23 okay

560 50 3
                                    

J

ennifer memapah kakak semata wayangnya itu memasuki rumah dengan dibantu oleh Mona, mendudukan dulu di sofa sementara Mona memasang wajah cemasnya. "Jangan kasihan padanya, Mona. Dia betul-betul menyebalkan, dia sudah tua, tapi kelakuannya seperti anak muda atau remaja saja" setelah mastikan Jackson terbaring di sofa, Jennie mempersilahkan Mona untuk duduk di sofa, "duduklah"

Setelah mendudukkan bokongnya di sofa, Mona menatap wajah yang sedang terbaring di sofa sana.

'Sesakit itukah ditinggal Angela bagi Pak Jackson? Sedalam itukah perasaan Pak Jackson pada Angela?'

"Mau minum apa?" suara Jennie membuat Mona tersadar dan segera berdehem. "Tidak, terimakasih. Ini sudah malam, kurasa aku akan pulang saja. Yugyeom pasti mencariku"

"Ah begitu? Tidak menginap saja?"

"Tidak, tidak. Aku pulang"

"Sebaiknya kau diantar sopirku, bagaimana?" tanya Jennifer.

"Jika dia tidak keberatan"

Keduanya tersenyum.

*

Jendela masih terbuka, suara instrumental gitar dari youtube menemani Mona menulis di bukunya, catatan catatan rinci mengenai kegiatannya, membantunya menggunakan waktu sebaik mungkin keesokan harinya. Sesekali meneguk susu hangatnya yang ia simpan disamping laptopnya.

Tangan Mona perlahan menyentuh hpnya, dan saat itu juga ia memanggil kontak bernama Yugyeom. Omong-omong, rindu juga setelah tidak menemuinya.

"Halo"

"Gyeom? Sedang apa? Kemari, aku punya kue kukus untukmu" sambil menjepit hp diantara pipi dan bahunya, Mona membuka kotak kue kukus yang langsung terekam kedalam hp. "Mm coklatnya wangi Gyeom"

Yugyeom menghela nafas, seharian tak melihat Mona, pasti perempuan itu bersama Jaebum pikirnya. Sambil menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata, dengan sehalus mungkin Yugyeom mengeluarkan suaranya "terimakasih, aku sudah makan"

"Itu kan makan, ini camilan. Ayolah, kapan kau menolak kueku"

"Aku sedang tidak ingin yang manis-manis, sekali lagi terimakasih"

"Gyeom, aku sudah membukanya" dan panggilan sudah Yugyeom akhiri.

'Baik, dia mau stay disini atau pergi itu pilihannya'

Mona menyadari bahwa semua ini melibatkan perasaan semua orang. Ia paham dengan perasaan Yugyeom terhadap dirinya maupun perasaan Jennifer pada Jaebum.

Seseorang mengetuk pintu kamar Mona, suara rendah seseorang terdengar.

"Jaebum, masuklah" titah Mona.

Jaebum memasuki ruangan Mona, wajah lelahnya tidak bisa disembunyikan.

"Lain kali berkunjung di siang hari, wajahmu terlihat begitu lelah"

Keduanya ditemani alusan musik dari youtube yang masih Mona mainkan. "Jaebum, aku tidak tahu harus meminta maaf bagaimana atas segalanya. Aku benar-benar ingin lari dari semua ini, aku sudah melibatkan banyak orang, aku menyakitimu, Yugyeom dan juga Jennifer" Mona menggeleng tak percaya, ia melipat kedua tangannya di dada.

Jaebum menyandarkan kepalanya di ujung tempat tidur Mona, kedua matanya tertutup sementara badannya berada diatas karpet bulu. Jakunnya naik turun terlihat jelas oleh Mona dari sini.

"Jangan berlari, kau pasti bisa melewati semua ini" gumam Jaebum.

*

Jackson meringis merasakan kepalanya yang berdenyut, perutnya terasa tidak enak, ia meraba sekitarnya, merasakan tempat sempit yang kurang nyaman.

"Kau di sofa, masih untung itupun tidak di trotoar benar kan?" ucap adik perempuannya sambil menutup halaman majalah fashion yang sedang ia lihat.

Jackson masih memegangi kepalanya, mengedipkan matanya kesekian kali pada 2 detik barusan, bayangan seseorang muncul di memorinya. Tentang perempuan yang bertemu dengannya beberapa saat yang lalu, dan perempuan yang sama dengan yang membawanya pulang.

Ruangan tengah tempat Jackson terbaring itu dijelajahi oleh matanya, mencari sosok yang barusan mampir di bayangannya.

"Kenapa?" tanya Jennie.

"Tadi bukankah aku diantar pulang?"

"Ya, Mona mengantarmu. Shh malu sekali, kau baru saja merepotkan perempuan hamil"

Jackson terdiam, benar bahwa ada yang bertemu dengannya bahkan mengantarnya pulang tadi itu. Belum sempat Jackson bilang terimakasih rupanya.

"Istirahat, ayo pindah ke kamar tidurmu" Jennie menginstruksi.

**

"Terimakasih banyak" suara seseorang ketika Mona meletakkan kotak sarapan di dashboard mobil. Diliriknya orang tersebut yang tengah merapikan rambutnya.

"Sudah, kau sudah tampan Gyeom"

Yang dipuji segera merapikan tempat duduknya.

"Aku bercanda, hanya ingin membuatmu segera melajukan mobil karena ini waktunya berangkat" pinta Mona.

"Tentu" Yugyeom tersenyum lalu melajukan mobilnya.

Hening tak ada pembicaraan untuk saat ini, keduanya sedang menjelajah pemikiran masing-masing sampai suara Mona yang memulai. "Gyeom"

"Iya?"

"Kenapa semalam tidak datang? Aku sengaja membuat kuenya untukmu, tapi dia sudah berada di tempat sampah sekarang karena sudah basi"

"Maaf, aku tidak tahu itu. Kukira" Yugyeom segera melirik perempuan di sebelahnya, kasihan juga. "Kukira lain kali aku takkan begitu"

"Bagus, kuharap begitu"

*

Tempat pertama yang Mona cek dengan matanya ketika sampai di tempat kerja adalah pintu ruangan Pak Jackson, terakhir melihatnya dalam kondisi mabuk membuatnya masih kepikiran. Tepukan di pundaknya pun belum ia sadari kecuali ketika orang tersebut menepuknya dua kali.

"Y-ya?" ucap Mona terbata, tangannya yang memegang pulpen refleks membuka tutup pulpennya.

"Tegang sekali, ada apa?" tanya Jennie sambil duduk ujung meja Mona.

"Duduk yang sopan, nona boss" goda Mona.

"Kau juga, kerja yang benar dan jangan memperhatikan terus ruangan kakakku"

"Apa maksudmu?" terlihat raut wajah Mona memerah.

"Aku tahu kau memperhatikannya sedari tadi, ada apa? Naksir kakakku ya?"

Mona segera menepis udara, tertawa pelan. "bergurau saja Jen, tentu tidak, aku hanya.. khawatir, bagaimana keadaan kakakmu? Apa baik-baik saja?"

"Dia baik saja, kau tenang saja ya" Jennie menahan senyumnya ketika mendengar kekhawatiran Mona terhadap kakaknya.

"Nanti kusampaikan kalau kau khawatir, biar dia langsung mengabarimu kalau dia baik-baik saja. Orang itu, tidak tahu terimakasih ya"

"Tidak, jangan" larang Mona, "syukurlah kalau dia baik-baik saja, cukup tahu"

Jennie mengangkat kedua alisnya.

*


tbc

unknown 🍫 got7 jacksonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang