Our Married Life (9)

1K 93 7
                                    

Ini bener2 Updet terlama. Sorry banget baru bisa up sekarang.

And happy Reading untuk semuanya. Semoga kalian suka.

****

Tepat, setelah Dion kembali dari liburan panjangnya di Batam. Dengan Anton yang terlalu sering menelpon mereka dan Grandma juga Grandpa nya yang terus-menerus menanyakan kapan dia kembali.

Karena acara yang sudah Lina dan dewa siapkan untuk menyambut Dion. Untuk mengumumkan kepada semuanya Siapa Dion. Dion terus didesak untuk secepatnya pulang.

"Masih cemberut aja sayang" Ya, Dion masih cemberut. Padahal dia lagi senang-senang nya memancing di laut. Juga belanja dengan menggunakan uang Om Alif Nya yang sudah berjanji akan membayar semua belanjaannya.

Padahal dia juga ingin berenang di laut. Tapi Grandma nya sudah heboh memintanya pulang.

Padahal acaranya Masih dua hari lagi.

Ini pasti karena papanya. Yang menghasut Grandma nya untuk memaksanya pulang.

"Om papa mau balas dendam kan. Karena gak Dion angkat telpon nya, makanya minta Grandma maksa Dion balek" Anton yang di tuduh begitu menggeleng cepat. Padahal dia sedang menikmati wajah putranya yang semakin tampan saja.

Berterimakasih lah pada mamanya, yang menjemput Dion dan Angel di bandara. Tapi sayangnya Angel menolak kemari karena ada urusan di Kantor bersama Alif.

Menyebalkan!

Padahal dia ingin melakukan pendekatan dengan Angel. Dia masih ingin Angel kembali padanya.

Salahnya dulu pernah menyia-nyiakan Angel, tapi bukan salah hatinya saat begitu ingin Angel kembali kesisinya.

Anton  tahu dia egois. Karena itu Anton tidak akan marah, kalaupun sekarang dia harus jatuh bangun mengejar Angel kembali.

"Jangan bohong" Tuduh Dion, Dengan mulut sibuk memakan es krim yang Lina berikan.

"Enggak sayang, Papa gak maksa Grandma kok" Dion mendelik curiga, mana mungkin Papa nya ini mau ngaku. Pasti papanya ini sudah memaksa Lina meminta nya untuk kembali lebih cepat.

"Dion masih mau liburan, Dion belum puas liburannya" karena ini menggunakan Uang Om Alif nya. Jarang-jarang Alif mau membawa mereka liburan sejauh itu.

Jadi tidak boleh disia-siakan.

"Nanti papa bawa kamu liburan kemana pun kamu mau"

"Nanti papa udah gak punya uang, kan uangnya udah punya Dion. Grandma yang bilang" Dion menunjuk lina yang tersenyum lebar melihat Anton yang mendelik kesal padanya.

Dia benar-benar merasa di buang oleh Lina. Setelah adanya Dion.

Tapi tak apa, yang penting Dion adalah putranya yang paling tampan. Dan dia tidak sabar ingin memberikan adik untuk Dion. Semoga Angel mau rujuk dengannya.

"Kamu harus istirahat sayang, biar nanti pas acara nya. Kamu gak kecapekan" Lina mengusab sayang Surai hitam Dion yang masih juga memberungut kesal.

Cucunya ini menggemaskan sekali.

Rasanya dia begitu menyesal karena terlambat menyadari kehadiran Dion, andai saja waktu bisa terulang dan dia bisa sedikit lebih sabar. Mungkin semuanya tidak akan serunyam ini.

"Dion gak capek tu, yang capek tu mama di ganggu Mulu sama Om papa" Anton tersenyum kikuk. JAdi Dion tahu ya, dia terus-menerus menelpon Angel saat Angel di Batam.

"Maaf sayang" Dia benar-benar menyesal. Ternyata keinginannya untuk bisa berbicara dengan Angel malah membuat Dion terganggu.

"Makanya Om papa jangan bandel. Mama gak suka, om papa harus jadi anak baik seperti Dion" Narsis sekali.

Tapi_

"Panggil papa aja dong sayang. Masak pakek Om juga" keluhnya, terlalu ingin dipanggil papa tapi Dion belum juga mengabulkannya.

