20 hurt for them

565 50 0
                                    


Jaebum mengamati perempuan didepannya, sedari tadi hening tak ada percakapan diantara keduanya. Hanya duduk berhadap-hadapan menikmati makanan masing-masing dan beberapa suara dari notifikasi ponsel keduanya yang bersahutan. Kecuali musik klasik yang dimainkan oleh seorang performer di stage sana. Makan malam yang romantis, seharusnya keadaanpun tidak secanggung ini.

"Jennifer" ucap Jaebum pelan.

"Iya?" senyum mengembang di wajah perempuan itu, tak ada kesal apalagi marah. Tapi keheningan sedari tadi betul-betul menegur Jaebum. Ini bukan Jennifer yang biasanya, perempuan yang terbilang agresif dan ceria itu kini tampil berbeda.

"Sudahkah aku bilang padamu bahwa-"

"Kita sedang berdua, aku hanya ingin menikmati semuanya. Kuharap kita hanya membicarakan hal-hal yang menyangkut malam ini, tentang kau dan aku"

"Aku mencintaimu, Jen"

Jennifer tersentak, garpu yang sedang menusuk kue kentang itu terhenti.

"Kau tahu perasaanku, kan? Jaebum" gadis itu berdehem "bahwa aku lebih mencintaimu"

Jaebum menggenggam tangan perempuan itu lembut, mengecup punggung tangannya sambil memejamkan mata. "Aku berjanji, semua baik-baik saja dan kau dan aku bisa bersama"

"Omong kosong kan, Jaebum?" ucap Jennifer, matanya berair yang setahu Jaebum itu hanya akan terjatuh disaat keadaan benar-benar tidak baik. Jennie tak mudah menangis.

"Maafkan aku"

"Aku maafkan, bahkan sebelum kau meminta maaf"

Jaebum menarik Jennifer kepelukannya, mengusap rambutnya lembut kemudian mencium puncak kepalanya.

*

"Sudah minum vitamin?"

"Sudah"

"Sudah makan?"

"Sudah juga, Dokter Yugyeom" ucap Mona sambil tertawa kecil.

"Waah" suara di seberang sana terdengar tertawa juga meski samar. "Aku bukan dokter"

"Tapi kau sudah seperti Dokter, mengingat semua yang harus aku konsumsi bahkan aku sendiri lupa"

"Karena itulah aku mengingatkanmu"

"Gyeom" suara Mona merendah, berdehem sambil memainkan kabel telfon, memilinnya sambil sesekali melirik keluar jendela. "Sudah malam, tidurlah"

Yugyeom tersenyum, matanya kontan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 9. "Hey malam apanya, masih siang"

"Sudahlah cepat tidur, jangan tidur terlalu malam nanti kau sakit"

'perhatian sekali kau ini, aku benci itu'

"Tetap seperti ini, jangan pernah berubah. Aku ingin selalu dekat denganmu, sampai kapanpun"

"Yugyeom kau ini bicara apa, ayo tidur"

Yugyeom serius, jarak pembatas antara dirinya dengan Mona semakin terasa saja. Jika dahulu hanya usia yang membatasi mereka, kini ada hal lain yang lelaki itu pikir semakin menjauhkannya bersama Mona.


tbc

unknown 🍫 got7 jacksonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang