Padahal hampir tengah malam tapi masih terasa seperti petang, hiruk pikuk suara musik menggema di halaman rumah yang luas itu. Beberapa meja makanan sudah tak serapi awalnya, taplak meja yang menjuntai ke rerumputan, sekali tarik saja raib semua makanan jatuh kesana. Balon-balon menari karena angin malam dan confetti berserakan menghiasi rumput-rumput yang basah terkena cipratan air kolam renang.
Jennifer menghampiri sahabatnya yang sedang duduk dengan sebuah papan dada di tangannya. posisinya memang duduk, tapi matanya terpejam dan sepertinya tidur.
"Mona, bangunlah" Jennifer menggoyangkan bahu Mona pelan, tak tega juga mengganggunya jika bukan karena posisi tidur yang terlihat tidak nyaman.
"Nghh" Mona menggeliatkan badannya, mengucek mata dan baru menyadari ia sedang berada dimana. Detik selanjutnya ia menatap Jennifer penuh tanda tanya.
"Jackson memanggilmu" jawab Jennie merespon wajah mengantuk bercampur penasaran Mona.
"Benarkah?"
Mona buru-buru bangkit dari duduknya, matanya menyapu area pesta. Ia melihat Jackson dengan segelas minuman di tangan tengah berbincang sesekali tertawa bersama rekan-rekannya. Mona menepuk keningnya sendiri, bagaimana bisa ia ketiduran dan melupakan tugas yang diberikan atasannya itu padanya.
Jackson menyuruhnya untuk mengabsen para tamu yang datang tapi nyatanya ia malah ketiduran.
Mona menatap Jennifer yang kali ini sedang menyuapkan cupcake ke mulutnya, ia meletakkan papan dada itu di pangkuannya. "Jen, apa tadi dia terlihat marah?"
"Bisa dibilang iya, dia sempat memukul dinding walau pelan" ucap Jennifer santai sambil mengelap krim di sudut bibirnya.
Mona terlihat gusar, "bagaimana ini, apa mungkin aku akan dipecat?" sambil menggigit ibu jarinya, Mona menatap Jennifer penuh kegelisahan.
"Pfft aku bercanda. Lagipula itu bukan tugasmu, mengapa dia menyuruhmu melakukannya? Seharusnya kau bisa bersenang-senang di pesta ini. Salahkan saja kakakku yang suka memerintah sesukanya"
"Tapi ini salahku, aku sudah diberi tugas yang seharusnya aku kerjakan dengan baik. Ah mengapa aku harus ketiduran!" Mona memandangi papan dadanya, terakhir kali ia memantau tamu pukul 09:00, jadi berapa tamu yang ia lewatkan?
"Sepertinya Mas Jackson menunggu seseorang yang penting sekali baginya, dia biasanya tidak begitu peduli pada tamu-tamu"
Mona menatap Jackson dari kejauhan lalu kembali menatap papan dada dipangkuannya. Bagaimana jika ia sampai dipecat, ini baru hari kelimanya bekerja.
"Dia memang selalu serius dan tegas tapi dia baik, lihatlah dia mengijinkan kolam renangnya dimasuki oranglain. Jadi tenang saja ya?"
Meski begitu Mona tetap saja gelisah, bagaimana kesan Jackson terhadap dirinya? Di hari-hari awal bekerja saja dia sudah tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Sekarang dia hanya bisa berdo'a agar Jackson tidak memarahinya apalagi sampai memberhentikannya.
"Tapi.."
"Lebih baik sekarang temui dia, akan lebih baik kalau kau jelaskan semuanya"
Mona melihat ke arah Jackson, "b-baiklah" ia mengepalkan tangan. Ayolah, kau memang salah tapi kesalahanmu tidak sefatal itu, Mona.
Bukan seperti kau membocorkan rahasia perusahaan atau menghapus file penting yang belum ada backup-annya, kan?
Jackson yang Mona lihat kali ini terlihat sedikit berbeda, jika biasanya ia mengenakan jas lengkap berdasi dan terlihat seperti sosok seorang pemimpin, kali ini hanya mengenakan kemeja yang ia lipat sampai siku, potongan rambut rapi dengan sedikit undercut, terlihat lebih santai namun tetap berwibawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
unknown 🍫 got7 jackson
FanfictionMonalisa tidak pernah membayangkan bahwa dia akan hamil oleh atasannya, Wang Jackson. Yang lebih buruk lagi adalah ia harus tetap menyimpannya sebagai rahasia. #1 jacksonwang [start 25 Desember 2020] #5 jackson [start 5 Desember 2020] #4 jackson [st...