"Males ah, Om papa kan jahat, udah buat mama kesal. Dion kan sayang mama, waktu Dion demam aja mama selalu jagain Dion"

"Kamu pernah demam sayang"

Lina melotot horor, tentu saja Dion pernah demam. Kenapa juga Anton harus bertanya seperti itu.

"Pernah lah, Dion kan di sayang Tuhan makanya Dion pernah sakit"

Tentu saja Dion pernah sakit, Dion juga manusia.
.
Anton tertawa garing, pertanyaannya aneh sekali

"Emang om papa gak pernah sakit makanya sering buat mama sakit kan, om papa gak disayang Tuhan ya"

Oh my God.

Hatinya apa kabar,

Anton menyentuh dadanya dramatis, Dion benar-benar menghajar nya habis-habisan.

"Ampun sayang, papa khilaf" Dion melotot marah dengan tangan bersidekap angkuh.

"Kata mama kalau mau minta maaf itu harus iklas, harus menyesali semua kesalahan yang sudah dilakukan dan berjanji gak akan ngulang lagi"
.

"Papa janji sayang" cepat sekali.

Dion semakin mengeleng kesal.

"Papa belum Taubat, makanya mama masih marah. Makanya jangan diganggu mama Dion. Papa harus jadi anak Baek dulu baru dimaafin mama" sebenarnya jadi anak baik gerai Dion itu yang seperti apa.

"Caranya sayang" tidak ada salahnya bukan dia bertanya, bersukutu dengan Dion untuk mendapatkan Angel bukanlah hal yang salah.

"Emm" Dion berpikir keras dengan kepala di miringkan dan ekpresi  yang serius.  Lina yang melihat itu tersenyum gemas. Bahkan tangannya sudah sangat gatal ingin memeluk Dion sekarang juga.

"Om papa harus pande masak, mama suka Lo kalau dimasakin. Dion aja pernah masakin mama nasi goreng di bantuin papa Briand"

Brian lagi, Anton mendengus kesal

"Trus, mama suka bunga mawar merah. Makanya Di taman disamping rumah mama nanam bunga mawar" kesukaan wanita itu tidak pernah berubah tenyata.

Diam-diam Anton tersenyum hangat. Mengingat dengan jelas saat Angel dulu begitu bahagia saat dia berikan bunga mawar merah padahal hanya setangkai tapi Angel sudah sangat bahagia.

"Terus mama suka_" Dion kembali berpikir keras. Sebenarnya banyak yang mamanya suka. Karena terlalu banyak Dion jadi bingung.

"Mama juga suka coklat, es krim seperti Dion. Suka ke pantai juga. Suka metik mangga disamping rumah dan masih banyak lagi" dion capek kalau harus menjabarkannya satu persatu. Jadi lebih baik papanya ini mencari tahu sendiri saja.

"Emm" Anton mengangguk angguk mengerti. Jadi dia akan mulai dengan memasak untuk Angel.

Tapi_

Dia bahkan masuk dapur saja tidak pernah.

APALAGI MEMASAK

Anton menunduk frustasi.

"Dion tahu kok, om papa gak pernah masak kan. Kalah dong sama Dion, Dion aja udah pernah masak" serah deh, Anton diam tak peduli ejekan Dion. Dia harus berpikir keras bagaimana caranya bisa masak.

Meminta di ajarkan mamanya, mustahil sekali. Mamanya saja terlalu sibuk dengan papanya

Atau pembantunya saja.

Ah itu lebih baik.

"Selamat mencoba Om papa" Dion berucap semangat. Sangat senang bisa membuat papanya diam dengan informasi darinya.

Padahal sebenarnya dia belum pernah memasak, yang memasak hari itu adalah Papa Brian. Tapi Karen Dion sudah membantu Doa, jadi Dion juga ikut masak dong .

"SEMANGAT"

"ya Tuhan" Lina telonjak kaget, Dion berteriak terlalu keras disampingnya. Dion yang melihat itu tertawa geli .

Ternyata bukan hanya mamanya, tapi Grandma nya juga memberikan respon yang sama saat dia menjerit.

Luar biasa sekali

****

So hy hy Guys

Jangan lupa Vote dan komennya ok👌👌👌👌

Our Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang