Hy hy Guys 👋👋👋👋
Kabar gembira untuk kamu semua
Jadi salah satu novel aku👏👏👇
"Broke A Heart"
Sudah tersedia dalam bentuk 👋👋
👉 E-BOOKuntuk kalian yang mau dalam versi pdf bisa langsung Inbox aku aja 👋👋
Untuk yang mau dalam bentuk e-book bisa langsung cek on Play Store atau Play Book ya. 👋👋👋
🤗🤗🤗🤗🤗
Happy Reading Guys 🤗
***
Apa yang harus Dion lakukan, saat ternyata mamanya belum pulang dan dia hanya berdua dengan Keyla di rumah. Dia ingin menyusul mamanya kekantor, tapi terlalu malas. Lagi pula dia masih capek sekarang.
Kan dia baru pulang sekolah
"Dion kenapa gak kerjain PR terus" Keyla melotot garang, sedari tadi sudah dia ingatkan tapi Dion masih bebal juga.
Masih duduk tenang diatas sofa dengan satu potong Cake ditangannya.
"Mau nyusul mama ni" adu Dion, tapi itu malah membuat Keyla kesal karena merasa diabaikan.
"Ya udah pergi sana, pak Arman juga masih didepan"
"Tapi malas, capek juga"
"Ya udah kerjain PR aja" kesalnya, dan Dion tidak peduli. Dia sedang berpikir sekarang, pergi atau tidak atau menunggu mamanya pulang saja. sepertinya lebih baik
"Ya udah deh, nunggu mama pulang aja" Keyla merotasi kan matanya malas, untuk apa juga capek-capek berpikir kalau sebenarnya Dion memang tidak ingin pergi
Dasar labil,
"Buat PR juga malas ni" gak mau jawab, Keyla memilih diam sambil terus fokus dengan Tugasnya.
"Nyontek punya Keyla aja deh"
"GAK BOLEH" kesalnya
"Kenapa?, kita kan saudara"
"Jangan bawa-bawa saudara, dari tadi Keyla ngajak buat tugas bareng Dion malah asik makan" Keyla melotot geram, jangan sampai dia melempari Dion dengan buku-buku nya.
"Kan Dion lagi mikir"
"Gak peduli, pokoknya Dion buat sendiri aja tugasnya. Jangan ambek punya Keyla" Keyla menghentakkan kasar kakinya dan langsung membereskan buku-buku nya sebelum pergi meninggalkan Dion ke kamarnya.
"BUAT TERUS PR NYA!!"
"IYA"
Dion memberungut kesal, kenapa Keyla jadi galak begitu gak ada manis-manis nya kayak gula
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Married Life
Romancekarena cinta tidak semudah itu untuk bisa dijelaskan, dan sakit yang sudah tertancap mana mungkin bisa hilang begitu saja. "Maafkan aku!" "Tidak semudah itu Mas, seharusnya kau sadar. Disini akulah korbannya. Dan kau sudah terlanjur menjadi pelakuny...