34 helicopter

900 69 40
                                    



Jackson menekan keningnya pada pintu, kedua matanya tertutup, desahan lelah keluar dari mulutnya. "Fuck" dan sebuah umpatan baru saja ia gumamkan juga kakinya sedikit lemas. Beberapa menit yang lalu asisten rumah tangga flat ini menginformasikan bahwa wanita yang menghuni kamar tersebut baru saja berangkat, ia bercerita bahwa si wanita menuju kampung halamannya. Tidak resmi pindah karena status kamar itu masih disewa dan barang-barangnya tetap disini, namun kepergiannya akan lama sampai beberapa bulan—yang mana Jackson artikan bahwa Mona akan berada disana sampai melahirkan. Jadi untuk sementara, Mona menjadikan tempat ini sebagai tempat penitipan barang saja.

"Tuhan.." suara sedikit serak dan berat itu mengeluh. Ia kemudian merogoh handphone dalam sakunya, jarinya dengan lemas menekan tombol diall pada kontak bernama Yugyeom.

"Halo, Pak?" suara disana menyapa.

"Yugyeom, dia tidak disini"

"Benarkah?" Yugyeom yang sedang was-was menunggu kabar Jackson—yang ia pikir sudah menemui Mona—dibuat menjadi panik karena ini diluar dugaan. "Kemana dia? Demi Tuhan saya tidak tahu hal ini, Pak" segera lelaki itu menjelaskan sebelum Pak Bos berpikir yang tidak-tidak. Yugyeom tidak mau sampai atasannya itu menyangka ini semua adalah kerjaannya telah membohongi atasannya itu.

"Kau sungguh tidak tahu?"

"Sungguhan, dia tidak memberi kabar apapun padaku. Handphone nya bahkan tidak aktif sama sekali"

"Dia berangkat ke kampung halamannya yang—arh entah dimana itu berada. Dan dia akan menetap sampai melahirkan disana" suara Jackson terdengar frustasi.

"Kampung halaman? Tunggu"

Yugyeom berusaha mengacak isi pikirannya, semoga memorinya masih mengingat dimana tempat itu berada. "Saya tahu, Pak. Memang tidak secara persisnya tapi setidaknya kita menemukan sedikit titik terang"

Jackson hanya mengangguk padahal tidak kelihatan oleh si lawan bicara. "Cepat.. datanglah"


*


Jaebum menyetir dengan kecepatan tinggi, Jennie kembali mengingatkan dengan khawatirnya "pelan-pelan saja, aku takut kita kenapa-kenapa" sahutnya disela motor yang melaju.

"Tenang saja, berpegangan erat padaku"

Jackson mendengar suara motor berdatangan disusul mobil yang baru saja parkir didepannya. "Baik, aku percayakan semua. Jangan kecewakan aku, kerjalah dengan baik" telfon terputus. Jackson baru saja mengerahkan tim andalannya untuk mencari tahu keberadaan Mona.

Jackson melihat Jaebum, Jennie dan Yugyeom yang baru saja tiba. Ketiganya melangkah menuju Jackson yang sedang terduduk di tangga.

"Kita berangkat hari ini juga?" tanya Jennie.

"Kau pikir kapan lagi huh?" ucap Jackson geram. Geram pada situasi yang seolah sedang mempermainkannya.

"Rileks, mas. Jangan sampai stres" senyuman tulus adiknya membuat Jackson sedikit lebih bersemangat.


*


Jackson berada di tempat kemudi, mobilnya melaju menuju tempat yang sudah diyakini adalah tempat dimana Mona berada sekarang. Disampingnya ada Yugyeom yang bersiap sebagai penunjuk jalan, sementara di belakang mobil ada sepeda motor yang dikendarai Jaebum yang membonceng kekasihnya.

"Pelukanmu kurang erat, Jen" ucap Jaebum iseng.

"Astaga kau ingin lebih erat lagi? Perutmu akan langsung rata" cibir Jennie.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

unknown 🍫 got7 jacksonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang