Extra Part (3)

1.4K 216 5
                                    

Nathan tidak bisa berhenti tersenyum. Ia menatap plafon kamarnya dengan napas tertahan. Wajah suntuk Ran terlukis di langit-langit ruangan.

Sebelum dirinya masuk ke dalam portal, Fey berpesan untuk menganggap dunia Ran adalah dunia Novel. Ran adalah tokoh utama di novel berjudul I Am In Love Story tersebut. Dan misinya adalah membuat gadis itu jatuh cinta sepenuhnya padanya.

Nathan memiringkan posisi tubuhnya. Ia tersenyum miring. Itu mudah.

Malam itu, lelaki itu bersumpah akan membuat Ran langsung jatuh cinta dalam satu hari padanya.

***

"Hi, Sayang. Udah bangun?"

Alis Ran berkerut. Ia baru saja mendapatkan panggilan dari nomor asing saat dirinya kembali dari kamar mandi.

"Nathan!"

Telinga Ran bisa mendengar suara cekikikan pemuda itu dari seberang telepon. "Lo ngapain pagi-pagi nelpon gue. Dapat nomer gue juga dari mana?"

"Kok pake lo-gue sih? Pake sayang dong," goda Nathan.

Ran memutar malas kedua bola matanya. Entah kenapa dia menyesal mengatakan menyukai pemuda itu sebanyak dua puluh lima persen padanya.

"Ngapain kamu telpon pagi-pagi?" Gadis itu melunak. Malas memperpanjang pembicaraan.

"Aku mau jemput kamu. Sepuluh menit lagi aku nyampe."

Pipi Ran berkedut ngeri. Menatap gawainya yang kembali bisu. Nathan baru saja menutup telepon.

"Ini beneran Nathan?"

Sepuluh menit kemudian, Nathan sudah mengetuk pintu rumah Ran. Bukannya disambut oleh pujaan hatinya, pemuda itu malah dipertemukan dengan sosok perempuan berambut pendek dengan kacamata tebal di pintu.

"Cari siapa?" tanya perempuan itu penuh selidik. Menatap Nathan dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Nathan menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Sheerannya ada, Kak?"

"Ran?"

Nathan mengangguk.

Perempuan itu segera berteriak memanggil adiknya. Yang dibalas seruan kesal dari si pemilik nama.

"Kenapa sih, Kak?"

"Tuh, ada cogan nyariin lo." Perempuan itu kembali masuk ke dalam rumah. Tak peduli pada apapun yang terjadi pagi itu.

Ran mendengkus. "Dia kakak gue, Sheerin."

Nathan tersenyum. Ia mengusap puncak kepala gadis itu gemas. "Kamu pagi-pagi udah kusut aja mukanya."

Ran memutar matanya malas. Ia balas menaruh telapak tangannya ke dahi Nathan. "Lo sakit?"

Nathan tertawa. "Nggak kok, Beb."

Gadis itu segera menampar pipi Nathan pelan. "Sadar!"

Nathan kembali tertawa. Ia tak merasa tersinggung. Segera menarik tangan Ran menuju pagar. Gadis itu menyadari Nathan datang menggunakan seragam sekolah. Pasti alurnya tak jauh beda dengan dirinya saat pertama kali datang ke dunia novel Four.

"FOUR juga ngasih kamu fasilitas mobil?" tanya Ran berusaha mengiringi langkah pemuda itu.

Nathan menggeleng. "Adanya sepeda. Tuh." Ia menunjuk sebuah sepeda bercat biru dengan boncengan terparkir rapi di dekat pagar.

Mata Ran mengerjap. "Serius?"

"Dua rius."

Ran menelan ludah. Ia tak bisa membayangkan datang ke sekolah dengan membonceng sepeda bersama Nathan.

***

Bersambung

(Saya mau genepin 30 bab:v)

I Am In Love Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang