10. the real 'apel'

3.6K 693 236
                                    


Kalian malam minggu ngapain? Rebahan sepuasnya di atas kasur atau pergi kencan dengan pacar? Atau memilih menyicil tugas atau sekedar membaca buku? Huft, untuk dua pertanyaan terakhir sepertinya kurang valid untuk beberapa orang.

Ya, begitu.

Tapi tidak untuk si Ibuk a.k.a Roseanne Park. Apa perempuan itu kencan? Jangan mengharapkan itu, yang jelas sekarang perempuan itu sedang bersantai di atas karpet dengan beberapa lembar tugas di sekitar kakinya.

Ngapain? Ya nyicil tugas.

Ingat sekali lagi, anak biologi itu tugasnya bejibun nggak cuma satu atau dua saja.

"Rose..."

Merasa namanya terpanggil, Rose buru-buru menoleh ke pintu kamarnya dan mengangkat alisnya sebelah menatap mamanya yang entah kenapa menampilkan ekspresi yang sulit diartikan.

"Apa ma?" Sahutnya, karena yang dia lihat mamanya itu hanya senyam-senyum memandanginya dari pintu.

Rose semakin mengerutkan keningnya bingung.

Bukannya langsung menjawab, mamanya itu malah melangkah masuk ke dalam kamarnya dan tanpa disuruh mulai memunguti lembar demi lembaran kertas yang berantakan di atas karpet.

Rose terkejut, dan tentunya tak paham dengan sikap mamanya yang tiba-tiba tak jelas itu.

"Kok diberesin ma? Rose bisa sendiri nanti, lagian Rose juga belum selesai ini." Tanyanya berusaha menahan pergelangan tangan mamanya itu.

"Masa kamar perawan kayak kapal pecah, nggak malu dilihat cowok apa?"


Rose mengunci mulutnya agar tak kelepasan membantah omongan mamanya itu yang seratus persen bikin kedua matanya membola sempurna.

Agak aneh. Tumben aja mamanya itu berkomentar soal keadaan kamarnya, ya karena sebenarnya kamarnya itu selalu rapi.

Kalau untuk sekarang memang terlihat berantakan sih, tak salah dengan apa yang dibilang mamanya juga, kapal pecah. Tapi percayalah, setelah selesai berkutat dengan tugasnya Rose akan langsung membereskan semuanya.

Karena sejujurnya Rose termasuk dalam tipikal orang yang suka kebersihan.

Rose nggak habis pikir sama mamanya yang biasanya bodo amat sama kondisi kamarnya malah sekarang tiba-tiba ikut membereskannya.

Dan lagi, "Hubungannya sama dilihatin cowok apa?"

Rose terus terang melontarkan pertanyaan itu. Selain dikejutkan dengan mamanya yang tiba-tiba membereskan kertas-kertasnya, dia juga dibuat bingung dengan omongan mamanya sebelumnya.

What? Malu diliatin cowok?

Nggak biasanya mamanya itu bahas-bahas soal cowok walaupun cuma nyebut di omongannya doang.

"Junghwan yang bolak-balik kamar Rose aja nggak komen, Rose nggak malu tuh."

"Itu mah sama adekmu sendiri."

Rose cekikikan sendiri mendengar suara mamanya barusan. Dia berakhir menurut dan ikut membereskan kertas-kertasnya.


"Ngerjain tugasnya udahan dulu, ada yang nyariin kamu di luar."

Tentunya Rose terkejut mendengar apa yang keluar dari mulut mamanya barusan. What? Siapakah gerangan pukul 7 malam begini bertamu ke rumahnya? —tepatnya sedang mencarinya.

"Kamu mau jalan ya? Kok nggak bilang sama mama kalau mau jalan."

Rose melotot, WHAT

Jalan? Lelucon macam apa itu. Dia tau kalau dia jomblo akut, dia juga nggak lupa kalau sekarang sabtu malam minggu, ya waktunya para pasangan jalan alias ngedate. Tapi bisa nggak sih mamanya itu nggak usah ngeledekin dia kayak gitu?

A MONTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang