Hati-hati Typo bertebaran. Kalau ada yg typo tolong di komen ya guys.
Thank you
And
Happy Reading Guys 🤗
***
**
*Menatap dalam diam sejak dia kembali menginjakan kakinya di lantai kamar rumah sakit dimana putrinya Fanny masih dirawat.
Karena kecelakaan itu, karena kecerobohan Fanny dan kelalaian mereka dalam menjaga Fanny
Fanny berakhir dalam kondisi menyedihkan seperti ini.
"Bagaimana kondisi kamu sayang?" ini sudah berapa lama, sudah berapa bulan berlalu. Dan semuanya masih tetap sama, tidak ada tanda-tanda putrinya akan sadar, tidak ada tanda-tanda putrinya akan kembali membuka mata dan menatap mereka seperti biasa.
Ini benar-benar pukulan terkeras untuk mereka. Membiarkan Fanny kembali menjalin cinta dengan cinta masa lalu putrinya ternyata bukan lah hal yang baik. Dan sialnya dia malah ikut terlibat didalamnya. Ikut mendukung Fanny dan membantu putrinya menutup akses tentang Angel pada Anton.
Sampai Anton benar-benar tidak mencari tahu apapun lagi tentang Angel.
Tapi ternyata dia tidak bisa melawan takdir, sejak lama putrinya menentang takdir yang sudah tertulis. Muncul diantara hubungan yang retak. Menjadi penyelamat namun nyatanya hanya menjadi racun yang membunuh putrinya secara perlahan.
"Om?" Pintu ruangan terbuka, Ilham tersentak kaget dari lamunannya. Netra gelapnya menatap kebelakang. Melihat siapa yang datang, padahal selama ini tidak ada yang mengunjungi Fanny kecuali mereka atau beberapa saudara merek.
"Bima?" Bima Satria putra Einstein, kenapa lelaki ini ada disini. Bukankah sudah sejak lama Bima berada di spanyol. Bersama kedua orang tuanya. Jadi kenapa tiba-tiba Bima ada disini.
"Siang Om" Bima menyalami Ilham dengan sopan.kemudian meletakkan setangkai mawar putih di samping Fanny.
Dulu Fanny menyukai mawar putih, tapi dia tidak tahu sekarang, apa Fanny masih menyukai itu.
"Kapan kamu kembali?" Bima tersenyum manis. Memamerkan lesung pipinya yang dulu sangat disukai Fanny.
"Sudah seminggu Om, saya juga ada kerumah Om. Tapi Satpam depan rumah om bilang kalau Fanny masuk rumah sakit. Makanya saya langsung kemari" bahkan Bima menjelaskan dengan rinci tanpa dia minta, tetap saja Putra dari tetangga mereka di Bandung ini sangat ramah.
"Jadi, Mama dan Papa kamu juga di Jakarta sekarang" Bima menggeleng pelan.
"Mama sama papa di Spanyol Om, belum bisa balek. Papa masih ada kerjaan disana. Aku kemari sekalian mau ngurus restoran kami yang sudah lama kami tinggal Om" Ah, begitu ternyata.
Bima mengambil posisi di sebelah kiri Fanny, kemudian memeriksa cairan infus Fanny. Dia harus memastikan wanita yang pernah menolak cintanya ini baik-baik saja. Padahal baru dua tahun dia tinggal. Tapi Fanny sudah semenyedihkan ini.
Seharusnya Fanny menunggunya saja, bukanya kembali dan terlibat dengan Anton lagi. Bukannya dulu Fanny Berani meniggalkan Anton saat belajar di Amerika, lalu kenapa sekarang Fanny bertingkah bagaikan begitu mencintai Anton.
Kembali hanya untuk di lukai. Fanny benar-benar bodoh, melemparkan diri sendiri dalam luka yang sudah pasti
"Om gak balek ke kantor" Ilham mengernyit tak suka. Bima terlalu prontal, bertanya seolah mengusirnya.
"Udah jam dua Om" kembali Bima mengingatkan. Bukan ingin berlaku tidak sopan, hanya saja dia ingin mengahabis kan lebih banyak waktu dengan Fanny
Ilham menghela nafas kesal Sekaligus lelah. Dia harus mengerjakan semuanya sendiri di bantu istrinya. Apalagi sejak Fanny dinyatakan koma. Istrinya malah lebih sibuk di butik menjaga milik putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Married Life
Romancekarena cinta tidak semudah itu untuk bisa dijelaskan, dan sakit yang sudah tertancap mana mungkin bisa hilang begitu saja. "Maafkan aku!" "Tidak semudah itu Mas, seharusnya kau sadar. Disini akulah korbannya. Dan kau sudah terlanjur menjadi pelakuny...