semudah itu Mas, seharusnya kau sadar. Disini akulah korbannya. Dan kau sudah terlanjur menjadi pelakuny...