16. dia pulang ke sby

2.4K 501 128
                                    






Rose membuang atensinya dari ponsel pintar yang ada di gengamannya untuk melihat siapa yang barusaja membuka pintu kamarnya.

"Ketuk pintunya dong je."

Dia menghela nafas untung posisinya lagi rebahan, coba kalau posisi sedang ganti baju ....

Bisa hm.

Dan Hyunjae, cowok berciri-ciri maling itu hanya cengengesan kemudian langsung meloncat ke atas ranjang untuk duduk di sebelah Rose-ralat, untuk bisa melihat layar ponsel Rose.

Rose yang mengerti gerak-gerik Hyunjae si tetangga have no akhlak itu hanya berdecak malas. "Kamu ngapain tiba-tiba kesini?"

"-Itu snacknya Junghwan kok kamu makan sih?!" Sambungnya hampir menjerit.

Oh guys, Rose malam ini sudah cukup emosi dan dia tak ingin lebih emosi lagi hanya karena satu tetangganya itu hidup dalam kegabutan yang alami.

Rasanya ingin memutar kepala Hyunjae sampai 360°. Bagaimana tidak, bukannya mengiyakan omongan Rose, Hyunjae malah mengangkat kedua bahunya acuh-tanda super duper bodo amat.

Apa Hyunjae gatau kalau sebenarnya ibu kita Roseanne sedang dibakar kekesalan tiada tara.

"Je..."

Rose memanggil, tapi dengan biadabnya Hyunjae malah tak menjawab. Kemudian cowok itu memilih melirik sebentar arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Udah mau jam setengah 8."

Rose mendesah berat dan menahan diri untuk tidak menarik rambut Hyunjae sampai botak.

Ini masalah besar, Hyunjae malah menyinggung soal jam.

"Serius lo mau keluar sekarang? Lonte lo?"


"AA- LEPAS, SAKIT ANJ-"

Wajar Rose marah dan langsung narik rambut Hyunjae tanpa ampun. Siapa sih yang nggak marah ketika dapat omongan nggak disaring dulu, contohnya kayak mulut ampas Hyunjae barusan.

Coba kalau Rose nggak bisa nahan diri, mungkin mulutnya jadi ampas juga karena terang-terangan misuh ke cowok itu.

"Sakit Ros, lepas!"

Rose ketika marah bukan tipe yang membuang energinya dengan berkata-kata kotor seperti kita pada umumnya. Mustahil bukan, tapi benar adanya. Si ibu kalau marah memang beda, memilih langsung turun tangan dan tak memberi belas kasihan.

--mampus kau hyunjae si mulut ampas.

"ROS LEPASIN, GUE BISA BOTAK!"

Rose masih diam, tidak dengan tangannya yang semakin kuat menarik rambut Hyunjae. Nggak peduli juga kalau kaki Hyunjae mulai nendang-nendang nggak jelas.

Dikatain lonte njing, ya kesel lah. Bukannya alay atau lebay, tapi sebelumnya Rose sudah emosi karena hal lain lalu barusan perkataan Hyunjae malah membuatnya semakin sulit menahan diri.

"Lepasin, tapi beneran lo mau keluar sama Jungkook jam segini?!"

Kali ini Rose langsung melepasnya, dia menunduk sebentar memperhatikan dirinya yang ternyata masih memakai pakaian rapi which is tidak seperti daster, kemudian dia kembali mendongak dan menatap Hyunjae dengan tatapan 'terus saya harus ngapain?'

Aneh, tadi emosi sekarang tatapannya langsung berubah seperti anak anjing yang meminta belas kasihan. Begitu pikir Hyunjae yang sekarang sibuk merapikan rambut gantengnya yang baru saja jadi korban kekerasan si ibu.

"Je, saya harus ngapa-"

Belum sempat selesai melontarkan omongannya, Rose lebih dulu dibuat terkejut dengan tangan Hyunjae yang tiba-tiba membersihkan bibirnya dengan tisu.

A MONTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang