Jackson baru saja menginjakkan kakinya di Tokyo, roda koper ia geret menuju sebuah mobil yang sudah menunggu. Tujuannya sekarang adalah hotel untuk ia beristirahat semalam saja sampai besok. Ia bertemu beberapa pasang mata, sambutan hangat yang ia terima.
"Arigatou" ucap pria itu ketika menerima kunci kamar. Setelah ini Jackson akan segera tidur, dia sangat lelah.
***
Yugyeom mondar-mandir didepan ruangan Mona, dari semalam perempuan itu tidak mau keluar. Tidak mau makan, tidak mengeluarkan suara apapun dan terakhir nomornya tidak bisa dihubungi. Yugyeom maupun Jaebum dibuat khawatir, biasanya diantara keduanya ada yang bisa membuat Mona kembali pada mood baiknya, kali ini seperti tidak ada tanda-tanda Mona akan membuka pintunya.
"Kak? Tolong jangan buat aku khawatir, bukalah pintu" Yugyeom menggerakan knop pintu dan mengetuk permukaan pintu bergantian. Diliriknya Jaebum yang tengah memang wajah cemasnya.
"Mona, dengar tidak? Jangan egois, pikirkan juga bayimu" Jaebum turut serta mengetuk pintu tersebut.
"Apa dobrak saja?" tanya Yugyeom ragu.
Jaebum menautkan kedua alisnya, sebelum ia sempat menjawab sudah terlebih dahulu terdengar suara knop pintu dibuka. Yugyeom mengambil satu langkah mundur.
"Aku baik-baik saja, tak perlu mengkhawatirkan apapun"
Yugyeom melirik Jaebum, tangannya menyentuh punggung Jaebum mengisyaratkan lelaki itu untuk mendekat. "Aku akan memesan makanan, tunggu aku nanti kita makan bersama. Tenangkan dia ya, Bang"
*
"Aku akan mengundurkan diri dari sana" ucap Mona lesu. Kedua pria yang tengah makan bersamanya terlihat kaget, yang satu mengangkat alisnya dan satunya memilih untuk langsung menanyakan alasan keputusan Mona yang tiba-tiba.
"Kenapa? Bukankah seharusnya waktumu semakin dekat untuk mengatakan semuanya?" suara Jaebum terdengar tenang meski ia cukup khawatir dengan keputusan Mona. Ia pikir Mona mengambil keputusan yang kurang tepat.
"Kalian pikir saja, dia tiba-tiba pergi ke Jepang bukan untuk waktu yang singkat. Hal itu ia lakukan tepat setelah mengetahui fakta bahwa bayi ini adalah anaknya. Jadi apalagi yang bisa aku simpulkan selain bahwa Pak Jackson berniat menghindar dariku?" sorot mata Mona menunjukkan kelelahan. Dari tatapannya ia terlihat sudah ingin menyerah.
"Dia sudah mengetahui dengan jelas?" Jaebum memastikan.
"Dia sudah dewasa dan dia seorang yang pintar, tak mungkin dia belum memahami pembicaraan kami kemarin. Jelas dia sudah tahu semuanya"
"Kau benar, dia semakin menunjukkan kebrengsekannya" tangan Yugyeom mengepal.
"Sebentar, meski begitu kau perlu memastikan sekali lagi. Setidaknya hubungi dia sekarang" bagi Jaebum menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dulu lebih baik.
"Dia tidak membalas pesanku, Jaebum"
"Mungkin dia sibuk, kurasa lebih baik kau jangan menyerah. Bukankah jalan semakin terbuka lebar?" Jaebum berusaha meyakinkan lagi dan lagi.
"Semakin lebar apabila dia juga menerima semuanya, jika tidak?"
***
"Hey hey!" para security mendekat ke arah gerbang dimana seseorang tengah membuat kerusuhan seorang diri. Beruntung disini sepi sehingga tak jadi pusat perhatian, hanya para security yang dibuat kaget mendengar suara tendangan tiba-tiba di gerbang yang berdiri kokoh tersebut. "Tenang, anak muda" seorang security kisaran berusia 42 tahun berusaha menenangkan Kim Yugyeom yang tengah memasang wajah penuh amarahnya. "Dimana? Dimana tuan rumah ini hah?!" dari balik gerbang, Yugyeom berusaha menggapai security namun mereka melangkah mundur.
"Tenang dulu, ada apa ini?" salah seorang dari mereka bertanya.
"Tuan rumah ini—bernama Jackson Wang. Ia baru saja kabur!" tegas Yugyeom, "dasar pecundang" rupanya amarah masih meluap.
Mendengar kabar keberangkatan Jackson secara mendadak ke Jepang membuat Yugyeom meradang, ia memiliki pikiran yang sama dengan Mona bahwa lelaki itu mungkin saja melarikan diri. Dua bulan terbilang tidak singkat, cukup membuat Jackson Wang itu menghilang dan mungkin saja tak kembali.
"Apa maksudmu kabur?" kedua security beradu tatap, salah satu dari mereka mengangkat satu alisnya. "Tuan Jackson ada pekerjaan disana, lagipula siapa kau ini?"
Cara dia pergi begitu saja terbilang tak wajar dan menimbulkan kecurigaan bagi Yugyeom. Ia tidak terima alasan pekerjaan menjadi jawaban dari kepergian Jackson.
Brang! Sebuah pukulan pada gerbang kembali Yugyeom lakukan, "lalu kenapa dia tidak menjawab semua pesan dari temanku?!!"
Kedua security dibuat kelabakan menghadapi amukan Yugyeom, beruntung lelaki itu masih menggunakan akal sehatnya untuk tidak memukul orang didepannya meski seandainya ia bisa masuk sekalipun.
"Arhh" Yugyeom mengacak rambutnya frustrasi.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
unknown 🍫 got7 jackson
FanfictionMonalisa tidak pernah membayangkan bahwa dia akan hamil oleh atasannya, Wang Jackson. Yang lebih buruk lagi adalah ia harus tetap menyimpannya sebagai rahasia. #1 jacksonwang [start 25 Desember 2020] #5 jackson [start 5 Desember 2020] #4 jackson [st...