Bab 7: Perpustakaan

1.6K 296 62
                                    

"RACHEL, tunggu!" pekik Ran sambil berlari ke arah gadis berambut panjang bergelombang yang berdiri tak jauh darinya.

Sang pemilik nama berbalik. Mendapati Ran membungkuk, mengatur napasnya.

"A-da yhang mau gu-e o-mongin." Ran menegakkan badan. Masih mengatur napasnya.

"Ya? Bilang aja." Rachel menyeka anak rambut di dahi.

"Kemarin, gue nggak sengaja dapet info dari kenalan gue. Katanya, ada event di salah satu mall yang lagi bahas soal kebersihan dan zero waste. Nanti juga bakal ada diskon besar-besaran untuk alat-alat kebersihan. Limited edition!" jelas Ran berapi-api.

Rachel menyimak dengan antusias. Gadis yang terkenal cuek itu kini menatap Ran penuh rasa ingin tahu.

"Dan rencananya, gue mau ngajak lo. Kayaknya bakal genap kalo anggota klub Kebersihan diajak sekalian. Biar mereka paham arti kebersihan," lanjut Ran dengan cengiran khasnya.

Rachel mengangguk. "Kapan?"

"Seminggu lagi."

Rachel terlihat berfikir sebentar. Kemudian berkata, "Ran, seminggu ini gue harus keluar kota buat ngurus beberapa hal. Tolong lo kasih tahu Arga sama Nathan buat ikut event itu. Nanti gue nyusul." Rachel melirik jam tangannya. "Uh, Sorry. Kayaknya gue harus berangkat sekarang. Gue andalin lo," lanjutnya seraya menepuk bahu Ran.

"Ha? Kok tiba-tiba?" Ran mendadak protes, tapi Rachel sudah menghilang di antara kerumunan murid-murid yang bergegas pulang.

Gadis itu berdiri mematung. Pikirannya teralihkan oleh fakta baru soal Rachel. Menurutnya, Rachel agak aneh akhir - akhir ini, terutama sejak Ran masuk kedalam novel.

Tunggu, kenapa nggak ngasih tahu lewat HP aja? Kan kalo Rachel yang nyuruh, Nathan sama Arga langsung setuju, pikir gadis itu. Ia cepat-cepat membuka smartphone miliknya. Tak lain adalah smartphone yang baru didapatnya di meja belajar saat dirinya pertama kali muncul di apartemen.

Tapi tangannya terhenti. Teringat kesempatannya melakukan rencana B dan C.

"Kesempatan gue kali ya? Deketin Nathan?" gumam Ran, untuk sepersekian detik berikutnya bergidik ngeri. "Iih... Nggak, gue jadi jijay sendiri." Ran memegang tengkuknya yang tiba-tiba merinding.

_•°•°•_

Bel tanda pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu.

Ran berdiri sambil berkacak pinggang di depan dua anggota klub Kebersihan. Memasang senyum miring nya.

"Jadi ... Rachel mana?" tanya Arga tidak sabar. Tatapan matanya penuh selidik.

Gadis yang tengah berdiri itu tersenyum lebar. "Gue juga nggak tahu. Dia nggak bisa di hubungi. Tapi satu yang gue tau,"-Ran berdehem-"Rachel keluar kota selama seminggu. Dan klub diserahkan ke gue."

Nathan dan Arga saling tatap. Tanpa aba-aba segera mengecek smartphone masing-masing.

Ran memutar mata malas. Kecewa karena dua orang di depannya seperti tidak mempercayainya.

"Ayolah, lo berdua nggak percaya sama gue?" tukas Ran tidak terima. Ia beranjak duduk di samping Arga.

"Bukannya gitu, Ran. Tapi gue cuma mau mastiin Rachel hubungi gue enggak hari ini." Arga menggaruk rambut hitamnya yang tidak gatal.

I Am In Love Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang