20. simulasi

3.5K 564 159
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya kalau emang suka sama ff ini xixixi. Happy reading ~








Berasa mau unas ya, pake acara simulasi segala. Bedanya ini simulasi pacaran, tapi ya sama-sama bikin deg-degan sih.

Sepanjang perjalanan menuju taman kompleknya, Rose hanya diam dengan pikirannya sendiri. Berbeda dengan Younghoon yang tiap menit mengomentari sesuatu yang dia lintasi.

Rose cuma balas iya, nggak, oh.

Dan disinilah Rose membuat simpulan baru dan membuang first impressionnya mengenai cowok itu. Es batu? Aduh nggak lagi, ternyata banyak omong dan punya jokes yang jatuhnya kayak bapak-bapak.

Garing, tapi selalu diakhiri sama tawanya sendiri. Gimana mau nggak gemes? Rose yang nggak mau ketawa jadi ikut ketawa.

"Kok berhenti?" Ini suara Younghoon.

Iya, Rose tiba-tiba berhenti dan menarik tangannya dari dalam saku hoodie Younghoon tanpa bersuara.

Younghoon yang bingung pun kembali menarik tangan Rose, "Kan peraturannya nggak boleh lepas."

Rose mendesah berat dan berusaha tersenyum. Ralat, tepatnya dia sedang berusaha menetralkan detak jantungnya karena Younghoon lagi-lagi menggenggam tangannya dan menautkan jari jemarinya.

"Di depan udah sampai, Younghoon."

"Terus kenapa? Kan tinggal jalan beberapa langkah."

Rose tak membalasnya, dia malah berusaha menarik kembali tangannya.

Tentunya membuat Younghoon bingung dan semakin mempererat genggamannya pada tangan Rose.

"Peraturan ya peraturan, okay?" Younghoon tersenyum jahil menyerukannya.

Rose sedikit berjinjit sekarang, dan Younghoon yang paham langsung menunduk mensejajarkan dirinya.

Bukan apa-apa, hanya saja ada sesuatu yang harus Rose sampaikan pada cowok itu dan dia rasa hal itu perlu disampaikan melalui bisikan.



"Oh, ya biarin." Pekik Younghoon, agak keras dan membuat Rose reflek memukul pundaknya kesal.

"Kamu..."

Mohon maaf untuk sekarang ini Rose harus mengumpat keras di dalam hatinya.

Cowok itu bener-bener ngeselin, dia menatap Rose tak lupa terus-terusan tersenyum jahil dengan alis terangkat sebelah.

"Yauda sih tinggal jalan aja, tangannya begini okay?"

Rose membolakan matanya, bukannya mengiyakan apa yang telah dia sampaikan tadi—Younghoon malah mengeluarkan tangan Rose dari saku hoodienya dan menggandengnya.

"Begini biar nggak panas kan." Ujar cowok ngga jelas itu.

Serius, Younghoon nggak denger apa yang udah Rose bisikin nih. Atauga ya emang bocahnya udah ngeselin dari brojol.

"Kamu sebenernya denger apa yang saya bisikin nggak sih?" Tanya Rose dengan masih berusaha melepas tangannya dari genggaman Younghoon.

Younghoon tak langsung membalasnya, dia melirik ke kanan-kiri beberapa saat kemudian menunduk dan berbisik tepat di telinga Rose. "Ya biarin papa lo lihat."

Rose tersentak kaget, mau protes tapi cowok itu udah lebih dulu menariknya paksa agar kembali berjalan.

Dan apa-apaan.

"Younghoon, kok malah ke sini sih?!"

"Gue nggak tau ini cuma akal-akalan lo biar bisa lepas atau emang beneran, jadi kita mampir ke indoapril dulu."

A MONTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang