RAN BANGUN tepat saat matahari pagi menerobos jendela kamarnya. Gadis itu menyipit. Perlahan, matanya terbuka.
Perutnya berbunyi. Membuat si empunya perut bangkit duduk. Ran menguap sebentar, kemudian menatap sekeliling kamar. Matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali.
"Laper," gumamnya.
Ran beranjak menuju kulkas. Mencari-cari makanan yang mungkin bisa ia makan.
Beruntunglah, Ran. Kulkas itu selalu penuh. Tidak pernah tahu siapa yang mengisinya, Ran hanya mengangkat bahu santai.
"Namanya juga novel, tinggal nulis, ada lah makanan yang bisa dimakan," gumam gadis itu lagi. Tak mau memedulikan dari mana asal semua isi kulkasnya.
Ran memilih mengambil sandwich untuk sarapan.
Menuang susu kedalam gelas dengan muka setengah mengantuk.
Ran menguap lagi. Teringat mimpi yang baru saja dialaminya semalam. Ia menggeleng-geleng heran.
"Demi apa gue mimpi kayak gitu?" Ran bergidik ngeri. Segera mengunyah sandwich di tangannya.
Setelah menghabiskan sarapannya, Ran menuju kamar mandi. Gadis itu terlihat sangat santai walau tahu ia akan terlambat ke sekolah.
"Gue pengen bolos," desah gadis itu setelah menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi.
Ia meraih ponsel miliknya. Seperi biasa, menandai tanggalan sekaligus menulis review-nya soal apa yang ia dapatkan di dunia novel kemarin.
Jari Ran mendadak kaku saat matanya melihat kalender di ponselnya.
"S-sembilan hari lagi?!" Ran menutup mulut tak percaya. "Jadi kemarin itu bukan mimpi?!"
Ran melempar ponselnya ke atas kasur. Tangannya bergetar.
_●°●°●_
Cahaya terik matahari membuat silau pandangan. Ran berjalan malas menuju salah salah satu kafe yang berdiri di sepanjang trotoar.
Ia masuk ke dalamnya sambil mencari-cari sosok orang yang ingin ditemuinya.
"Ran!" panggil seorang perempuan berambut pendek sedikit ikal pada Ran yang baru saja memasuki kafe.
Gadis itu menoleh. Memasang wajah datar. Lantas berjalan malas menuju tempat orang yang baru saja memanggilnya.
"Hai, Ran," sapa gadis berwajah manis itu pada Ran. Tidak seperti biasanya, kali ini ia sama sekali tidak memakai make up. Membuat Ran ragu apakah gadis yang baru saja ditemui nya ini adalah Grace.
"Dari mana lo tahu nama gue?" selidik Ran setelah mendudukkan dirinya.
Grace tersenyum manis. "Rahasia."
"Lo sakit?" selidik Ran lagi.
Grace menggeleng. "Gue sehat."
Ran mengembuskan napas lelah. Ia kemari karena Grace mengiriminya pesan untuk menemui gadis itu di kafe. Entah darimana Grace mendapatkan nomornya. Dan sekarang ia dikejutkan dengan kelakuan aneh gadis itu.
"Ngapain lo manggil gue ke sini?" tanya Ran langsung pada intinya.
"Gue, berubah. Gue minta maaf soal beberapa minggu lalu di prakiraan mall," ucap Grace penuh penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am In Love Story | ✔
Ficção AdolescenteMasuk ke dalam novel? Bisakah? *** Ran. Seorang gadis kutu buku yang kesal dengan akhir cerita novel yang baru dibacanya, berkesempatan mengubah akhir cerita itu dengan caranya sendiri. Ia tersedot masuk kedalam novel! Tapi, waktu Ran hanya 30 hari...