27 berkunjung

635 53 4
                                    


Kekecewaan jelas terlihat dari mata Yugyeom, "mengapa? Mengapa kau menyembunyikan semua itu ha?" suaranya terdengar lemah namun menuntut, apa yang baru saja ia dengar membuatnya benar-benar naik pitam. Kedua matanya tak memutus kontak mata barang sedetikpun dari mata perempuan itu.

Fakta bahwa ternyata bayi yang dikandung Mona merupakan anak atasannya membuat Yugyeom kaget bukan main, tak ada sedikitpun tebakannya sampai sana selama ini.

"Bayi itu anak Pak Jackson?"

Mona mengangguk menjawab pertanyaan ulang dari Yugyeom.

"Maafkan aku, Yugyeom. Aku tahu ini akan sangat membuatmu kaget dan lagi-lagi membuatmu bingung, tapi aku tidak punya pilihan lain selain menyimpannya dulu" jelas Mona, kedua alisnya bertautan, apa yang Yugyeom lihat saat ini adalah kebingungan yang menyelimuti wajah cantik Mona. "Dan saat inilah, aku baru bisa mengatakannya padamu"

"Kalau begitu kita bicarakan padanya"

"Kubilang tidak, jangan sekarang"

"Kapan lagi? Selama ini kau menunda hal ini, aku kira sekarang saatnya. Bayimu semakin membesar, Pak Jackson lambat laun akan mengetahui faktanya karena jelas ia sudah tahu bahwa itu bukan anak Jaebum-"

"Aku akan mengundurkan diri"

"Kau gila, Kak? Katakan semua padanya kalau perlu kita datangi rumahnya saat ini juga"

"Yugyeom! Kau pikir apa yang akan terjadi setelah ini? Dia akan memecatku lalu aku kehilangan pekerjaanku atau dia bilang padaku bahwa ia tidak menginginkan kehadiran bayi ini? Jangan gegabah"

Yugyeom meninju dinding didekatnya, tangannya memar, sesaat setelahnya ia berlalu pergi.

*

Yugyeom meremas rambutnya, keputusan yang hendak diambil Mona membuatnya semakin tidak mengerti. Pilihan Mona untuk tidak membebani Jackson membuat Yugyeom ingin membenturkan kepalanya ke dinding, membuat pusing tujuh keliling. Berani berbuat berani bertanggung jawab, bukan? Yugyeom lelah terus menerus melihat Mona seperti ini, apa perempuan itu tidak lelah?

Tepukan di pundak Yugyeom membuatnya sedikit terperanjat, lelaki bermata sipit baru saja bergabung duduk dengannya.

"Jaebum, aku meminta maaf padamu. Kuharap aku tidak secepat itu mempercayai Mona atau- ah, dirimu"

Yang diajak bicara hanya tersenyum singkat, ia sudah tidak memperpanjang perkara ini. Membaiknya hubungan ia dan Jennie sudah cukup, meski begitu ia tetap melibatkan dirinya dalam perkara Mona bersama Jackson dikarenakan persahabatan antara dirinya dengan Mona. Jaebum tidak ingin melihat Mona larut dalam masalahnya sendirian, solusi sesaat dan konyol yang ia beri kemarin tak membantu sama sekali, sekarang Jaebum akan mencari cara lain untuk membantu Mona.

"Terimakasih atas pengertianmu" ucap Yugyeom melihat pembawaan tenang Jaebum atas permintaan maafnya.

"Sekarang pikirkan agar dia mau bicara pada Pak Jackson, benar?"

* *

Pukul 08:00 ketika ponsel milik Mona berdering pagi ini, tangan yang baru saja menarik selimut beralih meraba benda yang belum berhenti bergetar itu. "Halo?" ucap Mona tanpa terlebih dahulu mengecek nomor si pemanggil.

"Selamat pagi, Mona" ucap suara diseberang sana.

Suaranya tidak asing.

"Iya, pagi kembali Pak" balas Mona pelan.

"Kalau tidak keberatan, aku ingin berkunjung ke rumahmu" ucap Pak Jackson.

Baik, sepagi ini dan tanpa rencana rupanya Pak Jackson akan berkunjung.

unknown 🍫 got7 jacksonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang