Langkah tegas itu mendekat menghentikan perbincangan, terlebih ketika sosok itu menduduki salah satu kursi di meja yang sama dengan Yugyeom dan Mona.
"Pak Jackson?" sapa Yugyeom.
"Mona dan Yugyeom" Jackson mengabsen keduanya. "Boleh ikut gabung?"
"Tentu saja, Pak" Yugyeom mengangguk mempersilahkan.
*
Yugyeom menatap keduanya bergantian, "ayo dimakan, Kak" usai pramusaji mengantarkan menu yang dipesan keduanya.
"I-iya, sebentar" ucap Mona sebagai respon.
"Omong-omong sedang apa disini, pak? Kebetulan sekali kita bertemu" tanya Yugyeom.
"Aku sedang mencari udara segar"
"Berarti salah tempat, justru polusi menguasai daerah ini" Yugyeom terkekeh.
"Begitu?" Jackson memastikan, "kebetulan aku mampir ke toko untuk membeli titipan adikku, lalu lewat sini dan aku melihat kalian"
"Begitu ya" Yugyeom mengangguk-anggukan kepalanya
Ketika Yugyeom sudah mulai mengunyah makanannya, Mona masih terpaku pada makanannya. Sesuatu tiba-tiba mendorong dia untuk menginginkan donat yang ada di tangan Jackson, entah darimana keinginan anehnya itu, tapi donat dengan topping coklat itu begitu menggodanya.
"Aku ingin donat, Yugyeom" ucap Mona pelan. Yugyeom menautkan kedua alisnya, entah apa yang harus dia katakan ketika melihat Jackson sedang menggenggam makanan itu.
"Kita beli, didepan ada donat shop bagaimana?" tanya Yugyeom.
"Aku ingin donat yang itu" Mona menunjuk tepat di tangan Jackson, yang ditunjuk mengangkat kedua alisnya.
"Maaf Pak, kurasa Mona hanya bercanda"
"Aku serius, Gyeom" Mona merengek, Yugyeom sungguhan dibuat malu.
"Begitu?" Jackson berdehem, "ambillah" Jackson menyodorkan kotak kecil berisi 2 buah donat sisanya, "belum tersentuh, kau bisa memakannya"
Sial. Yugyeom benar-benar malu, anak muda itu menepuk keningnya pelan.
"Terimakasih banyak, Pak" ucap Mona sambi tersenyum, Jackson mengangguk pelan.
***
"You're out of your mind, Kak" ucap Yugyeom sambil menarik tisu dari kotaknya lalu menyodorkan pada Mona, "aku bisa membelikanmu yang baru dari tempat yang sama, tapi mengapa kau malah memilih-"
"Aku sangat ingin sekarang juga dan milik Pak Jackson, Gyeom. Pahami aku"
"Ah~ beginikah mengidam itu? Aku merasa seperti suamimu sekarang ini, caramu merepotkanku" ucap Yugyeom, meski begitu ia sebenarnya tak keberatan kalaupun Mona memintanya mendaki pegunungan Himalaya sekalipun.
Mona hanya tersenyum sekilas, ia terlalu sibuk menikmati donatnya. Tanpa ia sadari sedari tadi Yugyeom sedang memerhatikan wajahnya, terbesit rasa tak tega di lubuk hati lelaki itu.
'Siapa lelaki sialan itu? Akan kuremukkan jantungnya, kuikat ususnya dan kupatahkan lehernya. Aku tidak terima melihatmu seperti ini, sekarang dimana dia berada?'
Tanpa sadar ia meremas tisu ditangannya.
"Kau kenapa Yugyeom?"
"Tidak" Yugyeom menggeleng, "cepat habiskan, kita segera pulang"
***
"Terimakasih, Kak" ucap Jennie menerima paper bag dari kakaknya. Perempuan itu mengecek isinya "aku sudah merepotkanmu" kemudian menepuk pelan lengan kakak laki-lakinya.
"Tidak, sekalian" mengusap rambut adiknya sayang, Jackson melepas dasinya kemudian membaringkan diri di sofa, wajahnya tampak sedikit kusam karena debu.
"Cepat bersihkan dirimu, mandi, wajahmu tak enak dilihat" cibir adiknya.
"Kau benar-benar tidak tahu terimakasih" Jackson melempar tatapan pura-pura kesalnya. Sedangkan adiknya hanya tertawa pelan.
"Aku bertemu Mona dan Yugyeom" sambil membuka kancing kemejanya.
"Benarkah? Cukup lama tidak makan bersama mereka" ucap Jennie. "Sedang apa mereka?"
"Makan"
"Enaknya kebetulan sekali, aku akan menghubungi mereka dan mengajak mereka makan bersama besok sore" Jennie meletakkan paper bagnya didekat kakinya.
"Ada yang aneh dengan temanmu itu" Jackson memicingkan matanya, "maksudku, Monalisa"
"Aneh? Maksudmu?"
"Perilakunya, ini ke berapa kali dia melakukannya. Dia itu pemalu, bukan? Dia jarang bicara dan terlihat sangat serius ketika bekerja, tapi saat dia meminta donat yang sedang kumakan tadi itu sedikit membuatku heran"
"Hah?" Jennie menurunkan rahangnya.
"Iya, lalu waktu itu kau ingat? Aku jadi curiga dibalik sikap polosnya.." sudah berburuk sangka saja Jackson, siapa yang tidak? Dengan sikap aneh Mona dibalik tampang lugu dan pemalunya. Jackson dibuat heran karena saat berbicara saja perempuan itu lebih banyak menundukkan kepala, bagaimana bisa perempuan itu meminta hal-hal aneh terlebih pada dirinya, dimana seisi kantor menghormatinya dan segan padanya.
"Mungkin bawaan bayi" setelah dipikir dan dihubungkan, rasanya Jennie berkesimpulan bahwa itu keinginan bayinya Mona atau biasa disebut mengidam. "Orang ngidam kan aneh-aneh"
"Mengidam? Siapa yang mengidam?"
Jennie melipat bibirnya kedalam, bukannya Mona pernah berpesan untuk menjaga rahasia ini? Ah mulutnya.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
unknown 🍫 got7 jackson
FanfictionMonalisa tidak pernah membayangkan bahwa dia akan hamil oleh atasannya, Wang Jackson. Yang lebih buruk lagi adalah ia harus tetap menyimpannya sebagai rahasia. #1 jacksonwang [start 25 Desember 2020] #5 jackson [start 5 Desember 2020] #4 jackson [st...